Nganjuk

Arca Dwarapala Condrogeni Diteliti, Benda Purbakala Peninggalan Era Peralihan Kadiri–Majapahit

Arca tersebut menggambarkan sosok pria tambun, memegang gada di tangan kanan, dengan detail wajah, gigi, dan ornamen tubuh yang masih terlihat jelas.

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/TACB Nganjuk
ARCA- Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Nganjuk mendatangi lokasi Condrogeni, yang berlokasi di Gunung Wilis Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, setempat, Jumat (10/10/2025). TACB datang ke lokasi itu untuk mengkaji Arca Dwarapala.  

SURYAMALANG.COM, NGANJUK - Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Nganjuk, mengkaji Arca Dwarapala di Condrogeni, yang berlokasi di kawasan Gunung Wilis Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, setempat. 

Kajian ini menjadi langkah awal untuk merekomendasikan penetapan benda purbakala tersebut sebagai cagar budaya.

Anggota TACB Kabupaten Nganjuk, Nara Setya Wiratama, menjelaskan Arca Dwarapala Condrogeni memiliki nilai penting.

Karena diduga berasal dari peninggalan masa peralihan antara Kerajaan Kadiri dan Majapahit, berkisar abad ke-13 hingga ke-14 masehi.

"Besar harapan kami, setelah kajian dari TACB Kabupaten Nganjuk selesai, kita nanti akan merekomendasikan kepada Bupati, agar beberapa benda yang ada di sini segera ditetapkan sebagai cagar budaya," katanya, Jumat (10/10/2025).

Ia menjelaskan TACB Kabupaten Nganjuk telah mendatangi langsung Arca Dwarapala tersebut. 

Di lokasi Condrogeni, didapati dua Arca Dwarapala.

Di bagian depan atau bagian bawah lokasi Condrogeni ditemukan satu arca Dwarapala berukuran besar dengan kondisi relatif utuh. 

Arca tersebut menggambarkan sosok pria tambun, memegang gada di tangan kanan, dengan detail wajah, gigi, dan ornamen tubuh yang masih terlihat jelas.

"Kalau kita lihat dari ikonografi Dwarapala yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah, besar dugaan yang paling kuat, di sebelah kiri dulunya kemungkinan besar ada Dwarapala lagi, pasangan dari Dwarapala ini, tetapi saat ini posisinya sudah tidak ada," jelasnya.

Sementara di bagian belakang atau bagian atas lokasi Condrogeni juga ditemukan satu Arca Dwarapala.

Arca ini teridentifikasi sebagai Arca Dwarapala perempuan, yang pasangannya juga sudah tidak berada di tempat.

"Lalu di atas (bagian belakang) nanti akan ada satu Dwarapala yang diduga adalah perempuan," paparnya. 

Keberadaan dua arca dengan jenis kelamin berbeda ini menandakan adanya kekhususan fungsi lokasi Condrogeni tersebut.

"Berdasarkan sejumlah literatur klasik kombinasi Arca Dwarapala laki-laki dan perempuan kerap menandakan tempat pemujaan atau pertapaan yang sangat mengultuskan figur perempuan seperti Dewi Pertiwi," ungkapnya. 

Sumber: Surya Malang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved