Nasional
Kronologi Kematian PSK Online yang Merawat 7 Anak di Semarang, Dibunuh Seusai Intim, Kamar Dibakar
Kronologi Kematian PSK Online yang Menghidupi 7 Anak di Semarang, Dibunuh Usai Layanan Intim di Kos
SURYAMALANG.COM - Tabir misteri kematian cewek open BO atau PSK Online, Alip Surani alias Ratna (31), akhirnya terungkap.
Perempuan yang menghidupi enam anak kandung dan satu anak angkat ini (total tujuh anak), meninggal dunia karena dibunuh.
Ratna bukan meninggal dunia karena kebakaran yang disebabkan oleh AC di kamarnya, namun kebakaran tersebut adalah karena rekayasa.
Ketika ditemukan meninggal dunia, kamar kos Ratna dalam kondisi terbakar.
Ia ditemukan tewas di kamar kosnya di Kelurahan Bojongsalaman, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Pelaku berjumlah dua orang. Mereka membunuh korban lantaran ingin menguasai barang milik korban, dikutip SURYAMALANG.COM dari Tribun Jateng.
Baca juga: Hidupi 6 Anak Kandung dan 1 Anak Angkat dari Hasil Open BO, PSK Online Tewas di Kamar yang Terbakar
Baca juga: Misteri Kematian Cewek Open BO, Status WA Terakhir Mengaku Senang Rame Pelanggan, Kamar Kos Terbakar
Pelaku yang merupakan pria hidung belang atau pelanggan dari Ratna tersebut terekam CCTV saat datang maupun meninggalkan kos.
Ada dua pelaku pada aksi pembunuhan yang terjadi pada, Jumat, (7/5/2021) lalu.
Dua pelaku tersebut diketahui Daffa Dhiyaulhaq Kurniawan (23), dan Ibnu Setiawan (19).
Keduanya mendapat hadiah timah panas di kaki saat ditangkap di Kosan Jalan Cikrapyak, RT 2 RW 7, Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Selasa (11/5/2021).
Selain menangkap tersangka, Polisi menyita dua HP milik tersangka, uang tunai hasil penjualan ponsel milik korban, dua pakaian yang dipakai tersangka Daffa, serta korban saat kejadian dan puluhan butir pil koplo.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan pada rekamam CCTV terlihat kedua tersangka tersebut datang bersama ke kos yang ditempati Ratna.
Namun yang masuk ke dalam kos itu adalah Daffa, dan Ibnu menunggu di luar.
"Daffa masuk ke kamar kos korban. Kemudian tersangka keluar setelah melakukan kejahatan," ujarnya saat gelar perkara didampingi Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Indra Mardiana, Rabu (12/5/2021).
Menurut Irwan, kasus pembunuhan tersebut sangat menarik perhatian karena setelah melakukan kejahatan pelaku berusaha menghilangkan jejak dengan cara membakar seisi kamar dan korban.
Namun rupanya upaya penghilangan jejak yang dilakukan tersangka tidak maksimal.
"Api hanya melahap sisi bawah tempat tidur korban," tuturnya.
Menurutnya kronologi pertemuan korban dengan tersangka Daffa berawal dari perkenalanan di media sosial.
Kemudian hubungan itu berlanjut pertemuan ke kosan korban.
"Setelah janjian tersangka Daffa mengunjungi kos korban diantar Ibnu. Setelah bertemu Daffa bersama korban sempat melakukan hubungan suami istri," jelasnya.
Lanjutnya, setelah melakukan hubungan intim, Daffa langsung mencekik leher korban dengan kabel charger.
Setelah korban diyakini meninggal, tersangka berupaya menghilangkan jejak dengan cara menaruh putung rokok di tempat tidur agar kamar kos itu terbakar.
"Sebelum meninggalkan lokasi, tersangka mengambil ponsel korban, uang, dompet. Kemudian tersangka mengunci kamar korban dan meninggalkan lokasi dijemput Ibnu," ujar dia.
Kejadian tersebut, terjadi sekitar pukul 01.00, dan diketahui oleh saksi pagi harinya.
Saksi melaporkan kejadian itu ke Polsek Semarang Barat.
"Kemudian kasus ini ditangani oleh Satreskrim Polrestabes Semarang,"imbuhnya.
Dikatakannya, peran tersangka Ibnu menjual ponsel yang merupakan hasil kejahatan dilakukan Daffa.
Setelah melakukan aksinya tersebut kedua tersangka melarikan diri ke luar kota.
"Setelah melakukan kejahatan, tersangka melarikan diri ke Grobogan, kemudian berpindah tempat ke Bandungan Kabupaten Semarang," jelasnya.
Irwan menjelaskan kedua tersangka mengaku melakukan pembunuhan karena ingin menguasai barang milik korban.
Sebelum melakukan pembunuhan, kedua pelaku diduga kuat mengkonsumsi pil koplo.
"Ini ada sisa pil koplo yang dimiliki tersangka. Ada sekitar 125 butir pil koplo," tuturnya.
Kedua tersangka dijerat dengan pasal Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP, Pasal 365 ayat 4 KUHPidana.
Kedua terancam hukuman mati, seumur hidup, dan paling hukuman penjara 20 tahun. (TribunJateng.com/Rahdyan Trijoko Pamungkas)
Hidupi 6 Anak Kandung dan 1 Anak Angkat
Alip Surani alias Ratna, pekerja seks komersial (PSK) online di Kota Semarang, Jawa Tengah, meninggal dunia di kamar kosnya.
Ratna yang berusia 31 tahun ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Jalan Pusponjolo Selatan, Bojongsalaman, dalam kondisi tertelungkup.
Polisi masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengungkap penyebab kematian Ratna yang juga dikenal sebagai cewek open BO.
Polisi menemukan banyak kejanggalan atas kematian korban.
Saat ini mayat korban dibawa ke RSUP Kariadi Semarang untuk diautopsi.
Korban yang bekerja sebagai PSK online atau cewek open BO itu merenggang nyawa dengan kondisi kamar terbakar.
Sahabat korban Angel mengatakan, korban memang bekerja sebagai PSK online.
Korban sering melayani pria hidung belang di kamar kosnya.
"Saya syok banget dengar korban meninggal dunia padahal korban terakhir bikin status pukul 03.12," paparnya, dikutip SURYAMALANG.COM dari Tribunjateng.com.
Dia menuturkan, status WhatsApp PSK online itu terakhir pukul 03.12 WIB.
Status tersebut tertulis:
Alhamdulillah JM segini rame.
Ketambahan 1 Slot lagi 600 rb.
Yg slot 2 masih nunggu di McD Pamularsih (emot syukur dan kuat) lancar terus.
Angel melanjutkan, dari beberapa status WhatsApp korban tampak korban banyak menerima pelanggan malam itu.
Hanya saja dia tak menyangka, tiba-tiba korban tak bernyawa dengan kondisi tersebut.
"Saya datang sudah banyak polisi jadi ga bisa melihat kondisinya," terangnya sambil menangis sesenggukan.
Dia mengatakan, korban orang yang sangat baik.
Korban merupakan wanita penyayang dan bertanggung jawab.
Korban memiliki 6 anak kandung, masing-masing tiga cowok dan tiga cewek.
Keenam anak tersebut paling besar 11 tahun paling kecil 2 tahun.
Korban juga memiliki satu anak angkat berusia 16 tahun.
"Almarhumah sangat penyayang terhadap anaknya sehingga bekerja menghidupi anaknya meski tanpa suami," terangnya.
Selain itu, lanjut dia, korban juga memiliki jiwa sosial tinggi.
Korban sempat hendak bersedekah di hari Jumat dengan membagikan makanan dan minuman bagi orang tak mampu.
"Rencana hari ini almarhumah mau bagi-bagi makanan tapi sudah tak ada," katanya.
Terakhir dia berkomunikasi dengan korban tiga hari lalu.
Saat itu dia mendatangi kos korban namun kamar korban terkunci.
Dia memahami pasti korban kelelahan sehingga tak jadi bertamu.
Korban juga sempat mengaku sakit sehingga lebih memilih beristirahat.
"Saya juga punya temen lain di kos tersebut jadi saya main ke kamar temen ku yang lain," katanya.
Kronologi Penemuan Mayat Korban
Penghuni kos, Margaretha Yoseva menjelaskan, korban sempat meminjam korek kepadanya pukul 02.00 WIB.
Setelah itu korban terdengar menyanyi di dalam kamarnya.
Selepas itu sekira pukul 04.00 terdengar keramaian sehingga dia keluar kamar.
"Saya keluar sudah melihat kamar korban penuh asap."
"Saya bilang ke penjaga kos lalu jendela dan pintu didobrak," katanya.
Dia melihat detail ke dalam kamar lantaran penuh asap.
Sebelum kejadian itu dia mengaku tak ada suara gaduh apapun.
"Ya normal saja ga ada suara gaduh," katanya.
Kejadian korban meninggal tak wajar di kamar kosnya ditangani pihak Satreskrim Polrestabes Semarang.
Mayat korban dibawa ke RSUP Kariadi Semarang pada pukul 09.18 WIB.
Kamar yang dihuni korban terpasang garis polisi.
Pihak kepolisian juga belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian tersebut.
Pengamatan Tribunjateng.com di lapangan, tubuh korban hampir tak mengalami luka bakar.
Daster warna pink yang dikenakan korban juga bersih tak terkena jilatan api.
Berita terkait cewek open BO dan PSK Online