Kabupaten Pasuruan

Manisnya Jeruk Jadi Harapan Baru Pertanian Pasuruan, Sekali Panen Rp 100 Juta

Produksi heruk di Pasuruan menunjukkan tren meningkat, bahkan menjelma harapan baru bagi pertanian daerah.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/GALIH LINTARTIKA
JERUK - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Rias Yudikari Drastika saat mengajak tim Tribunjatim Network ke kebun jeruk di Pasrepan untuk melihat potensi jeruk yang luar biasa. 

SURYAMALANG.COM, PASURUAN  – Komoditas buah jeruk menjadi salah satu ikon baru produk pertanian yang menjanjikan di Pasuruan.

Jika sebelumnya Kabupaten Pasuruan selama ini dikenal sebagai penghasil mangga, apel, dan durian. Namun belakangan, jeruk mulai jadi primadona.

Produksi heruk di Pasuruan menunjukkan tren meningkat, bahkan menjelma harapan baru bagi pertanian daerah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi jeruk Kabupaten Pasuruan naik dari 2.817 kuintal pada 2022 menjadi 3.015 kuintal pada 2023.

Lonjakan paling signifikan terjadi di Kecamatan Pasrepan, yang meningkat dari 337 kuintal menjadi 554 kuintal dalam setahun.

Melihat potensi ini, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Rias Yudikari Drastika menegaskan, pihaknya bersama pemerintah daerah siap mendorong pengembangan jeruk Pasrepan.

Menurutnya, peralihan petani dari padi, jagung, bahkan apel ke jeruk menunjukkan bahwa komoditas ini lebih menjanjikan, baik dari segi hasil maupun kemudahan perawatan.

“Pasrepan sangat potensial untuk menjadi daerah penghasil jeruk. Perkembangannya luar biasa, lahan yang dulu hanya sedikit kini sudah mencapai 100 hektare lebih. Pemerintah dan DPRD harus hadir memberi dukungan, mulai dari pupuk, pelatihan, peningkatan SDM, hingga penyediaan alat pertanian,” ujarnya.

Hal itu disampaikan Rias, sapaan akrab Wakil Ketua DPRD saat podcast dalam program Jagongan Wakil Rakyat (JAWARA) kolaborasi antara DPRD Kabupaten Pasuruan bersama Tribunjatim Network pekan lalu di PasrepanX

Politisi senior ini menambahkan, jeruk Pasrepan tidak hanya perlu ditopang dari sisi budidaya, tetapi juga pengolahan pascapanen agar memiliki nilai tambah. 

“Kalau diolah, jeruk bisa menghasilkan produk turunan bernilai ekonomi lebih tinggi. Ini yang harus kita arahkan ke depan,” katanya.

Hosiin, petani jeruk asal Pasrepan, mengakui jeruk menjadi sumber penghasilan utama keluarganya sejak lama.

Sekali panen, ia bisa meraup hingga Rp100 juta dengan pasar yang menjangkau Ciamis, Garut, hingga Klaten.

Menurutnya, kualitas jeruk Pasrepan tidak kalah dengan daerah lain.

“Jeruk Pasrepan rasanya manis, buahnya penuh, isinya maksimal. Tapi kami masih punya tantangan, terutama pengendalian hama. Pendampingan dari pemerintah sangat dibutuhkan, seperti yang dulu pernah dilakukan saat tanaman kami terkena virus pada 2012,” ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved