Breaking News

Travelling

Desa Wisata Lontar Sewu yang Instagramable di Menganti Gresik, Jadi Lokasi Favorit Ngabuburit

Desa wisata Lontar Sewu berada di Desa Hendrosari, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Jadi tempat rekreasi alternatif warga sekitarGresik-Surabaya

Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Willy Abraham
Spot wisata Lontar Sewu di Menganti Gresik 

Penulis : Willy Abraham , Editor : Dyan Rekohadi

SURYAMALANG.COM, GRESIK – Sebuah destinasi wisata alternatif yang dikelola oleh warga lokal di Menganti Gresik, Desa wisata Lontar Sewu, kini semakin banyak dikunjungi masyarakat.

Lokasi wisata di desa dengan hamparan sawah dan pohon lontar atau siwalan ini menjadi buah bibir bagi warga Gresik, terutama para pengguna media sosial.

Desa wisata Lontar Sewu berada di Desa Hendrosari, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.

Tempat ini jadi tempat rekreasi alternatif terutama bagi warga yang berada di perbatasan Gresik dan Surabaya atau yang lebih dikenal dengan Gresik Selatan.

Hamparan sawah yang subur dan banyaknya pohon lontar yang tumbuh menjadi spot foto yang instagramable.

Potensi itu ditangkap oleh kepala Desa Hendrosari, Asna Hadi Saputra pada tahun 2019.

Media sosial menjadi sarana promosi gratis bagi desa yang cukup dekat dijangkau dari Kota Surabaya ini.

Pemandangan alam yang sangat alami dan harga tiket sangat ramah dikantong, membuat wisata Lontar Sewu berkembang pesat.

Makin banyak wisatawan yang datang.

Pada 9 Februari 2020, tamu istimewa pun datang dari Jakarta.

Tidak tanggung-tanggung Menteri Desa, Pembangunan Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar tiba di Gresik untuk meresmikan wisata Lontar Sewu.

“Diresmikan menteri tanggal 9 Februari tahun kemarin,” ucapnya, Rabu (21/4/2021).

Spot wisata Lontar Sewu di Desa Hendrosari, Kecamatan Menganti, Gresik, Rabu (21/4/2021).
Spot wisata Lontar Sewu di Desa Hendrosari, Kecamatan Menganti, Gresik, Rabu (21/4/2021). (SURYAMALANG.COM/Willy Abraham)

Setelah diresmikan menteri, pandemic Covid-19 sempat membuat pengunjung sepi karena ada pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Pandemi Covid-19 memang belum sepenuhnya sirna, penerapan protokol kesehatan ketat dilakukan untuk membangkitkan wisata desa yang kini menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat setempat.

Ada 68 pegawai yang berisi warga desa setempat yang bekerja di wisata Lontar Sewu.

Wisatawan berdatangan, ekonomi bergeliat lagi dengan penerapan protokol kesehatan ketat, membuat wisata Lontar Sewu berkembang pesat.

Kini, ada 12 wahana permainan, mulai dari Sky Bike, Kereta Sawah, Tagada, Titanic, Carousel, Kereta Mini, Rumah Balon, Mandi Bola, Helikopter, Taman Kelinci dan Sepeda Air.

Pengunjung terlebih dahulu mencuci tangan, wajib menggunakan masker sebelum masuk, kemudian akan di cek suhu tubuh menggunakan thermo gun.

Petugas menggunakan pengeras suara berkeliling mengingatkan protokol kesehatan warga.

Selama Ramadan, edu wisata Lontar Sewu ini dimanfaatkan warga sebagai lokasi ngabuburit bersama keluarga.

Tua, muda dan anak-anak tersenyum bermain sejumlah wahana.

Biaya masuk pada hari biasa hanya Rp 5 ribu, sedangkan pada hari libur, pengunjung hanya dikenai biaya Rp 8 ribu.

Wahana yang paling mahal dan favorit di sini adalah Sky Bike dengan tarif 25 ribu bersepeda di atas rel yang mengelilingi lokasi wisata di atas ketinggian. Panjang relnya mencapai 300 meter.

Pada hari ke-9 ramadan ini, omzet edu wisata tidak bisa dipandang remeh.

Panorama sawah dan pohon lontar yang berkembang dengan 12 wahana wisata buatan ini menghasilkan pundi-pundi rupiah hingga puluhan juta.

“Pengunjung mencapai 2 ribu masuk secara bergantian, omset setiap harinya mencapai sekitar Rp 80 juta,” tuturnya.

Para pengunjungnya selain dari Gresik, rata-rata berasal dari luar kota seperti Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.

Selain wahana wisata, pengunjung juga bisa berbuka puasa dengan makanan khas ayam Menganti, belut dan minuman es legen atau siwalan yang merupakan menu khas Desa Hendrosari.

Abdullah Hamdi, salah satu anggota DPRD Gresik menyebut inovasi kepala desa yang memiliki warga 2.000 jiwa dan pendapatan minim, membuat gagasan tempat wisata Lontar Sewu.

“Waktu itu tidak banyak karena dulu hanya spot foto pohon lontar, teman-teman dari pemerintah desa mendapat bantuan dari Mendes PTT Abdul Halim Rp 1,3 M dan saat ini berkembang luar biasa. Masyarakat setempat memiliki saham di sini dengan menyumbang spot wisata dilombakan setiap RT,” terangnya.

Salah satu pengunjung, Laras bersama teman lelakinya tampak asyik bermain sepeda angin atau sky bike.

Wanita asal Lidah Kulon, Surabaya ini terus mengayuh sejauh 300 meter.

Sesekali berhenti mengabadikan momen bersepeda dari atas ketinggian.

“Seru, saya tidak takut. Tahu dari Instagram, libur kerja sekalian ngabuburit seru di sini,” tambahnya.

Salah satu wisatawan yang berasal dari Surabaya, Magdalena mengaku baru tahu wisata Lontar Sewu dari temannya.

“Tahu dari Instagram juga sekalian ngabuburit sama teman-teman,” kata wanita berbaju merah ini.

Artikel terkait travelling Dan Berita Gresik dapat diikuti di SURYAMALANG.COM

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved