Ustadz Abdul Somad Panik Alami Gejala Covid-19 Saat Tak Bisa Bau Durian, Sampai Siapkan Surat Wasiat
Inilah rangkuman cerita Ustadz Abdul Somad panik alami gejala Covid-19 atau virus corona yang terjadi pada dirinya beberapa waktu lalu.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM - Inilah rangkuman cerita Ustadz Abdul Somad panik alami gejala Covid-19 atau virus corona yang terjadi pada dirinya beberapa waktu lalu.
Ustadz Abdul Somad merasa jika dirinya mengalami gejala Covid-19 saat tidak bisa mencium bau durian dan merasakan tulang di badannya serasa mau copot.
Bahkan Ustadz Abdul Somad sudah siapkan surat wariat untuk anaknya jika terjadi sesuatu kepada dirinya.
Ustadz Abdul Somad atau akrab disapa UAS ternyata sempat mengalami gelaja Covid-19.
Saat itu sang ustaz baru pulang dari luar kota.

Disebutkan bahwa gejala yang dialami UAS tersebut termasuk kategori cukup berat.
Salah satu gejala yang ia rasakan adalah kehilangan indra penciumannya.
Bahkan menurutnya, indera penciumannya hilang saat mencium buah durian.
"Saya pernah menyangka mati.
Ketika saya tiba-tiba pulang dari luar kota," kata UAS dalam kanal YouTube Musyawarah, Selasa, 13 Juli 2021.
Tak hanya itu, bahkan UAS menggambarkan tulang-tulangnya seperti mau patah.
"Sampai di rumah semua tulang-tulang saya ini rasanya mau putus.
Topi dipasang mau copot ditusuk-tusuk jarum. Durian dicium tak ada baunya.
Di situ lah saya merasa durian itu tak enak sama sekali," sambung UAS.
Meski mengalami gejala, UAS tak langsung melakukan tes Covid-19.
Ia hanya yakin betul gejala tersebut adalah paparan virus Corona.
"Saya tidak pernah periksa, padahal ciri-ciri itu ada," ucap UAS.
Bahkan saking parahnya gejala tersebut, UAS sampai menulis surat wasiat untuk sang putra semata wayang, Mizyan Hadziq Abdillah.
Selain meminta putranya yang diasuh mantan istri untuk masuk pesantren lalu menjadi penghapal Al Quran, UAS juga berharap didoakan ketika sudah meninggal.
"Saya ambil kertas, saya tulis pesan. 'Wahai anakku, kalau aku mati jangan kau ke dukun.
Kau mesti mentauhidkan Allah, kau kirim Al-Fatihah, kau doakan aku, kau mesti sekolah masuk pesantren penghapal Alquran'
Karena saya sangka, hari kesembilan dan kesepuluh napas sudah pendek sekali," kenang UAS.
UAS mengaku tak ada obat-obatan khusus yang diminumnya.
Ia hanya mengonsumsi obat anjuran Nabi Muhammad SAW, yakni madu.
"Begitu beberapa hari saya minum madu, lalu kemudian saya minum vitamin C pagi, petang, siang hilang sehat sampai sekarang," ujar UAS menambahkan.
Sementara itu Faiz, Koordinator Media Ustadz Abdul Somad mengungkap momen yang dialami sang ustaz terjadi sudah cukup lama.
Ia menyebut hal tersebut terjadi saat awal pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Awal banget COVID merebak di tahun 2020 sekitar bulan April. Entah Maret atau April, saya lupa.
Tapi seingat saya beliau cerita awal-awal COVID di Indonesia," jelas Faiz.
Simak video lengkapnya:
Cara Membedakan Gejala Pilek, Flu, dan Covid-19
Pilek, flu, dan Covid-19 memiliki gejala yang hampir mirip.
Pilek, flu, dan Covid-19 disebabkan oleh virus yang berbeda.
Mungkin orang awam sulit menetukan penyakit yang sedang dialami.
Apalagi di masa pandemi sekarang, kecurigaan sering kali mengarah pada Covid-19.
Mayoritas pencerita virus corona akan mengalami satu dari gejala-gejala :
- Suhu tubuh tinggi.
- Batuk yang baru atau berkelanjutan.
- Kehilangan kemampuan mencium atau mengecap rasa.

Jika mengalami satu atau lebih dari gejala tersebut, bagaimana membedakannya?
1. Demam
Seseorang dikatakan demam jika suhu tubuhnya sudah lebih dari 37,8 derajat Celcius.
Demam seperti ini terjadi karena tubuh memerangi infeksi, namun tidak selalu karena virus corona.
Gunakan termometer untuk mengetahui angka suhu yang akurat.
Jika tidak punya, mintalah bantuan orang terdekat untuk menilai apakah tubuhmu terasa hangat.
Penderita pilek sangat jarang mengalami demam.
Untuk mengetahui kepastian penyakit yang diderita, sebaiknya Anda menjadwalkan pemeriksaan virus corona.
2. Batuk
Pilek atau flu bisa memiliki gejala batuk, terkadang disertai gejala lain.
Biasanya flu muncul secara tiba-tiba dan terkadang diikuti dengan sakit otot, meriang, sakit kepala, kelelahan, sakit tenggorokan, dan hidung mampet yang disertai dengan batuk.
Ini akan lebih buruk daripada pilek parah.
Pilek cenderung terbentuk secara perlahan dan tidak terlalu parah, meskipun tetap saja rasanya tidak nyaman.
Selain batuk, gejala lainnya yang mungkin dirasakan ketika pilek adalah bersin-bersin, ingusan, dan sakit tenggorokan.
Namun penderita pilek jarang merasakan demam, meriang, sakit otot, dan sakit kepala.
Batuk karena virus corona bisa membuat seseorang batuk-batuk lebih dalam satu jam atau bahkan berjam-jam, hingga sehari penuh.
Jika Anda biasa mengalami batuk karena kondisi kesehatan seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), mungkin gejala batuk tersebut akan lebih parah dari biasanya.
Lakukan pemeriksaan jika batuk tersebut tak kunjung sembuh.
3. Kehilangan kemampuan mencium dan mengecap
Dua gejala ini merupakan gejala kunci virus corona dan lakukan pemeriksaan untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Penderita pilek biasa memang bisa saja mengalaminya.
Namun pemeriksaan tetap perlu dilakukan terutama jika Anda merasa tubuhmu tidak nyaman.
Ingatlah bahwa pemeriksaan segera bisa mengurangi risiko penyebaran virus.
4. Bersin
Orang yang bersin kerap dicurigai menyebarkan virus corona.
Padahal bersin bukanlah gejala virus corona.
Jika hanya bersin tanpa disertai gejala lain seperti demam, batuk atau kehilangan kemampuan mencium dan mengecap, maka Anda tidak perlu melakukan pemeriksaan.
Tetesan yang keluar dari bersin seseorang bisa menyebarkan virus.
Makanya ketika bersin usahakan menutup mulut dengan tisu lalu buang tisu tersebut dan mencuci tangan.
5. Ingusan atau hidung mampet
Menurut National Health Service (NHS) Skotlandia, ingusan bukan menjadi alasan untuk melakukan tes virus corona.
Data dari aplikasi monitoring gejala Covid-19 yang dilaporkan oleh para pengguna di Inggris menyebutkan bahwa anak-anak lebih sedikit menunjukkan gejala pernapasan dan lebih cenderung mengalami demam, sakit kepala, lemas, dan ruam pada kulit.
Pada akhirnya, pasien virus corona memiliki gejala yang berbeda-beda yang berkisar dari ringan ke berat.
Meskipun beberapa pasien tidak mengalami gejala sama sekali, virus tetap bisa menular ke yang lain.
Biasanya gejala muncul sampai dua minggu setelah perkiraan waktu terpapar, namun umumnya sekitar lima hari.
Sesak napas juga merupakan gejala lainnya dari virus corona.
Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, atau bahkan disertai gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, carilah bantuan profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penulis: Frida Anjani / SURYAMALANG.COM
Ikuti Berita Terkait Ustadz Abdul Somad Lainnya.