Berita Batu Hari Ini

RS Persada Hospital Malang Sedang Bangun Ruang Isolasi Berkapasitas Hingga 50 Tempat Tidur

RS Persada Hospital Malang sedang membangun ruang isolasi tambahan berkapasitas antara 30 sampai 50 tempat tidur lagi.

Penulis: Benni Indo | Editor: isy
istimewa/dok pribadi
Lokasi calon ruang isolasi khusus Covid-19 yang akan dibangun di RS Persada Hospital Malang. 

Berita Batu Hari Ini
Reporter: Benni Indo
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | BATU - RS Persada Hospital Malang sedang membangun ruang isolasi tambahan berkapasitas antara 30 sampai 50 tempat tidur lagi.

Direktur RS Persada Hospital Malang, dr Sigit Riyarto menjelaskan, proses pembangunan untuk mengantisipasi jika situasi jumlah penambahan pasien Covid-19 belum menurun.

“Dengan segala perjuangan, intinya, alhamdulillah kondisi saat ini relatif terkontrol. Tidak ada lagi pasien terlantar di jalan. Tidak ada lagi pasien yang tidak mendapat tempat tidur. Kalau saat kacau dulu, banyak yang terlantar. Di banyak pemberitaan media, hampir semua RS kondisinya seperti itu,” ujar Sigit.

Saat ini, sejumlah pasien RS Persada Hospital Malang menjalani isolasi mandiri di hotel-hotel yang telah bekerja sama.

Mereka adalah pasien yang memiliki gejala ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali.

Sedangkan pasien yang memiliki gejala berat mendapatkan perawatan di RS.

“Saya ingin menyampaikan bahwa isolasi di hotel ini upaya mengatasi lonjakan Covid-19. RS harus merawat yang benar-benar membutuhkan layanan medis,” terangnya.

Kata Sigit, cukup banyak orang positif Covid-19 dengan gejala ringan atau bahkan tidak ada gejala.

Sementara yang sangat membutuhkan pelayanan medis tidak lebih dari 20 persen.

“Banyak berita yang mengerikan sehingga masyarakat khawatir. Kami ingin memberikan solusi kepada masyarakat, serahkan kepada tenaga medis siapa yang dirawat dan tidak perlu. Agar pelayanan medis terkonsentrasi pada yang membutuhkan perawatan. Jadi kami ingin memberi solusi kepada masyarakat Malang Raya,” paparnya.

Kondisi RS Persada Hospital Malang sudah mulai terkontrol saat ini.

Kondisi itu jauh berbeda dibanding dua pekan lalu.

Apalagi dengan adanya isolasi di hotel, RS Persada Hospital Malang bisa mengontrol pelayanan.

“Saat isolasi di hotel, tidak perlu khawatir kekurangan oksigen. Tentu saja pemberian sesuai indikasi, tidak bisa minta atas keinginan pasien sendiri. Kami memiliki indikator-indikator,” katanya.

Tarif yang dipatok RS Persada Hospital Malang bagi pasien isolasi di hotel ada dua jenis.

Pertama tarif untuk 10 hari isolasi mandiri sebanyak Rp 17. 9 juga. Lalu tarif untuk 14 hari isolasi sebanyak Rp 22.8 juta.

“Masalah mahal dan murah itu relatif, sebagai RS swasta, layanan kami sesuai daya beli masyarakat. Kami tidak membedakan siapa yang bisa membayar atau tidak. Harga relatif, kami serahkan ke masyarakat. Yang perlu dipahami adalah ternyata animonya cukup tinggi,” kata Sigit.

Kemudian apa yang didapat dengan tarif itu, kata Sigit, yang paling mahal adalah monitoring tenaga medis kepada pasien. Pasalnya, jika isolasi di rumah, tidak ada yang monitor.

Petugas juga akan mengambil langkah cepat ketika ada perburukan kondisi pasien.

“Bisa langsung dilarikan ke RS. Kemudian layanan obat-obatan yang dibutuhkan pasien. Pemberian obat, vitamin dan makan,” ujar Sigit.

Salah satu tempat isolasi mandiri di hotel adalah éL Hotel-Grande Malang yang berada di Kecamatan Karangploso.

Pendiri dan pemilik éL Hotel Group, Enggartiasto Lukita menjelaskan, ada 103 kamar yang menjadi tempat isolasi mandiri sejak 19 Juli 2021.

Layanan yang disediakan mencakup akomodasi, makanan, penyediaan obat atau suplemen sesuai petunjuk dokter, pemeriksaan dokter dan tenaga kesehatan, serta tes PCR.

Enggar mengatakan, pandemi Covid-19 membutuhkan kontribusi semua pihak dari berbagai sektor kehidupan, terutama karena saat ini, terjadi peningkatan kasus positif yang menyebabkan kapasitas rumah sakit nyaris tak mencukupi untuk merawat pasien Covid-19.

“Melihat kondisi tersebut, éL Hotel-Grande Malang terpanggil untuk ikut dalam penanganan pandemi dengan mengalih–fungsikan hotelnya menjadi hotel khusus isolasi mandiri. Dengan layanan ini, pasien Covid-19 dengan gejala ringan, sesuai petunjuk dokter dapat dirawat di hotel,” ujar Enggar.

Enggar menjelaskan, program tersebut bekerja sama dengan Persada Hospital.

Dengan layanan ini, kebutuhan masyarakat Malang Raya untuk melakukan isolasi mandiri secara aman dan nyaman dapat dipenuhi.

“Dengan layanan isolasi mandiri di hotel (Isotel), kapasitas rumah sakit dapat diarahkan untuk merawat pasien gejala berat dan memerlukan perawatan intensif. Inilah panggilan kemanusiaan dan bentuk kontribusi yang bisa kami berikan dalam ikut mengatasi pandemi,” katanya.

Enggar juga mengatakan bahwa pola layanan ini bisa menjadi pilihan bagi pelaku usaha perhotelan, di mana pelaku usaha bekerja sama dengan rumah sakit untuk menyusun standar dan memberikan pelatihan bagi staf hotel dalam memberikan pelayanan kepada pasien Covid-19 bergejala ringan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved