Berita Malang Hari Ini
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati Beber Waktu Terbaik Selamatkan Diri Jika Terjadi Tsunami
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi tips mitigasi bencana jika gempa yang disusul dengan tsunami terjadi.
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: isy
Berita Malang Hari Ini
Reporter: Erwin Wicaksono
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | MALANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi tips mitigasi bencana jika gempa yang disusul dengan tsunami terjadi.
Durasi waktu 24 menit setelah terjadinya gempa bumi merupakan waktu terbaik untuk menyelamatkan diri ke tempat aman untuk menghindari tsunami.
Menurut kajian BMKG, rentang waktu datangnya tsunami tercepat ke daratan diprediksi mulai dari 20-24 menit.
"BMKG butuh waktu pengolahan data maksimal 5 menit pasca gempa bumi. Sehingga jika di wilayah selatan Jawa terjadi gempa bumi masih cukup waktu untuk memberikan informasi kepada masyarakat," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat kunjungi Desa Tambakrejo, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Selasa (8/6/2021).
Kata Dwikorita, masyarakat wajib memahami antisipasi mandiri ketika bencana terjadi.
Lingkungan pesisir harus dilengkapi jalur evakuasi ke dataran yang lebih tinggi disertai rambu-rambu jalur evakuasi.
"Perlu adanya kesadaran mandiri dari masyarakat," beber Dwikorita.
Dwikorita menegaskan bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami memang memiliki tipikal yang sukar diprediksi.
"Bahkan hingga kini kami (BMKG) belum bisa memprediksi kapan gempa bumi atau tsunami itu akan terjadi," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun BMKG Karangkates, Mamuri menegaskan fenomena alam gempa bumi besar merupakan potensi terburuk, bukan prediksi pasti.
Baru-baru ini, ramai tersiar kabar potensi gempa 8,7 Skala Richter dan gelombang tsunami mencapai puluhan meter di pesisir Jawa Timur bagian Selatan.
"Itu adalah potensi terburuk. Artinya bisa terjadi atau tidak," ungkap Mamuri.
Kata Mamuri, kajian para peniliti disampaikan dengan alasan yang dilatarbelakangi oleh kaidah ilmu pengetahuan.
"Kenapa para peneliti menyampaikan itu, sebenernya tujuannya lebih untuk mitigasinya terutama kepada pemerintah daerah dan masyarakatnya. Sekali lagi itu bukan prediksi tapi potensi bisa iya bisa tidak," jelas Mamuri.
Terkait berbagai rentetan gempa yang terjadi Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar baru-baru ini merupakan peristiwa yang alamiah.
Alias akibat aktivitas subduksi.
"Ini akan mnnjadikan edukasi bagi kita. Kiranya ini bukan menjadikan ketakutan yang tanpa alasan. Kesiapsiagaan kita untuk mengadapi beberapa potensi tersebut," pesannya.