Wawancara Eksklusif

Upaya Bupati Ipuk Festiandani Wujudkan Banyuwangi Rebound dengan Bunga Desa

Berbagai progam telah dirancang Ipuk Fiestiandani untuk menjaga agar Banyuwangi bisa berkesinambungan.

Penulis: Haorrahman | Editor: isy
m syaiful/suryamalang.com
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Surya Tri Mulyono saat di kantor Harian Surya di Rungkut Surabaya. 

SURYAMALANG.COM | BANYUWANGI - Selama dua periode kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas, Banyuwangi menjelma daerah paling inovatif.

Bahkan Anas bisa dibilang sebagai guru inovasi bagi daerah-daerah lainnya.

Menjadi pengganti salah satu kepala daerah terbaik seperti Anas, tentu tidak mudah bagi Ipuk Fiestiandani untuk melanjutkannya.

Berbagai progam telah dirancang Ipuk untuk menjaga agar Banyuwangi bisa berkesinambungan.

Harian Surya dan Tribun Jatim Network berkesempatan ngobrol langsung dengan Ipuk Fiestiandani.

Berikut petikan wawancaran eksklusif Wakil Pemimpin Redaksi Harian Surya Tri Mulyono bersama Bupati Ipuk Fiestiandani:

Sebelumnya kami sampaikan selamat kepada Bu Ipuk. Begitu dilantik menjadi bupati, Ibu langsung tancap gas, blusukan, bahkan menginap di desa-desa dalam program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa). Apa yang ibu telah peroleh dari terobosan (breakthrough) tersebut?

Kami inisiasi program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) ini dalam rangka kami ingin dekat pada rakyat.

Kami ingin membeli permasalahan yang ada di rakyat. Untuk menuntaskan permasalahan itu kami bagi tiga, yaitu jangka pendek, menengah, dan panjang.

Jangka pendek contohnya permasalahan pendidikan, misalnya anak putus sekolah.

Kita cari solusinya yang menyebabkan anak putus sekolah, misalnya masalah uang saku, tidak punya seragam, tidak bisa beli sepatu, dan lainnya bisa langsung kami atasi dan cari solusinya.

Contoh lainnya penanganan aplikasi kependudukan, kami jemput bola, seperti pengurusan KTP, Kartu Keluarga, dan lainnya.

Ternyata masyarakat antusias, yang selama ini malas mengurus administrasi dengan saya datang langsung mereka antusias untuk mengurus.

Jangka menengah adalah permasalahan yang sedikit rumit tapi bisa segera diselesaikan, misalnya banyak keluhan seperti sertifikasi tanah.

Sementara jangka panjang, masalah yang tidak bisa langsung dikerjakan karena terkait perencanaan penganggaran pemerintah daerah, seperti pembangunan jembatan, perbaikan jalan, dan lainnya.

Selama masa pandemi ini masyarakat butuh suport, karena itu kami Ngantor di Desa untuk dekat dengan masyarakat dan memberikan dukungan pada mereka.

Selama program Bunga Desa apa pernah mengalami pengalaman yang unik?

Ada kejadian unik seperti saat pelayanan kesehatan ternak di desa. Saat itu sapinya saya elus-elus, saya kasih makan, saya ajak ngobrol, ternyata saat saya hendak pergi, sapinya bersuara seperti mengucapkan terima kasih.

Selain itu ketika saya ke sekolah bertemu anak-anak.

Mereka menyampaikan harapannya terhadap kami, harapan pada pemerintahan, dan mereka menuliskan harapan dan dukungan pada kami, membuat saya terharu dan menjadi penambah semangat bagi kami.

Bisa disampaikan kepada kami terobosan dan program penting lain yang akan Ibu prioritaskan selama menjabat Bupati Banyuwangi?

Kami punya program Banyuwangi Reborn dengan beberapa sub tema. Pertama fokus pada masalah kesehatan terutama pandemi covid-19, seperti aktivitas kesehatan di sekolah dengan peningkatan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang kami kolaborasikan dengan Puskesmas dan Puskesdes.

Kami tingkatkan pengawasan kesehatan pada ibu dan anak, peningkatan kesehatan masyarakat melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan lainnya.

Di bidang ekonomi kami fokus pemulihan ekonomi terdampak covid-19 dengan usaha rakyat naik kelas, seperti program warung naik kelas (Wenak) berupa bantuan pembenahan warung-warung kecil, dan UMKM Naik Kelas.

Kami juga punya program ekonomi berbasis pertanian dan perikanan.

Dukungan pada anak muda dengan membuka usaha baru bagi pengusaha muda.

Sertifikasi keahlian anak-anak muda misalnya sertifikasi keahlian bidang kuliner, tata rias, perbengkan, dan lainnya agar mereka mudah diterima di lapangan kerja.

Kami juga mendorong agar anak muda mau masuk ke dunia pertanian, dengan menggelar Startup Pertanian, serta program-program unggulan lainnya.

Salah satu fokus pembangunan Banyuwangi adalah pariwisata. Saat pandemi ini, dunia pariwisata mendapat pukulan luar biasa. Bagaimana kiat ibu untuk kembali membangkitkan pariwisata di Banyuwangi?

Berbicara pariwisata yang terpenting adalah menyukseskan program vaksinasi dan tetap menjaga protokol kesehatan adalah kunci.

Banyuwangi bisa disebut salah satu kabupaten pertama yang menerapkan new normal pariwisata dengan memberikan sertifikasi kesehatan pada destinasi wisata dibandingkan kota atau kabupaten lain, bahkan Presiden Jokowi datang langsung ke Banyuwangi.

Alhamdulillah saat ini trennya mulai baik.

Okupansi hotel mulai membaik, kuliner-kuliner juga mulai membaik, dan lainnya.

Suami Ibu, bupati sebelumnya, Bapak Azwar Anas, oleh para kepala daerah dijuluki guru inovasi, ini akan menjadi beban atau justru menjadi tantangan?

Bagi saya bukan beban ini tantangan. Kami sadar harapan masyarakat Banyuwangi kepada kami sangat tinggi.

Justru keuntungan saya karena memiliki mentor yang sudah berpengalaman, sehingga program-program Banyuwangi bisa berkesinambungan.

Dalam pengelolaan keuangan, Pemkab Banyuwangi selama 10 tahun kepemimpinan Mas Anas nyaris tak terdengar adanya penyimpangan. Apa yang akan Ibu lakukan untuk mempertahankannya sehingga korupsi bisa dicegah?

Berbicara keuangan tentu yang terpenting adalah komitmen. Yang kedua adalah memperbaiki dan memperbaharui sistem harus agar tidak celah untuk korupsi.

Di Banyuwangi transaksi keuangan dilakukan dengan cashles.

Banyuwangi juga menerapkan penggunaan sistem akuntansi berbasis akrual.

Sistem berbasis akrual adalah pelaporan keuangan pada saat transaksi terjadi meskipun belum ada kas yang diterima atau dikeluarkan.

Selain itu kami juga menerapkan prinsip seluruh transaksi keuangan ada di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ( BPKAD).

Merekalah yang menjadi polisinya keuangan kami.

Terakhir, silakan Ibu Ipuk memberikan closing statement terkait upaya memerangi Covid-19 dan menanggulangi dampaknya untuk para Tribunners dan pembaca Harian Surya.

Tribunnwers saat ini Covid-19 masih berada di sekitar kita. Mari kita jaga diri, keluarga, dan orang di sekitar kita.

Jangan takut menegur apabila bertemu dengan orang yang tidak melakukan protokol kesehatan agar kita semua bisa terhindar dari Covid-19, dan kondisi bisa pulih kembali.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved