Berita Malang Hari Ini
DPRD Usul Pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Malang Pakai Sistem Ganjil Genap
DPRD mengusulkan agar pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Malang menggunakan sistem ganjil genap.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MALANG - DPRD mengusulkan agar pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Malang menggunakan sistem ganjil genap.
Sesuai data sampling yang dibuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Malang, 85 persen wali murid menghendaki sekolah tatap muka.
"Tentu kami sambut gembira karena 85 persen wali murid menghendaki masuk sekolah asal protokol kesehatan tetap jalan," H Rokhmad bersyukur, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Malang kepada SURYAMALANG.COM, Senin (19/5/2021).
Komisi D menemukan beberapa catatan yang menjadi bahan evaluasi agar sekolah tatap muka terus jalan di Kota Malang, seperti sistem pembagian jam masuk dan pulang siswa.
Rokhmad mengusulkan agar pembagian masuk sekolah diatur menggunakan sistem ganjil genap.
Artinya, hari pertama masuk sekolah khusus bagi kelas ganjil, yaitu kelas 1, kelas 3, dan kelas 5.
Kemudian kelas 2, kelas 4, dan kelas 6 masuk pada hari selanjutnya.
Pembagian ini akan meminimalisir terjadinya kerumunan ketika siswa pulang sekolah.
"Saya tadi memantau ada kerumunan ketika jam pulang sekolah. Seharusnya kepulangannya diatur dengan jeda ganjil dan genap agar tidak terjadi kerumunan, baik anak maupun wali murid yang menjemput," ucapnya.
Mantan kepala sekolah SD plus Qurrotaayun itu mengusulkan sistem ganjil genap nanti akan lebih efektif dalam memantau para siswa di sekolah.
Apalagi penerapan jam masuk siswa tidak sama dalam satu hari.
Misalnya, kelas 1 masuk mulai pukul 07.00-09.00 WIB, kelas 3 pukul 08.00-10.00 WIB, dan kelas 5 pukul 09.00-11.:00 WIB.
"Apabila ini diterapkan, dipastikan anak dan orang tua tidak berkerumun karena ada jarak dan lebih mudah terpantau," ucapnya.
Dia mengapresiasi sekolah yang telah menerapkan protokol kesehatan ketat, seperti menyiapkan tempat cuci tangan dan thermogun, menerapkan pembatasan jarak bagi siswa di kelas, menyiapkan masker cadangan dan hand sanitizer.
Rokhmad mendorong para guru agar mendapat vaksin covid-19.