Bayi 20 Bulan Dibiarkan Mati Kelaparan Ditinggal Sendiri di Rumah, Ibu Pergi Berpesta Selama 6 Hari

Inilah kronologi seorang bayi 20 bulan dibiarkan mati kelaparan ditinggi di rumah sendirian selama enam hari. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: eko darmoko
Eva.vn
Bayi 20 Bulan Dibiarkan Mati Kelaparan Ditinggal Sendiri di Rumah, Ibu Pergi Berpesta Selama 6 Hari 

SURYAMALANG.COM - Inilah kronologi seorang bayi 20 bulan dibiarkan mati kelaparan ditinggal di rumah sendirian selama enam hari. 

Sosok bayi 20 bulan berjenis kelamin perempuan tersebut ditinggal sendirian di rumah sendirian hingga Mati Kelaparan setelah ibunya pergi berpesta tanpa pulang selama enam hari. 

Akibat dari kejadian ini, ibu muda ini harusbertanggungjawab atas meninggalnya anaknya secara tragis karena ditinggal di rumah selama enam hari.

Alasan ia meninggalkan anaknya hingga membuat sang anak tewas membuat publik marah.

Baru-baru ini, Metro melaporkan kasus seorang ibu yang meninggalkan bayinya di rumah selama enam hari hingga menyebabkan kematian.

Secara spesifik, insiden memilukan ini terjadi pada Desember 2019 di apartemen Verphy Kudi yang saat itu masih berusia 18 tahun di Brighton, Inggris.

Dari foto yang diambil dari kamera pengawas menunjukkan Kudi meninggalkan putrinya yang berusia 20 bulan, Asiah Kudi sendirian di apartemen sejak 5 Desember 2019.

Seorang ibu muda bernama Kudi meninggalkan bayinya sendirian di rumah hingga meninggal dunia (eva.vn)
Seorang ibu muda bernama Kudi meninggalkan bayinya sendirian di rumah hingga meninggal dunia (eva.vn) ()

Baru pada tanggal 11 Desember 2019, dia kembali ke rumah setelah pesta ulang tahunnya yang berusia 18 tahun.

Kudi panik saat menemukan putrinya terbaring tidak bergerak dan tidak bereaksi apa pun.

Bayi malang itu dengan cepat dibawa ke Rumah Sakit Anak Royal Alexandra dengan ambulans.

Namun dokter yang merawatnya mengatakan bahwa dia sudah meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit.

Hasil otopsi dan tes forensik menunjukkan bahwa penyebab kematian Asiah karena terabaikan selama berhari-hari.

Menurut data yang dikumpulkan oleh polisi Sussex, Kudi menghadiri pesta di London, Coventry dan Solihull sebelum kembali ke rumah.

Selama enam hari bayinya sendirian di rumah.

Asiah kelaparan, dehidrasi dan terkena sakit flu.

Hadir di pengadilan pada pagi hari tanggal 26 Maret 2021, Kudi hanya mengonfirmasi namanya dan mengaku bersalah melakukan pembunuhan terhadap bayinya.

Ibu muda itu terlihat menunduk dan menutup wajahnya dengan tangannya setelah mendengar tuduhan pembunuhan.

Diketahui bahwa Kudi akan terus hadir di persidangan pada 28 Mei, tetapi mungkin akan ditunda.

Saudara perempuan Kudi, Aisha Batrane mengatakan, keluarga sangat terluka dan marah atas tindakan Kudi.

“Dia sudah lama jauh dari keluarganya, kami hanya memiliki sedikit kontak dengan Kudi.

“Keluarganya berbicara dengan Kudi, tetapi kami tidak mengetahui di mana Kudi dan bayinya tinggal.”

Keluarga sama sekali tidak tahu ke mana dia pergi selama enam hari, dengan siapa dan apa yang dilakukannya sampai meninggalkan bayinya sendirian di rumah seperti dikutip dari Tribun Medan.

Kasus Serupa: Bocah 3 Tahun Dibiarkan Mati Kelaparan di Rumah Kosong Selama 6 Bulan

Inilah kronologi seorang bocah 3 tahun dibiarkan mati kelaparan di sebuah rumah kosong selama enam bulan. 

Bayi perempuan yang masih berusia tiga tahun tersebut ditinggal sendirian di rumah kosong setelah ibunya pergi meninggalkannya untuk kabur bersama pria lain.

Balita berusia tiga tahun itu ditemukan tewas di rumahnya di kota Gumi, Korea Selatan, dan polisi telah menangkap ibu kandung dan saudara perempuan anak itu.

Tubuh anak perempuan itu ditemukan pada 10 Februari, dan para penyelidik yakin dia meninggal karena kelaparan sekitar enam bulan sebelumnya.

Diduga, sang ibu sengaja meninggalkan anak yang abru berusia tiga tahun tersebut untuk kelaparan hingga akhirnya meninggal dunia. 

Pada 10 Februari, polisi di bangsal Sangmosagok-dong, di Kota Gumi, Provinsi Gyeongsangbuk-do, timur Korea, menerima berita bahwa jenazah seorang anak berusia 3 tahun telah ditemukan di sebuah rumah.

Orang yang menemukan jasad anak itu sekaligus melaporkannya ke polisi adalah neneknya berinisial B (40).

Menurut B, sekitar jam 3 sore pada tanggal 10 Februari, dia menerima telepon dari pemilik apartemen yang mengatakan bahwa putrinya A (22) telah menyewa rumah tersebut, tetapi sudah jatuh tempo.

Karena mereka tidak bisa menghubungi A, mereka kemudian menghubungi B untuk mengatasinya.

B kemudian pergi dan memeriksa apartemen itu.

Ia kemudian mengetahui bahwa cucunya telah meninggal.

x

Rumah di mana bocah berusia 3 tahun ditemukan membusuk karena mati kelaparan. (eva.vn)

Tubuh anak malang itu telah membusuk begitu parah hingga tak bisa diidentifikasi.

Setelah itu, polisi mendatangi lokasi kejadian untuk menyelidiki dan membawa jenazah anak malang tersebut.

Polisi menduga bocah itu ditinggalkan oleh ibunya di rumah dan meninggal karena kelaparan.

Pada saat jenazah ditemukan, bayi perempuan tersebut diperkirakan sudah meninggal sekitar 6 bulan.

Setelah itu, polisi mengarahkan kecurigaan terhadap A, ibu anak tersebut.

A dan ayah anak itu bercerai.

Setelah itu A mendapatkan hak asuh atas putrinya.

Namun setelah itu, A meninggalkan anak itu sendirian di rumah dan pindah ke daerah lain.

Dia tidak melaporkan ini kepada siapa pun karena dia masih ingin terus menerima tunjangan dari pemerintah.

Dilaporkan bahwa A memiliki seorang anak dengan pria lain.

Pada 12 Februari, A ditangkap dengan tuduhan pembunuhan.

Dalam proses pengambilan kesaksian, perempuan berusia 22 tahun ini mengucapkan kalimat yang membuat publik sangat marah.

“Saya benci melihat anak mantan suami saya,” katanya.

x

A (22)  ditangkap karena telah meninggalkan putrinya hingga mati kelaparan. (eva.vn)

Polisi juga menduga adanya kemungkinan A menyiksa putrinya.

Setelah itu, media Korea terus melaporkan bahwa setelah A menceraikan suaminya.

Kemudian, terlalu sulit baginya untuk membesarkan anaknya sendirian.

Jadi dia meninggalkan putrinya.

Setiap bulan dia masih menerima 200.000 Won atau setara Rp 2.533.000 uang tunjangan anak dari pemerintah daerah.

Menurut seorang tetangga yang tinggal di dekatnya, A berbohong kepada semua orang.

Dia menipu orangtua kandungnya dengan mengatakan dia telah membawa putrinya yang berusia 3 tahun ke tempat lain dan menjalani hidup normal.

Di ponsel A, polisi menemukan bahwa foto terakhir adalah dari Agustus 2020, ini mungkin foto terakhir sebelum dia meninggalkan putrinya dan pindah.

Cuaca di bulan Agustus panas, tidak ada pengasuh dan tidak ada makanan, sehingga anak itu meninggal dengan menyedihkan.

Meskipun publik tidak sepenuhnya terkejut dengan detail kejam dari insiden ini, pada pagi hari tanggal 11 Maret, media melaporkan detail yang mengejutkan.

z

B (40) juga ditangkap atas meninggalnya seorang bocah usia 3 tahun. (eva.vn)

Melalui hasil tes DNA, polisi mengumumkan bahwa A bukanlah ibu kandung korban.

Ia adalah kakak perempuannya.

Dan nenek anak itu yang berinisial B adalah ibu kandung dari korban.

Menurut polisi, A dan B hamil pada waktu yang bersamaan.

Setelah A melahirkan seorang anak perempuan, B menukar dua anak itu untuk menyembunyikan kisah kehamilannya.

A tidak mengetahuinya.

Dia mengira gadis itu adalah anaknya.

Pihak kepolisian masih mengkonfirmasi identitas tentang anak yang sebenarnya dilahirkan oleh A.

Kemudian polisi juga menangkap B dengan tuduhan pembunuhan seperti dikutip dari Tribun Medan.

Penulis: Frida Anjani / SURYAMALANG.COM

Ikuti Berita Terkait Bayi dan Bocah Lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved