Fakta Buka Puasa Bersama Berujung Petaka, 1 Warga Meninggal dan 69 Muntah-muntah Usai Makan Takjil

Terungkap fakta kegitatan buka puasa bersama berujung petaka di Jawa Tengah viral di media sosial. 69 warga muntah-muntah dan 1 orang meninggal dunia.

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Tribun Solo/Adi Surya/Shutterstock via Tribunnews
Puluhan warga keracunan usai makan takjil (kiri) dan Ilustrasi takjil (kanan) 

SURYAMALANG.COM - Terungkap fakta kegitatan buka puasa bersama berujung petaka di Jawa Tengah viral di media sosial.

Sebanyak 69 warga di Dusun Ringin, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Jawa Tengah menjadi korban keracunan massal.

Bahkan dari puluhan warga yang keracunan tersebut terdapat satu warga yang dikabarkan meninggal dunia.

Sudarmi (71) dikabarkan menjadi korban keracunan akibat takjil dan meninggal dunia pada Senin (10/5/2021) pukul 02.00 dinihari.

Puluhan warga keracunan setelah santap takjil buka puasa (TribunSolo/Adi Surya)
Puluhan warga keracunan setelah santap takjil buka puasa (TribunSolo/Adi Surya) 

"Iya benar ada warga kami yang meninggal dunia di RSUD Karanganyar," ujad Sri Suwarni, Camat Karangpandan, dikutip dari Tribun Solo: Innalillahi, Satu Warga Korban Keracunan Bukber Massal di Karanganyar Meninggal, Ini Identitasnya.

"Dirinya merupakan warga dari RT 02/RW 08," imbuhnya.

Baca juga: Diminta Putar Balik, Empat Gadis Cantik Asal Jakarta Menangis Ingin Mudik Bawa Surat Antigen Palsu

Baca juga: Viral Ibu Tak Sengaja Masak Kangkung Pakai Oli, Satu Keluarga Keracunan Saat Buka, Ini Kronologinya

Sebelumnya dikabarkan warga warga dari RT 02, 03, dan 30 RW 08 Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, dikabarkan mengalami keracunan akibat makanan takjil pada Sabtu (8/5/2021).

Dari informasi terakhir yang dihimpun TribunSolo.com setidaknya ada 69 warga yang jadi korban.

Mereka mengalami gejala yang sama yaitu, kondisi panas dingin, muntah dan diare.

Korban tersebut dirawat di dua tempat yaitu RSUD Karanganyar dan Puskesmas Karangpandan.

Kronologi Lengkap

Puluhan warga Dukuh Puntuk Ringin, Desa Gendu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar dilarikan ke puskesmas karena keracunan makanan, Minggu (9/5/2021).

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, ternyata kejadian nahas bermula dari acara buka bersama anak - anak TPA di Masjid At Taubah, Sabtu (8/5/2021) sore.

Anak-anak itu berasal dari RT 02 dan 03, RW 08, Dukuh Puntuk Ringin.

Kepala Desa Gerdu, Veri Kurnyanto mengungkapkan, mereka mendapat takjil nasi oseng kacang panjang, dan es buah buatan warga setempat.

"Sebagian tidak dimakan di situ. Ada yang dibawa pulang dan ada yang dimakan orang tua," kata dia kepada TribunSolo.com (grup SURYAMALANG).

Mereka awalnya tidak merasakan gejala apapun seusai memakan takjil.

Gejala mulai terasa, Minggu (9/5/2021) pagi hari, karena beberapa orang mengeluh bergejala mual, muntah, dan diare.

Kasus pertama bermula dari ibu Ketua RW 08.

Ia sempat mengeluh sakit pusing hingga mual dan dibawa ke Rumah Sakit Fatimah Matesih untuk perawatan lanjutan pagi hari.

"Setelahnya, disusul korban-korban lain yang mengeluhkan gejala yang sama," aku dia.

Mereka awalnya memeriksa ke bidan desa setempat dan mendapat obat.

"Kondisi sempat membaik, tetapi gejala mual, pusing dan diare kembali dirasakan sekira pukul 17.00 WIB," terang dia.

Sebanyak 29 warga RT 02 dan 30 warga di RT 03 kemudian dibawa ke Puskesmas Karangpandan dan RSUD Karanganyar.

Veri mendapatkan laporan kejadian dari ketua RT setempat sekira pukul 17.00 WIB.

Ia kemudian meninjau ke lokasi bersama relawan.

Ambulans kemudian diluncurkan ke lokasi dan tiba sekira pukul 19.30 WIB.

Tetapi saking banyaknya korban lantas ada bantuan ambulans lain dari berbagai daerah di sekitarnya.

"Bahkan karena puskesmas Karangpandan tak bisa menampung, dilarikan ke puskesmas lain dan rumah sakit," jelasnya.

Tim medis juga mengambil sampel makanan yang masih tersimpan di rumah warga.

Bahkan polisi juga olah TKP di masjid tersebut untuk mencari penyebabnya hingga pukul 22.30 WIB.

"Itu kemudian dibawa ke laboratorium untuk pengecekan," ucap Veri.

Tak Hanya 1 RT

Korban keracunan yang menimpa warga di Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar bertambah.

Ternyata yak hanya satu RT, tapi warga di RT 02 RW 08 dan RT 03 RW 08.

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com (grup SURYAMALANG), korban sementara warga RT 02 sebanyak 29 orang, sementara RT 03 diprediksi 30 orang.

Kasus awal bermula dari istri perangkat yang mengeluh gejala pusing dan mual, Minggu (9/5/2021) sekira pukul 05.30 WIB.

Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Fatimah Matesih Karanganyar untuk perawatan lanjutan.

Jumlah korban keracunan kemudian bertambah sekira pukul 18.30 WIB. Sejumlah warga mengeluhkan gejala yang sama.

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan beberapa korban sempat ikut acara buka bersama di salah satu masjid desa.

Mereka diduga menyantap masakan nasi oseng kacang panjang dengan minuman es sirup dan kolak.

Saat itu mereka menyantap makanan dalam acara bukber di Masjid At Taubah.

"Ada korban yang tidak ikut juga keracunan.

Yang ikut juga ada yang tidak kena," kata dia di tengah-tengah evakuasi kepada TribunSolo.com, Minggu (9/5/2021) malam pukul 22.40 WIB.

"Jadi belum bisa dipastikan apakah buka bersama itu menjadi penyebab keracunan," tambahnya.

Sementara saat bersamaan polisi juga melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP) dengan memeriksa sisa-sisa barang bukti dan penjelasan saksi.

Tampak polisi melakukan peninjuan lokasi, foto sejumlah barang-barang perkakas dan lain sebagainya.

Hanya saja belum ada statmen resmi polisi maupun pemerintah.

Kesaksian Warga

Parsini (40) salah seorang wali pasien menuturkan bahwa ada puluhan orang yang mengalami gejala sakit yang sama.

"Saya juga heran tadi subuh kok banyak yang sakit yang sama," katanya kepada TribunSolo.com di Puskesmas Karangpandan, Minggu (9/5/2021).

"Saya lihat status kawan-kawan saya dan keluarga mereka mengalami sakit yang sama," ujarnya.

Sakitnya dimulai dari panas dingin, muntah-muntah hingga diare.

Namun Parsini masih heran apakah itu akibat takjil yang diberikan di masjid atau pengaruh dari hal lain.

"Kalau dari takjil seharusnya sudah dari kemarin, salam jangka satu atau dua jam," terangnya.

"Namun ini jangkanya cukup lama," ungkapnya.

Ditambah lagi jatah takjil dan jumlah orang yang diduga keracunan tak seimbang.

"Yang sakit kisaran 65 namun jatahnya hanya 50 orang," imbuhnya.

Puskesmas Penuh Korban

Adapun Puskesmas Karangpandan dipenuhi oleh korban keracunan.

Gemini, ibu dari Fikra (8) warga sekitar mengatakan, awalnya mereka mengikuti kegiatan makan takjil bersama di RT mereka.

Tiba-tiba mereka yang mengikuti kegiatan tersebut mengalami sakit pada subuh, keesokan harinya.

Tubuh mereka mengalami panas dingin disertai diare.

"Kami mengira bahwa ini keracunan karena tidak hanya dirinya saja yang mengalami sakit," katanya.

Ciri-ciri yang dialami sama, ada sekitar 4 orang anak dan ada banyak dari orang dewasa.

Informasi yang dihimpun, angka korban saat ini masih belum dipastikan.

Saat ini yang dirawat di Puskesmas Karangpandan ada 16 orang dan 2 lainnya sudah dirujuk ke RSUD Karanganyar.

Diperkirakan jumlah korban masih bertambah, sebab banyak ambulans yang melakukan evakuasi.

Ambulans Antre Angkut Pasien

Ambulans masih antre berjajar di pintu masuk desa jelang tengah malam.

Pantauan TribunSolo.com pukul 22.40 WIB, ambulans dengan sirine meraung-raung dan lampu hidup berjajar menjemput warga satu RT yang keracunan.

Informasi yang beredar ada sekitar 65 orang yang harus dievakuasi.

Bahkan kondisi desa itu pun tampak mencekam gara-gara warga kelimpungan dugaan keracunan makanan.

Ambulans hilir mudik keluar masuk kampung membawa pasien atau warga yang keracunan ke puskesmas terdekat.

Terlihat ada puluhan ambulans yang berjajar di halaman puskesmas dan keluar masuk kampung tersebut.

Bahkan infonya sampai mobil ambulans di Karangpandan tak mencukupi, sehingga ada pasokan mobil dari berbagai daerah sekitarnya, termasuk dari Kota Solo.

Untuk sementara dugaan keracunan karena saat sore waktu buka puasa pada Sabtu (8/5/2021).

"Warga makan olahan kacang panjang, tetapi efek baru hari ini," kata sumber yang diperoleh TribunSolo.com.

Begitu banyaknya korban keracunan ini, membuat Puskesmas penuh, sehingga sejumlah pasien lainnya dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.

Kalakhar BPBD Karanganyar Sundoro Budi Karyanto mengatakan, pihaknya telah mengirimkan personel ke kawasan keracunan massal tersebut.

"Kami masih melakukan koordinasikan dengan Dinas Kesehatan, guna penanganan lebih lanjut secara teknis dan klinisnya," ujarnya.

"Kami membantu untuk sarana prasarana penunjangnya, seperti ambulan dan tenaga evakuasinya," imbuhnya.

Saat ditanya berapa jumlah korban keracunan massal ini, pihaknya masih menghimpun data.

Informasi yang dihimpun, ambulance yang sudah bergerak seperti reka 2 armada di lokasi, rendan 2 armada, rege 1 armada, bagana 1 armada, puskesmas 1 armada.

Penulis: Ratih Fardiyah/Editor: Dyan Rekohadi/SURYAMALANG.COM.

Ikuti berita terkait berita viral lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved