Berita Tulungagung Hari Ini

Wisata Susur Sungai Junjung Tulungagung, Tawarkan Pemandangan Bukit, Goa Pasir, Hingga Candi Dadi

Wisata susur Sungai Junjung di Tulungagung ini dirintis Mbah Win sejak 2018.

Penulis: David Yohanes | Editor: isy
david yohanes/suryamalang.com
Wisatawan Sungai Junjung Tulungagung di atas perahu wisata milik Yudi Winarno (58). 

Berita Tulungagung Hari Ini
Reporter: David Yohanes
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | TULUNGAGUNG - Dengan cekatan, Yudi Winarno (58) mengendalikan batang kendali mesin perahu tempel berwarna hijau miliknya.

Sebentar kemudian perahu wisata itu melaju dari dermaga dekat jembatan SMN 2 Sumbergempol, perbatasan Desa Podorejo-Desa Junjung di Kecamatan Sumbergempol.

Mbah Win, panggilan akrabnya, mengarahkan perahu ke hilir menuju kawasan Desa Junjung.

“Kalau menurut wisatawan, pemandangannya bagus yang ke Sungai Junjung. Tapi suka-suka,” ujar ayah lima anak ini.

Lepas dari bawah jembatan, perahu melaju pelan di aliran sungai yang tenang ini.

Sebentar kemudian pemandangan indah tersaji di sebelah kiri perahu.

Deretan perbukitan yang hijau melingkar seolah mengikuti lika-liku sungai.

Dari atas perahu terlihat jelas Goa Pasir, salah satu situs cagar budaya yang ada di selatan sungai.

Goa pasir adalah situs sejarah dari era Kerajaan Majapahit yang terpelihara hingga sekarang.

Sementara di kejauhan ke arah depan terlihat Candi Dadi yang ada di puncak bukit.

“Kalinya meliuk, seolah di depan ada gunung. Padahal kita tetap ada di tepi gunung,” sambung Mbah Win.

Wisata susur Sungai Junjung ini dirintis Mbah Win sejak 2018.

Office boy di sebuah BPR ini mengaku idenya dari Gua Pindul di Gunung Kidul, Yogyakarta.

Bermula di tahun 2015, kakek empat cucu ini diajak kantornya untuk berwisata di Gua Pindul.

“Di sana saya melihat orang berbondong-bondong menikmati wisata air. Saat itu saya langsung muncul ide, berarti saya bisa memanfaatkan sungai di dekat rumah saya,” tuturnya.

Mbah Win pun mulai menyisihkan tabungannya untuk mewujudkan mimpinya, wisata susur sungai.

Baru tahun 2018 setelah uangnya terkumpul, Mbah Win membeli dua unit perahu lengkap dengan mesin tempel.

Total ia menghabiskan Rp 28 juta termasuk untuk pengadaan jaket pelampung untuk penumpang.

“Setiap perahu mempunyai kapasitas beban 2 ton dalam uji pembebanan di laut. Jadi cukup aman dipakai di sungai ini,” ujarnya.

Karena masih aktif bekerja di BPR, Mbah Win tidak setiap hari menjalankan perahunya.

Ia hanya akan menjalankan perahunya jika masih ada sisa waktu selepas kerja.

Khusus hari Sabtu dan Minggu ia akan seharian melayani para wisatawan untuk susur sungai.

Rute utamanya dari jembatan SMPN 2 Sumbergempol menuju ke jembatan Dusun Kedungjalin, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol.

Jarak yang ditempuh sekitar 1,5 kilometer, dengan tarif Rp 5.000 per orang.

Mbah Win mengaku menyiapkan wisata susur sungai ini untuk nanti, setelah dirinya pensiun dari pekerjaannya di BPR.

“Kurang dua tahun lagi saya pensiun. Mungkin saat itu saya bisa sepenuhnya menjalankan wisata susur sungai ini,” tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved