Penanganan Covid
UPDATE Kasus Covid-19 Bangkalan, Kematian Secara Beruntun di Kecamatan Arosbaya Buat Warga Khawatir
Desa Tengket dan Desa/Kecamatan Arosbaya Bangkalan adalah KLB Covid-19. Banyak layanan bidan Desa dan praktek dokter yang buka
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Dyan Rekohadi
Penulis : Ahmad Faisol , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, BANGKALAN – Suasana mencekam karena pandemi Covid-19 kini dirasakana warga Kecamatan Arosbaya semenjak terjadinya lonjakan kasus virus corona di Kabupaten Bangkalan Madura.
Warga kecamatan Arosbaya Bangkalan mulai gelisah karena banyak terjadi kematian beruntun di desa-desa.
Edi Kur (46), warga Kampung Pandien Selatan, Desa/Kecamatan Arosbaya kepada SURYAMALANG.COM menuturkan, masyarakat di Kecamatan Arosbaya kini diselimuti kekhawatiran atas fenomena kematian secara beruntun.
“Di kampung saya dan kampung sebelah, sekitar 12 orang meninggal. Itu meninggalnya belum tentu karena Covid-19. Namun seumur saya hingga berusia 46 tahun ini, belum pernah mengalami kejadian kematian secara beruntun dalam jumlah lumayan (banyak),” tutur Edi, Jumat (11/6/2021) malam melalui sambungan seluler.
Ia menjelaskan, rentang waktu dan jarak tempat tinggal antara satu warga yang meninggal dengan warga lain yang meninggal di kampungnya hampir berdekatan.
Bahkan, lanjut Edi, satu rumah ada yang dua orang meninggal, ibunya malam ini dan keesokan harinya anak perempuannya.
“Ada juga hari ini si A dan lusa pamannya, ada juga yang tetangga kanan-kiri dan depan rumah dalam rentang waktu 1-2 hari. Sekali lagi, itu belum dipastikan karena corona. Namun muncul kekhawatiran ketika ada orang meninggal, warga di sekitarnya harus siap-siap. Paman saya sampai memilih tutup toko hingga lima hari ini karena ada warga meninggal,” jelasnya.
Edi mengibaratkan Desa Tengket dan Desa/Kecamatan Arosbaya adalah Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19.
Kondisinya semakin membuat Edi mengelus dada karena tidak adanya layanan bidan desa dan dokter praktek.
Layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan sudah tidak buka karena takut.
Suasana pasar pun lengang, tidak seramai sebelumnya.
“Begitu ada orang sakit dan meninggal, muncul perasaan was-was yang mau memandikan (jenazah). Kasihan karena ini menjadi tugas para kiai kampung, sementara mereka tidak punya APD (Alat Pelindung Diri). Gelaran tahlil pun mulai jarang dihadiri banyak orang,” ujarnya.
Ia menambahkan, poin terpenting saat ini yakni kondisi kesehatan masyarakat terganggu dengan gejala mirip Covid-19 yakni batuk dan pilek yang terjadi hampir di semua kampung dan desa di Kecamatan Arosbaya.
Kesadaran penerapan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan mencuci tangan begitu kembali ke rumah sudah sangat tinggi di masyarakat Kecamatan Arosbaya.