Hotel Niagara Malang
GM Hotel Niagara Malang yang Asli, Ongko Budiarto, Angkat Bicara soal Viralnya Video TikTok
Hotel Niagara Malang yang terletak di Lawang, Kabupaten Malang, menjadi buah pembicaraan para netizen di TikTok belakangan ini
Penulis: Benni Indo | Editor: isy
Berita Malang Hari Ini
Reporter: Benni Indo
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | MALANG - Hotel Niagara Malang yang terletak di Lawang, Kabupaten Malang, menjadi buah pembicaraan para netizen di sosial media belakangan ini.
Keramaian itu terjadi setelah ada akun TikTok yang membagikan cerita mistis saat berkunjung ke Hotel Niagara Malang.
Baca juga: Sejarah Hotel Niagara Malang, Jadi Gedung Tertinggi di Asia dan Arsitektur Pakai Unsur Suku Aztec
General Manager (GM) Hotel Niagara Malang, Ongko Budiarto, angkat bicara mengenai hotel yang ia kelola itu.
Dalam wawancara eksklusif bersama News Director Tribun Network sekaligus Pimred Harian Surya, Febby Mahendra Putra, Ongko membantah cerita mistis yang viral di sosial media tersebut.
Ia menyebut cerita mistis itu hanya dibuat-buat dan menduga untuk kepentingan menaikan jumlah penonton semata.
Menurutnya, cerita sebenarnya tidak seseram apa yang tersebar di media sosial saat ini.
Berdasarkan keterangan karyawan yang bertugas malam itu, Ongko menceritakan bahwa tamu yang membuat video bercerita mistis di Tiktok itu datang sekitar pukul 19.00 ke Hotel Niagara. Mereka datang menggunakan mobil yang diparkir di depan pintu masuk hotel.
“Tamu yang datang tersebut ceritanya datang pakai mobil. Diparkir di depan pintu masuk hotel, seharusnya di halaman samping. Pada saat itu, satpam mendatangi lalu dijawab oleh tamu katanya hanya sebentar. Lalu mereka melanjutkan check in pukul 19.45 wib,” terang Ongko, Senin (29/3/2021).
Pada tanggal 23 Maret 2021, memang ada delapan kamar yang terisi.
Kamar di lantai satu dan dua sudah ada yang mengisi.
Setelah check in, kedua tamu tersebut masuk ke kamar 303 yang berada di lantai tiga.
Hingga pukul 19.50, tamu belum juga turun untuk memindah mobil.
Kemudian, seorang satpam yang berbaju hitam datang ke ruangan kamar 303.
Satpam tersebut mengetuk pintu lalu berpindah ke sebelah kiri.
“Nah, sesuai SOP, waktu ngetuk itu tidak boleh di tengah-tengah pintu untuk menjaga privasi tamu,” paparnya.
Dalam video yang tersebut di Tiktok, bayangan satpam itu nampak terlihat di papan pintu yang dibuka.
Pantauan Surya yang datang langsung ke lokasi, di bagian luar kamar 303 memang ada lampu yang menerangi jalan di bagian atas.
Siapapun yang tersorot lampu tersebut akan menimbulkan bayangan.
Karena posisinya satpam berada di sebelah kiri pintu masuk, maka bayangannya jatuh ke arah kanan, berada di papan pintu yang dibuka oleh tamu hotel.
Dari dalam kamar 303, pasangan tamu lainnya mengambil gambar sehingga hanya terekam bayangannya satpam, karena sosoknya berada di belakang tembok.
Banyak netizen yang tertipu karena menganggap bayangan itu adalah penampakan.
Dilanjutkan Ongko, tamu hotel itu berbincang dengan satpam.
Tamu hotel mengatakan kalau ia segera bergegas ke bawah.
“Ketika petugas pengamanan balik badan, sempat dishooting. Pada pukul 19.52, dia turun. Jadi tujuh menit di sana,” kata Ongko.
Di front office, para tamu berbicara kepada seorang karyawan.
Dalam video, karyawan yang mengenakan seragam hitam-putih itu diduga merupakan seorang pelajar yang sedang praktek kerja lapang. Hal itu dibantah Ongko.
Bahwa karyawan yang ada di video tersebut memang karyawannya.
Seragamnya memang hitam dan putih.
Ada 17 karyawan yang bekerja di Hotel Niagara selama pandemi Covid-19.
Sebelum pandemi, ada 20 karyawan yang bekerja di sana.
Kepada karyawan itu, dua tamu hotel mengatakan tidak jadi untuk menginap.
Mereka kemudian mengembalikan kunci kamar ke karyawan.
Lalu bergegas pergi keluar, masuk ke dalam mobil.
“Mereka tidak menyampaikan alasan mengapa batal menginap. Katanya memang mau ke rumah saudaranya saja. Saat itu, mereka ketawa-ketawa saja. berjarak dua sampai tiga meter dari pintu utama, pura-pura lari keluar. Terus barangnya dilempar ke dalam mobil. Padahal saat itu biasa saja,” papar Ongko.
Sejak awal melihat video tersebut, Ongko sudah menduga kalau itu hanya dibuat-buat.
Cara tamu hotel memarkir mobil di depan pintu masuk menjadi alasan yang kuat.
Pasalnya, menurut Ongko, jika memang berniat menginap, sewajarnya mobil tersebut parkir di lahan parkir yang berada di sebelah kanan hote.
Namun hal itu tidak dilakukan oleh kedua tamu.
Meskipun keduanya telah diberitahu oleh satpam lokasi lahan parkir untuk mobil.
Ia menduga, pembuat video tersebut hanya ingin menaikan jumlah penonton di akunnya.
“Kalau orang ketakutan, tidak mungkin sampai ambil gambar dan ketawa-ketawa. Kalau saya ketakutan tidak sempat begitu. Itu kan yang bicara hanya satu orang, dibandingkan penilaian orang lain yang telah menginap berbeda. Selama ini tidak ada review negatif seperti yang disampaikan akun di Tiktok itu,” katanya.

GM Palsu
Ongko juga menegaskan bahwa ada orang yang mengaku GM Hotel Niagara dan juga turut viral di sosial media.
Belakangan, diketahui kalau orang yang mengaku GM itu bernama Ferdian.
Dalam video singkat di Tiktok, Ferdian mengaku sebagai GM Hotel Niagara.
Ia juga mengatakan kalau Hotel Niagara adalah bangunan cagar budaya.
Pihak Ongko sudah menghubungi Ferdian.
Ia kemudian menyampaikan permohonan maaf dan menghapus postingannya di sosial media.
Namun nasi sudah menjadi bubur, meskipun postingannya sudah dihapus, videonya tetap bisa ditemukan di jagat internet.
“Namanya Ferdian, dia buat itu untuk tugas kuliah teman adiknya. Ferdian bukan GM. Dia disuruh menjadi GM-nya oleh teman adiknya. Sudah kami hubungi, dia juga sudah minta maaf dan kontennya dihapus dari akunnya,” papar Ongko.
Kata Ongko, bangunan tersebut juga belum terdaftar sebagai cagar budaya.
Meski begitu, pihaknya tengah berusaha untuk mempertahankan kondisi asli bangunan.
Pada bagian luar dan dalam bangunan.
“Niagara itu sebagai warisan masa lalu yang patut dipertahankan. Kalau sekarang kami berusaha mempertahankan sesuatu yang membanggakan Lawang dan Malang, lalu dirusak oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab, demi menaikan viewer saja. Nah, itu yang saya harapkan, mohon saling bertanggung jawab masing-masing. Kenapa harus mengorbankan usaha orang lain demi cari uang. Kalau memang benar, kami tidak masalah. Kalau tidak benar, apakah memang benar seperti itu?” tutup Ongko.