Berita Tulungagung Hari Ini
Kronologi Isu Ramalan Nyi Roro Kidul Tentang Tsunami Dahsyat di Tulungagung, Warga Takut & Mengungsi
Kronologi Isu Ramalan Nyi Roro Kidul Tentang Tsunami Dahsyat di Tulungagung, Warga Takut & Mengungsi
Penulis: David Yohanes | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Ramalan Nyi Roro Kidul membuat takut warga Pantai Sine, Desa Kalibatur, Kabupaten Tulungagung, Jumat (2/7/2021) pukul 02.00 WIB.
Beredar isu yang bersumber pada pesan suara yang mengaku menyampaikan pesan dari Nyi Roro Kidul, bahwa akan terjadi tsunami mahadahsyat setinggi 23 meter.
Buntut dari isu ini, warga di Pantai Sine mengungsi sejak Kamis (1/7/2021) malam.
Kapolsek Kalidawir, AKP Santoso, mengaku harus bekerja keras meredam ketakutan warga.
Sebab isu itu terlanjur menyebar luas dan dipercaya oleh mayoritas warga.
“Kami turunkan personel di bawah Kanit Intel ke lokasi untuk menenangkan warga. Sekarang sudah berangsur kondusif,” terang Santoso kepada SURYAMALANG.COM, Jumat siang (2/7/2021).
Baca juga: Pesan dari Nyi Roro Kidul Bikin Panik Warga, Disebut Tsunami Setinggi 23 Meter Hantam Tulungagung
Baca juga: Nyi Roro Kidul Bikin Warga Pantai Sine Tulungagung Takut, Viral Ramalan Tsunami Setinggi 23 Meter
Personel Polsek Kalidawir bahkan sampai mencari sosok yang menyebarkan isu itu.
Namun ternyata sosok perempuan ini tidak bisa mempertanggungjawabkan informasinya.
Bahkan menurut Santoso, ada kesan orang itu seperti halusinasi.
“Kami coba meredam, menjembatani antara warga Sine dengan orang ini."
"Kami berharap tidak sampai ke ranah hukum,” sambung Santoso.
Siang ini Polsek Kalidawir lewat mempertemukan para pihak terkait dan mendorong ada perdamaian.
Santoso mengaku khawatir jika masalah ini justru berujung gesekan antar kelompok.
Kasus ini diduga bermula dari keyakinan pada sesuatu yang tidak bisa dipercaya.
“Saya juga sampaikan, kalau hal yang tidak tahu kebenarannya tidak usah disebar."
"Silakan dipakai sendiri, tidak usah disebarluaskan,” tegas Santoso.
Sebelumnya isu tsunami itu menyebar luas lewat grup-grup WhatsApp warga.
Dalam pesan suara itu, seorang perempuan mengaku menyampaikan pesan Nyi Roro Kidul.
Sosok yang dipercaya penguasa laut selatan itu sebelumnya mengirim utusan, dan merasuki warga.
Menurutnya, akan terjadi tsunami setinggi 23 meter pada Jumat (2/7/2021) pukul 02.00 WIB.

Diberitakan sebelumnya, isu tsunami membuat warga di Pantai Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung ketakutan, Jumat (2/7/2021) pukul 02.00 WIB.
Isu itu beredar lewat rekaman suara, yang menyebar luas lewat grup-grup WhatsApp.
Dalam rekaman itu, seorang perempuan mengirim pesan suara kepada temannya yang dipangggilnya dengan “Dit”.
Menurut perempuan itu, Nyi Roro Kidul, yang diyakini penguasa laut selatan datang ke Dusun Baran, Desa Banyuurip, Kecamatan Kalidawir.
Utusannya lalu merasuki seorang warga yang bernama Nika, lalu memberikan peringatan datangnya tsunami.
“Jumat tanggal dua, jam dua pagi akan ada tsunami."
"Yang percaya disuruh ngungsi, kalau tidak percaya tidak apa-apa. Hanya mengingatkan,” ucap perempuan dalam rekaman itu.
Tsunami itu disebut setinggi 23 meter dan sampai ke ketinggian Tumpak Serut.
Sosok perempuan dalam rekaman itu menegaskan, dirinya hanya menyampaikan apa yang disampaikan Nyi Roro Kidul lewat utusannya.
Sontak rekaman itu membuat warga gempar dan dilanda ketakutan.
Sejak Kamis (1/7/2021) malam banyak warga yang mengungsi di Gardu Pandang, yang ada di atas gunung di atas Pantai Sine.
Kepala Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Asim, mengakui jika warganya dilanda kepanikan, karena termakan isu itu.
Mereka berupaya menyelamatkan diri, khawatir isu tsunami yang konon dari Nyi Roro Kidul itu terjadi sungguhan.
“Kami coba meredam gejolak warga, meyakinkan tsunami tidak akan terjadi."
"Polisi juga turun melakukan penjagaan,” ucap Asim kepada SURYAMALANG.COM.
Asim pun berinisiatif datang ke Dusun Baran, Desa Banyuurip untuk menemui orang yang menyebar isu itu.
Rombongan perangkat dan tokoh Kalibatur berhasil menemui sosok yang membuat rekaman itu.
Namun saat dimintai keterangan, orang itu tidak bisa menunjukkan bukti rekamannya.
“Identitasnya saya lupa. Tapi setelah kami temui dia tidak bisa mempertanggungjawabkan ucapannya,” ujar Asim.
Kini situasi di Pantai Sine kembali reda dan masyarakat beraktivitas seperti biasa.
Pantai Sine adalah pantai dengan ratusan rumah warga tidak jauh dari bibir pantai.
Karena itu warga di lokasi ini sangat sensitif dengan isu tsunami.
Bukan kali ini saja mereka kalang kabut meninggalkan permukiman karena isu tsunami.
Pada 7 Oktober 2020 malam mereka mengosongkan permukiman, karena khawatir dengan hasil kajian ITB tentang potensi tsunami di selatan Jawa.
Hal yang sama juga terjadi pada 19 Juli 2019 malam, di tengah isu Megathrust 2019.
Saat itu warga yang tengah menggelar pesta adat labuh laut, melihat air laut surut.
Karena berita Megathrust terlanjur menyebar, warga ketakutan dan mengosongkan permukiman.
Pada tahun Desember 2012, early warning system (EWS) tsunami di Pantai Sine sempat menyala karena gangguan.
Warga pun panik dan lari ke tempat yang aman.
Setelah tahu jika alarm karena EWS yang bermasalah, mereka merusak EWS ini.
Gara-gara film 2012, warga Sine juga pernah lari menyelamatkan diri.
Film 2012 adalah film fiksi ilmiah tahun 2009, terinspirasi berakhirnya kalender perhitungan Suku Maya, pada 2 Desember 2012.
Saat film ini tengah booming di akhir 2009, warga Sine pernah menjadi korban isu tsunami.
Bermula dari warga yang bekerja di luar negeri memberi kabar, akan ada meteor jatuh di laut Sine.
Warga pun berbondong-bondong mengungsi ke tempat yang aman hingga beberapa hari.
Berita terkait Nyi Roro Kidul