Breaking News

Kota Malang

Kronologis Trotoar Jembatan Embong Brantas Kampung Tridi Ambrol, Longsorannya Jebol Rumah Warga

Ambrolnya trotoar jembatan Embong Brantas merusak rumah warga di wilayah Kampung Tridi RT 1 RW 12 Kelurahan Kesatrian Kecamatan Blimbing Kota Malang.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/KUKUH KURNIAWAN
PEMBERSIHAN -  Warga Kampung Tridi RT 1 RW 12 Kecamatan Blimbing dibantu oleh petugas BPBD Kota Malang saat membersihkan material lumpur yang masuk dan menggenangi rumah warga serta jalan kampung, Senin (24/11/2025). Longsoran tanah serta material bebatuan itu berasal dari trotoar Jembatan Embong Brantas di Jalan Gatot Subroto yang mengalami ambrol pada Minggu (23/11/2025) malam. 

Ringkasan Berita:
  • Trotoar Jembatan Embong Brantas di Jalan Gatot Subroto ambrol pada Minggu (23/11/2025) malam.
  • Sejumlah rumah warga di Kamoung Tridi terdampak, rusak tertimpa material longsor
  • Warga dibantu oleh petugas BPBD Kota Malang saat membersihkan material lumpur yang masuk dan menggenangi rumah warga

 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Trotoar Jembatan Embong Brantas di Jalan Gatot Subroto yang ambrol pada Minggu (23/11/2025) malam membuat sejumlah warga yang tinggal di kaasan bawah jembatan terdampak.

Peristiwa trotoar jembatan di Kampung Tridi atau Kampung Warna-Warni kota Malang itu merusak rumah warga di wilayah Kampung Tridi RT 1 RW 12 Kelurahan Kesatrian Kecamatan Blimbing Kota Malang.

Kronologis peristiwa ambrolnya trotoar jembatan Embong Brantas yang sebabkan longsoran tanah serta material bebatuan merusak rumah diungkap warga.

Baca juga: BREAKING NEWS : Jalan Gatot Subroto Ambrol, 11 Penghuni Rumah Diungsikan

Salah satu warga yang terdampak, Sofyan (39) mengatakan, kejadian ambrolnya trotoar Jembatan Embong Brantas terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.

"Kejadiannya kemarin malam, ketika itu saya istirahat di kamar rumah. Lalu ada suara krosak-krosak bress, saya kira ada kecelakaan mobil jatuh dari atas jembatan," ujar Sofyan  di lokasi kejadian, Senin (24/11/2025).

Setelah itu, ia langsung bergegas keluar rumah. Ternyata, air berikut lumpur dan bebatuan sudah menggenangi wilayah perkampungan.

"Air sama lumpur dan bebatuan seukuran kepala orang dewasa jatuh dari atas dan sudah menggenangi jalan kampung sini. Saking derasnya, air sama lumpurnya masuk ke dalam rumah warga," tambahnya.

Setelah itu, ia langsung naik ke atas dan melihat trotoar Jembatan Embong Brantas sudah dalam kondisi ambrol.

Karena kondisinya rawan, ia langsung meletakkan pot bunga yang ada di trotoar ke tengah jalan agar kendaraan tidak berjalan ke pinggir.

"Saya langsung ke atas, lalu pot-pot bunga saya taruh ke tengah agar kendaraan yang melintas di Jalan Gatot Subroto tidak melintas terlalu pinggir ke Jembatan Embong Brantas. Setidaknya, ada 10 rumah warga termasuk rumah saya kemasukan air sama lumpur sampai perabotan dan beberapa alat elektronik rusak," bebernya.

Dirinya mengungkapkan, bahwa kondisi paling parah dialami oleh rumah milik Dasuki.

Tembok belakang dan tembok kamar rumah Dasuki jebol hingga tidak bisa didiami sementara waktu.

"Kondisi paling parah rumah Pak Dasuki, soalnya posisi rumahnya tepat di bawah trotoar Jembatan Embong Brantas yang ambrol. Tembok belakang rumahnya sampai jebol," tambahnya.

Sementara itu, istri dari Dasuki, Sunarsih (55) menuturkan posisinya sedang memasak di dapur dan posisi suaminya, sedang duduk di ruang tamu saat longsoran ambrolnya trotoar jembatan terjadi.

Sumber: SuryaMalang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved