Tak Ada Definisi Resmi, Akhirnya Mumi Diberi Label Ikan Asin

22 mumi Mesir diarak dalam pawai besar dari Museum Mesir di Lapangan Tahrir pusat Kairo menuju Museum Nasional Peradaban Mesir, Sabtu (3/4/2021).

Editor: Zainuddin

SURYAMALANG.COM - 22 mumi Mesir diarak dalam pawai besar dari Museum Mesir di Lapangan Tahrir pusat Kairo menuju Museum Nasional Peradaban Mesir, Sabtu (3/4/2021).

22 mumi tersebut terdiri dari 18 raja dan empat ratu.

Selama arak-arakan berlangsung, semua mumi mendapat perlakuan seperti bangsawan.

Di antara mumi-mumi tersebut adalah mumi Ramses II.

Ramses II adalah penguasa Kerajaan Era Baru Mesir yang masa pemerintahannya berlangsung selama 67 tahun.

Ramses II menandatangani perjanjian perdamaian pertama yang diketahui di dunia.

Isinya menyangkut masalah Hatshepsut, yang menentang norma jender untuk menjadi ratu di era dinasti ke-18; dan Seqenenra Taa, yang terkenal karena memulai perang pembebasan melawan Hyksos.

Banyak mumi yang dipamerkan telah mengalami proses yang sulit untuk bisa muncul dalam parade Sabtu (3/4/2021), setelah digali dari cachette Deir El-Bahari di Tepi Barat Luxor pada 1881.

Mumi-mumi itu ditempatkan di atas kapal yang berlayar selama tiga hari dari Luxor ke Kairo.

Tetapi kedatangan mereka di ibu kota tidak menandai akhir dari masalah mereka.

Pada saat itu, pemeriksaan bea cukai di ibu kota adalah wajib.

Orang yang bertanggung jawab tidak dapat menemukan definisi resmi untuk mumi tersebut.

"Akhirnya otoritas bea cukai setuju untuk mengizinkan mumi-mumi itu masuk, tetapi hanya dengan label bahwa itu adalah ikan asin," kata ahli Mesir Kuno Zahi Hawass kepada ABC News.

Mumi tersebut ditempatkan dalam kapsul hidrogen untuk perlindungan.

Semua diangkut menggunakan kendaraan yang dihias secara khusus.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved