Penanganan Covid
FAKTA Sulitnya Menangani Warga Saat Bangkalan Darurat Covid-19, Ada yang Kabur Atau Tolak Evakuasi
Masih banyak warga yang kabur, menghindari tes swab atau bahkan menolak menjalani karantina meski telah dinyatakan positif Covid-19
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dyan Rekohadi
Sudiyo mengungkapkan, jika hal tersebut sudah sejak beberapa waktu dilakukan.
Terkait fasilitas kesehatan, Sudiyo mengatakan Pemkab bersama Pemprov Jatim telah menyiapkan skema penanganan. Sebab, upaya memutus mata rantai penyebaran harus terus dilakukan.
Selain massifnya pemeriksaan, di antara upaya adalah, Pemkab menyediakan banyak ruang isolasi. Selain itu rujukan bagi OTG untuk dibawa ke RS Lapangan Surabaya.
"Sudah ada kesepakatan-kesepakatan, di saat rumah sakit kita penuh di Bangkalan ini enam rumah sakit penyangga di Surabaya sudah disiapkan," tambahnya.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih mengatakan, pihaknya menilai respon medik oleh Pemerintah sudah bagus.
Pemerintah banyak melakukan upaya untuk menurunkan kasus.
Namun, Hikmah tak memungkiri jika kurangnya respon masyarakat memang menjadi keluhan petugas di sana.
Diantara usulan yang disampaikan anggota dewan adalah, menggunakan stakeholder kunci. Tujuannya meningkatkan kesadaran warga setempat.
Disisi lain, Hikmah mengatakan, pentingnya desain isolasi mandiri yang benar dan efektif.
Sebab, dalam hearing itu diungkapkan jika warga masih banyak yang enggan dirujuk.
"Jadi, kita harus merespon sesuai dengan kearifan lokal," ujar politisi PKB tersebut.
Dengan demikian, dewan mendorong penambahan tenaga lagi, termasuk relawan untuk upaya penanganan pandemi di Bangkalan.
"Kita sudah minta BPBD menurunkan relawan, saya juga akan kontak Dinsos untuk tagana turun. Mengawasi proses isoman," ungkapnya.

Kabur dari Pos Penyekatan
Sikap warga yang kurang mendukung langkah antisipasi cepat pemerintah dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 dari zona merah Bangkalan juga ditemui di Surabaya.