Inspirasi Usaha

Pemilik BBQ Karnevor Ajeng Nur Anisa Sudah Berbisnis Sejak Kuliah, Tetap Semangat Walau Untung Kecil

Menjajaki dunia bisnis sudah menjadi kegemaran pemilik BBQ Karnevor, Ajeng Nur Anisa (30), sejak kuliah.

Editor: isy
luthfi husnika/suryamalang.com
Ajeng Nur Anisa (30) pemilik bisnis kuliner Karnevor yang kini memiliki 40 Cabang di seluruh Indonesia. Karnevor merupakan bisnis kuliner yang melayani home service BBQ dengan paket lengkap. 

Berita Surabaya Hari Ini
Reporter: Luthfi Husnika
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | SURABAYA - Menjajaki dunia bisnis sudah menjadi kegemaran Ajeng Nur Anisa (30) sejak kuliah.

Perempuan lulusan Prodi Akuntansi Universitas Airlangga Surabaya tersebut pernah beberapa kali melakoni bisnis

Saat masih kuliah, Ajeng mengikuti UKM bisnis di fakultasnya.

Baca juga: Dari Hobi Kulineran, Wanita Asal Malang Ajeng Nur Anisa Kini Punya Bisnis BBQ 40 Cabang di Indonesia

Karena sering berkumpul dengan teman-teman yang sevisi, Ajeng kemudian berkeinginan memulai bisnis sendiri.

"Sering ketemu sama teman atau kakak tingkat yang punya kegemaran bisnis. Ada yang sudah punya bisnis sendiri. Akhirnya kepengin punya bisnis juga. Akhirnya bikin tim deh untuk memutuskan mau bisnis apa," jelas Ajeng.

Pada akhirnya, mereka memutuskan menjual kalung hasil prakarya sendiri atau homemade.

Kalung berbahan flanel memang saat itu tengah banyak digemari.

Namun karena banyaknya anggota tim yang bergabung, Ajeng mengatakan untung yang didapat sangatlah kecil.

"Bayangin saja waktu itu ada yang pesan satu kalung dikerjakan 11 orang. Untungnya kecil dan masih dibagi-bagi lagi. Tapi mungkin karena suka ya jadi senang aja menjalankan bisnisnya," tutur Ajeng.

Perempuan kelahiran Malang ini menuturkan, tak cuma berjualan kalung homemade, ia juga pernah beberapa kali berjualan online beberapa produk lain.

Lulusan Akuntansi Unair 2014 ini juga pernah menjadi dropshiper tas, berjualan jajanan hits di masanya, hingga suskes berjualan produk hijab.

Berbeda dengan bisnis Ajeng sebelumnya, usaha berjualan hijab yang ia geluti sebenarnya cukup besar.

Bermula dari menjadi reseller, Ajeng berhasil memproduksi hijab sendiri dan memasarkannya pada konsumen.

Namun, bisnis hijabnya meredup ketika Ajeng disibukkan dengan urusan lain.

Perempuan yang dibesarkan di Kota Pahlawan ini mengaku kesalahannya dalam mengelola bisnis hijab karena tidak adanya pendelegasian wewenang.

Semua ia kerjakan sendiri atau atas komando dan di bawah arahannya.

"Setelah saya menikah kan sempat absen 2 bulan. Karena sebelumnya semua saya kerjakan sendiri, saat saya gak bisa hadir jadi berhenti. Padahal sudah besar bisnis hijab ini," papar Ajeng.

"Saya menyadari kesalahan saya waktu itu karena tidak menerapkan pendelegasian tugas ke karyawan. Jadi kalau saya tidak hadir, ya berhenti. Ini yang saya jadikan catatan penting dalam mengelola bisnis selanjutnya," imbuhnya.

Memilih berbisnis ketimbang berkarier dengan bekerja di instansi membuat Ajeng kerap mendapat omongan tak menyenangkan dari temannya.

Beberapa temannya yang memandang sebelah mata jalan yang diambil Ajeng.

Bahkan ketika ia bisa mengambangkan bisnis kuliner Karnevor hingga ke 40 kota se Indonesia.

"Sering dibilang kalau bisnis ini milik suami. Suami yang membangun dan membesarkan jadi saya terima jadi saja. Padahal bisnis ini perjuangan saya. Meskipun dibantu juga oleh suami," katanya.

Namun hal itu tak menyurutkan semangat Ajeng untuk membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi pebisnis yang sukses.

Melihat minat besar Ajeng Nur Anisa dalam dunia bisnis, pihak keluarga terutama suami memberikan support penuh.

Menurut Ajeng, keluarganya menjadi penyemangat sekaligus support sistem yang selalu diingatnya ketika ingin menyerah.

"Kebetulan suami juga pebisnis jadi sangat mendukung. Bahkan saya dan suami juga jalan bersamaan untuk membesarkan bisnis. Jadi dibilang gimana bagi waktu dengan keluarga, ya saya dan suami selaku bersama," Ajeng memaparkan.

Bisnis kuliner yang ia geluti saat ini bisa berkembang pesat juga diakuinya karena peran serta sang suami.

"Karnevor ini tidak akan berkembang sepesat ini tanpa campur tangan suami. Jadi keluarga dan suami sangat penting dalam perjalanan bisnis saya," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved