Berita Surabaya Hari Ini

Virus Corona Varian India Ditemukan di Jembatan Suramadu, Pasien Dirawat di Surabaya dan Bojonegoro

Virus Corona Varian India Ditemukan di Jembatan Suramadu, Pasien Dirawat di Surabaya dan Bojonegoro

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eko Darmoko
Shutterstock
Ilustrasi varian baru Covid-19 asal India dan Afrika Selatan 

"Kita masih tunggu hasik genome sequence berikutnya semoga semua segera keluar hasilnya," tandasnya.

Saat ditanya apakah yang terkonfirmasi tertular virus varian baru tersebut dari PMI, Khofifah menegaskan bahwa mereka yang positif covid varian baru bukan dari PMI.

"Bukan PMI. Berarti sudah ada transmisi lokal. Yang hasilnya keluar ini adalah sampel penyekatan Suramadu kaki surabaya," tegas Khofifah. 

Tsunami Covid-19 dan Gelombang Besar Kematian Hantam India

Tsunami virus corona menghantam India hingga tim medis kuwalahan menghadapi gelombang kematian akibat Covid-19.

Tsunami virus corona yang menghantam India ini dipicu oleh warganya yang sudah 'besar kepala' atau sok-sokan bisa melawan Covid-19.

Namun pada kenyataannya, virus corona belum hilang seutuhnya dari India.

Sebaliknya, virus corona melakukan serangan balik dan membuat rakyat India kalang kabut.

Menilik fenomena di atas, Indonesia perlu belajar dari kondisi lonjakan kasus virus corona drastis di India.

Tsunami Covid-19 menyebabkan krematorium di India kewalahan karena setiap hari ada ratusan korban virus corona yang harus dikremasi.
Tsunami Covid-19 menyebabkan krematorium di India kewalahan karena setiap hari ada ratusan korban virus corona yang harus dikremasi. (The Telegraph)

Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Erlina Burhan mengatakan, meskipun banyak yang menyalahkan adanya varian baru di India yang menyebabkan lonjakan kasus baru Covid-19, akan tetapi perlu memikirkan kemungkinan penyebab lain.

Ia mengatakan, di India banyak dilakukan kumpul massa sejak Maret dan April, baik dalam bentuk kampanye politik, pertandingan kriket dengan hanya sedikit penonton yang menggunakan masker, hingga festival keagamaan Kumbh Mela yang dihadiri jutaan orang.

Kegiatan keagamaan lain seperti Haji di Saudi Arabia dan perayaan tahun baru di China sudah melakukan pembatasan jumlah orang yang lebih signifikan dibandingkan dengan Kumbh Mela di India.

"Indonesia harus belajar dari India dengan bersama-sama membatasi diri untuk berkumpul menjelang salah satu acara keagamaan terbesar di Indonesia Idul Fitri," tuturnya dalam acara webinar pentingnya jaga imunitas tubuh meski sudah divaksinasi, Rabu (28/4/2021).

Ia berharap, masyarakat mampu menahan diri untuk tidak berkerumun sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.

"Pertemuannya diganti virtual saja. Salamannya dari jauh dan sekarang amplopnya bisa transfer. Kita harus jaga diri membatasi diri agar penyebaran virus ini bisa dikendalikan," pesan dokter RSUP Persahabatan ini.

Warga Negara India yang sedang menunggu kepulangan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (25/4/2021).
Warga Negara India yang sedang menunggu kepulangan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (25/4/2021). (Dokumen Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Soekarno-Hatta)
Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved