Berita Surabaya Hari Ini
Pemudik Padati Jembatan Suramadu, Warga Madura yang Tinggal di Surabaya Mudik pada H-1 Lebaran 2021
Pemudik Padati Jembatan Suramadu, Warga Madura yang Tinggal di Surabaya Mudik pada H-1 Lebaran 2021
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Antusiasme warga Madura asal Surabaya untuk mudik meningkat di H-1 Lebaran, Rabu (12/5/2021).
Dari pantauan di Gerbang Tol Jembatan Suramadu sisi Surabaya pada pukul 16.00 WIB, penumpukan terjadi di antaranya di ruas jalur roda dua.
Di antara pengendara motor ada yang berboncengan maupun berkendara seorang diri.
Bagi yang sendiri, mereka membawa barang di boncengannya.
Misalnya saja Iksan, warga Bulak Banteng Surabaya yang mudik di hari terakhir puasa.
"Saya baru libur kerja. Jadi baru bisa pulang hari ini," kata Iksan ditemui SURYAMALANG.COM di sela keberangkatannya.
Ia bercerita, akan mudik ke Bangkalan.
Rencana mudik sudah ia agendakan sejak lama.
Sekalipun, ia mengetahui pemerintah pusat mengeluarkan larangan mudik, termasuk di wilayah aglomerasi.
"Sebenarnya saya tahu (larangan mudik)."
"Tapi, Alhamdulillah saya bisa pulang hari ini," kata laki-laki yang mengaku sudah lima tahun bekerja di Surabaya ini.
Ia nekad pulang karena ia jarang mudik ke Bangkalan.
Sekalipun, Bangkalan dan Surabaya merupakan kabupaten-kota bertetangga.
"Saya pulang barengan teman. Dua orang. Saya membawa motor sendiri-sendiri," katanya.
Beda halnya dengan Imam. Warga Surabaya ini rencananya akan mudik ke Sampang.
"Saya baru selesai kerja hari ini jadi baru pulang," katanya.
Sebelum pulang, ia memastikan kesehatannya.
"Harus sehat kan juga motoran jauh," selorohnya.
Sedangkan untuk jalur roda 4, penumpukan terjadi jelang pukul 17.00 WIB.
Kendaraan didominasi oleh plat nomor dari Surabaya dan sekitarnya.
Beberapa kendaraan juga sempat dipaksa putar balik.
Di antaranya karena tak membawa surat kendaraan hingga kesehatan. (SURYAMALANG.COM)

Kok Bisa Masyarakat Indonesia Menyebut Idul Fitri sebagai Lebaran? Simak Penjelasan Ini
Hari Raya Idul Fitri di Indonesia selalu dan sering disebut masyarakat sebagai Lebaran.
Penyebutan ini sudah menjadi kebiasaan yang lama dan turun temurun.
Lantas apa sebenarnya arti 'Lebaran' yang selalu diucapkan saat Idul Fitri?
Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah IAIN Surakarta, Khasan Ubaidillah, M Pd I, menjelaskan tentang penyebutan Lebaran menurut filosofi orang Jawa.
Khasan mengatakan, jika menarik kata Lebaran dari kosakata masyarakat Jawa, maka bisa diartikan lebar, lebur dan luber.
"Kenapa Idul Fitri di Indonesia sangat identik dengan sebutan Lebaran."
"Maka sebagai orang jawa mencoba menarik kata lebaran ini dari kosakata yang sebenarnya memang ada di masyarakat jawa."
"Paling tidak kita bisa menarik dari kata lebar, kemudian lebur, serta luber," kata Khasan dalam Program Oase di kanal YouTube Tribunnews.com, Jumat (8/5/2021).
1. Lebar
Menurut Khasan, lebar bisa dimaknai dengan, selesai dari kemaksiatan dan hal-hal yang kurang baik dari diri kita.
Kemudian, kita menuju ke hal-hal yang lebih baik yang menyempurnakan kita sebagai manusia.
"Lebar ini coba kita maknai pada sisi positifnya bahwa mari kita berlebaran, lebar, selesai."
"Selesai dari kemaksiatan-kemaksiatan kita, dari hal-hal yang kurang baik pada diri kita, dari hal-hal negatif yang ada pada diri kita."
"Kemudian menuju ke hal-hal yang lebih baik dan menyempurnakan kita sebagai manusia."
"Jadi lebaran ini adalah momentum bagi kita untuk pamitan dari kemaksiatan-kemaksiatan untuk menuju ke yang lebih baik," terang Khasan.
2. Lebur
Khasan menuturkan, makna lebur ini diambil karena lebaran adalah momentum yang luar biasa bagi semua orang untuk melebur dosanya.
Caranya yakni dengan saling meminta maaf kepada semua orang yang ada di sekitar kita.
"Kemudian yang kedua lebur, kenapa kemudian maknanya lebur."
"Karena memang lebaran adalah momentum yang luar biasa bagi semua orang untuk melebur dosanya dengan cara minimal saling mohon maaf kepada semua orang yang ada di sekitar kita."
"Kemudian yang kedua lebur, kenapa kemudian maknanya lebur."
"Karena memang lebaran adalah momentum yang luar biasa bagi semua orang untuk melebur dosanya dengan cara minimal saling mohon maaf kepada semua orang yang ada di sekitar kita," tuturnya.
Dengan adanya Idul Fitri ini diharapkan bisa membuat umat Muslim mengupayakan jalan-jalan rekonsiliasi saling meminta maaf ke semua orang,
Sehingga, setelah Lebaran ini, umat Muslim bisa menjadi orang yang berupaya untuk melebur dosa-dosanya dengan meminta maaf atau memberikan maaf.
"Maka dengan adanya Idul Fitri ini minimal kita bisa mengupayakan jalan-jalan rekonsiliasi untuk minta maaf ke semua orang."
"Walaupun mungkin kita bisa jadi merasa, 'saya dengan orang itu tidak merasa bersalah kok,' tapi tetap saja momentum terbaik untuk meminta maaf, memberi maaf dan saling bermaaf-maafan."
"Sehingga kita kemudian masuk di lebaran ini, Idul Fitri ini sudah menjadi orang yang berupaya untuk melebur dosa-dosanya dengan meminta maaf atau memberikan maaf," ujar Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah IAIN Surakarta tersebut.
3. Luber
Makna yang terakhir dari Lebaran yakni luber, yang berarti telah meluberkan pahala, kebaikan, hal-hal yang baik.
Tidak hanya bagi diri kita tapi juga kepada orang lain.
"Dalam proses ini sebenarnya kita sudah mengupayakan untuk memperbanyak hal-hal baik, melakukan ibadah, maka lebaran ini sebenarnya momentum untuk apa, luber. Meluberkan pahala, kebaikan, hal-hal yang baik."
"Tidak hanya sekedar ke diri kita, tapi ke orang lain, masyarakat yang lebih umum."
"Sehingga ini bisa menjadi momentum untuk mari bersama-sama berbuat baik, berwasiat kebaikan dan menciptakan kebaikan ke semua orang," jelas Khasan.
Maka dapat disimpulkan bahwa, Lebaran ini berarti lebar dari maksiat, leburnya dosa-dosa dan meluberkan kebaikan.
Lebaran dianggap bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik di masa yang akan datang.
"Maka lebar, lebur, luber. Lebar dari maksiat, lebur dosa-dosa kita dan meluberkan kebaikan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik di masa yang akan datang."
"Inilah kemudian yang kita sebut dengan Idul Fitri identik dengan sebutan Lebaran, sebagaimana jika diambil dari kebahasaan orang Jawa," pungkasnya. (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengapa Idul Fitri di Indonesia Sering Disebut Lebaran? Simak Penjelasannya Berikut Ini
Berita terkait info mudik lebaran