Jumlah Warga Miskin di Indonesia Bertambah 1,12 Juta Orang
Jumlah warga miskin di Indonesia bertambah 1,12 juta orang. Apa saja penyebabnya?
SURYAMALANG.COM - Jumlah warga miskin di Indonesia bertambah 1,12 juta orang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 27,54 juta orang pada Maret 2021.
Jumlah itu membuat tingkat kemiskinan mencapai 10,14 persen dari total populasi nasional.
Jumlah penduduk miskin meningkat 0,36 persen atau naik 1,12 juta orang jika dibandingkan Maret 2020.
Sebelumnya, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 26,42 juta orang pada Maret 2020.
Namun, jika dibandingkan dengan September 2020, jumlah penduduk miskin turun tipis 0,05 persen dari 27,55 juta penduduk.
"Jumlah penduduk pada Maret 2021 turun 0,01 juta orang terhadap September 2020, tetapi naik 1,12 juta orang terhadap Maret 2020," kata Margo Yuwono, Kepala BPS dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7/2021).
Margo memaparkan kenaikan tingkat kemiskinan terjadi di kota dan desa.
Tingkat kemiskinan di kota naik dari 7,38 persen pada Maret 2020 menjadi 7,89 persen pada Maret 2021.
Jumlah orang miskin di desa naik dari 12,82 persen menjadi 13,1 persen.
Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat kemiskinan antara lain konsumsi rumah tangga yang masih terkontraksi hingga minus 2,23 persen pada kuartal I 2021.
Realisasi itu sudah membaik dibandingkan dengan kuartal III 2020 yang mencapai minus 4,05 persen dan kuartal IV 2020 yang minus 3,61 persen.
Namun, angkanya jeblok jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang masih tumbuh 2,83 persen.
"Pada kuartal I 2021 dibandingkan dengan kuartal I 2020 masih terjadi kontraksi pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kategori kesehatan dan pendidikan, makanan dan minuman selain restoran, pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya," papar Margo.
Selain itu pemulihan ekonomi berbeda-beda antardaerah.
Pertumbuhan ekonomi Bali misalnya tercatat minus 9,85 persen, Lampung minus 2,1 persen, dan DKI Jakarta minus 1,65 persen.
Sebaliknya, ekonomi Maluku Utara tumbuh 13,45 persen, Sulawesi Tengah tumbuh 6 persen, dan Yogyakarta tumbuh 6,14 persen.
Sementara, garis kemiskinan naik 2,96 persen menjadi Rp472.525 per Maret 2021, sedangkan September 2020 sebesar Rp458.947 per kapita per bulan.
Garis kemiskinan pada bulan Maret ini naik dari Rp 458.947 di bulan September 2020.
Penyumbang terbesarnya berada pada kategori garis kemiskinan makanan dengan share sebesar 73,96 persen.
Adapun komoditas yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan makanan adalah beras dengan kontribusi mencapai 20,03 persen di perkotaan dan 24,06 persen di pedesaan, disusul rokok kretek filter hingga telur ayam ras.
"Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan dengan peranan komoditas bukan makanan."
"Pada Maret 2021, makanan menyumbang 73,96 persen pada garis kemiskinan," kata Margo.
"Maka itu supaya pengeluaran masyarakat keluar dari garis kemiskinan, caranya adalah bagaimana mengendalikan harga-harga yang paling banyak dikonsumsi penduduk miskin supaya garis kemiskinan tidak naik terlalu cepat," tuturnya.
Garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum dan makanan yang setara 2.100 kalori per kapita per hari.
Lalu garis kemiskinan bukan makanan merupakan nilai minimum pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok bukan makanan lainnya.
Sementara itu indeks kedalaman kemiskinan menurun dari 1,75 poin di bulan September 2020 menjadi 1,71 poin di bulan Maret 2021.
Indeks kedalaman kemiskinan adalah indeks yang digunakan untuk mengukur seberapa dalam kemiskinan yang dirasakan penduduk.
Adanya penurunan indeks pada bulan Maret menunjukkan, konsumsi masyarakat di bulan tersebut mengalami perbaikan mendekati garis atas dari Rp 472.525 per kapita per bulan.
"Artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin dekat ada perbaikan. Tapi di perkotaan naik dari 1,26 ke 1,29 poin."
"Sementara di pedesaan menurun dari 2,39 ke 2,27 poin," jelas Margo.
Kemudian indeks keparahan kemiskinan pada bulan Maret 2021 ini turun dari 0,47 poin menjadi 0,42 poin.
Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
"Indeks keparahan kemiskinan di kota semakin meningkat tipis. Namun di pedesaan menurun dari 0,68 poin ke 0,57 poin," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BPS: Maret 2021, Jumlah Penduduk Miskin Tembus 27,54 Juta, https://www.tribunnews.com/bisnis/2021/07/16/bps-maret-2021-jumlah-penduduk-miskin-tembus-2754-juta?page=all