Berita Tulungagung Hari Ini
25 Seniman dari 8 Kota Berkolaborasi di Tulungagung, Gelar Pameran 'Layar Berkembang Kemudi Diputar'
Sebanyak 25 seniman dari delapan kota di Indonesia unjuk karya di Gutudatang di Jalan Pahlawan Gang 1 Tulungagung
Penulis: David Yohanes | Editor: isy
Berita Tulungagung Hari Ini
Reporter: David Yohanes
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | TULUNGAGUNG - Sebanyak 25 seniman dari delapan kota di Indonesia unjuk karya di Gutudatang di Jalan Pahlawan Gang 1 Tulungagung.
Mengusung nama 'Layar Berkembang, Kemudi Diputar', berisi karya kolektif dari multidisiplin seni.
Ada seni lukis, film, teater, pedalangan dan lain sebagainya.
Selain di Gutudatang sebagai lokasi utama, unjuk karya juga dilaksanakan di Nayanika Kelurahan kepatihan Kecamatan Tulungagung, dan di Desa Mirigambar Kecamatan Sumbergempol.
“Untuk yang di Nayania ada kelas kuratorial dan nanti hasilnya langsung dipamerkan di sana. Tapi yang di Nayanika secara resmi dibuka Minggu,” terang Agustin (23) dari Gulung Tukar, selaku penyelenggara.
Sementara yang di Mirigambar menampilkan wayang, karya lukis dan seni instalasi.
Seniman yang terlibat bukan berasal dari Tulungagung, Kediri, Blitar, Sidoarjo, Bandung, Depok, Yogyakarta dan Jakarta.
Selain pameran, ada pula program harian seperti workshop, tour candi, lokakarya, bedah buku dan musik.
“Untuk tour candi kami pilih Candi Mirigambar, kebetulan pas direnovasi. Selain peserta, nanti juga melibatkan karang taruna Desa Mirigambar,” sambung Agustin.
Pameran ini digelar sejak 1 April 2021 hingga 11 April 2021 mendatang.
Ini adalah pameran pertama setelah satu tahun penuh Tulungagung berhenti dari semua kegiatan seni.
Selama pameran, penyelenggara juga tetap menerapkan protokol kesehatan, misalnya membatasi pengunjung hanya 50 orang per hari.
“Kalau dari pencapaiannya sudah puas. Tapi karena ada pembatasan, rasanya seperti ada sesuatu yang kurang,” ucap Agustin.
'Layar Berkembang, Kemudi Diputar' menjadi angin segar kebangkitan kegiatan seni di Tulungagung.
Gulung Tukar berharap, unjuk karya ini juga menjadi jalan menyatukan komunitas seni di Tulungagung.
Sebab selama ini banyak komunitas seni,seperti lukis, tari, musik dan teater, namun mereka jalan sendiri.
“Kami berharap semua bisa tahu satu sama lain, kemudian jalan bareng,” tandas Agustin.