Berita Malang Hari Ini
Dua Anak Berpakaian Kembar Curi Uang Kotak Amal di Karangploso
Sebuah aksi pencurian kotak amal terjadi di Musala Al Quba, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang
Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MALANG – Sebuah aksi pencurian kotak amal terjadi di Musala Al Quba, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Senin (24/5/2021).
Dari hasil pantauan rekaman CCTV, Nampak dua remaja berusia sekitar belasan tahun melakukan pencurian tersebut.
Pengelola musala tidak mengetahui pasti berapa jumlah uang yang dibawa.
Saat Lebaran lalu, pengurus telah mengambil uang yang terkumpul di kotak amal.
Setelah kejadian pencurian, tidak ada satu pun uang yang tersisa di dalam kotak amal.
Imam Ghozali, pengurus Musala Al Quba menjelaskan, dari hasil pantauan CCTV, pelaku yang berjumlah dua orang tersebut masuk dari arah timur musala menuju ke pintu utama.
“Peristiwa terjadi pada Minggu tanggal 23 Mei 2021, kurang lebih pukul 9.00 WIB,” ujarnya, Senin (24/5/2021).
Satu orang bertugas memantau kondisi, dan satunya lagi membuka kotak amal menggunakan linggis.
Dikatakan Imam, linggis itu dibawa sendiri oleh kedua pelaku. Ukurannya kurang lebih 50 cm.
“Satunya melihat situasi, satunya mencongkel. Masih anak-anak, sekitar usia 17 tahunan. Ada dua, pakai topi, pakai celana pantai,” paparnya.
Kedua pelaku juga ditengarai anak kembar. Pakaian yang mereka kenakan sama, hanya beda warna.
Dari pantauan CCTV, sebelum melakukan aksi, kedua pelaku sempat membuka lemari yang ada di dalam musala.
Dijelaskan Imam, lemari itu berisi peralatan salat yang diperuntukan kepada jamaah. Lalu kedua pelaku ini berjalan memantau situasi sekitar.
Tak lama kemudian, keduanya beraksi dengan cara mencongkel kotak amal.
Atas kejadian tersebut, Imam mengimbau agar pengelola tempat ibadah berhati-hati.
“Meskipun ada CCTV, tetap berhati-hati. Ini pelajaran untuk kita bersama,” katanya.
Imam awalnya berencana melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang.
Namun karena diketahui pelaku masih berusia anak-anak, maka pengurus mengupayakan memilih pembinaan kepada kedua anak dan orangtuanya.
“Tidak menghakimi anak tersebut, tapi lebih dibina. Ada CCTV tidak menjamin,” paparnya.