Opini
Kampanyekan Perlindungan Hak Anak Selama Pandemi, FH UKDC Gelar Social Service Webinar
Kasus kekerasan pada anak seperti fenomena gunung es, yang terdeteksi lebih sedikit karena adanya faktor kultural dan faktor struktural.
lihat foto
Diperlukan perubahan pola pikir dengan tidak mengedepankan budaya partiarki, contohnya menjadi seorang istri harus tidur malam paling akhir dan bangun pagi paling awal untuk menyiapkan dan mengatur rumah, sedangkan suami lebih santai tanpa membantu istrinya karena merasa membereskan rumah dan mengurus anak adalah tugas istri.
Kesetaraan gender dan keterbukaan suami istri dalam berumah tangga bisa menghapus rantai kekerasan dalam rumah tangga karena kerjasama suami istri di rumah untuk kenyamanan bersama dan keterbukaan suami istri khususnya dalam hal ekonomi juga membantu dalam pengelolaan keuangan keluarga sehingga suami istri tidak mengalami tekanan psikologis dan tidak melampiaskan emosinya pada anak.
Penerapan sanksi pidana dalam rangka perlindungan hak-hak anak sangat bagus jika disertai pendampingan psikologis pada anak agar terhindar dari trauma akibat terjadinya kekerasan dalam hidupnya.
Kegiatan webinar ini diselenggarakan menggunakan platform zoom pada hari Sabtu, 19 Agustus 2021.
Kegiatan ini bukan hanya untuk mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Darma Cendika, tetapi juga terbuka untuk umum sebagai bagian untuk mencapai tujuan pelaksanaannya yaitu untuk memberikan pemahaman tentang hak-hak anak dan menumbuhkan rasa kepedulian untuk mengawasi anak-anak yang ada disekitarnya yang rentan mengalami kekerasan dalam hidupnya, sehingga melalui moment kemerdekaan Republik Indonesia ini bisa mewujudkan anak-anak Indonesia yang merdeka untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya tanpa mengalami kekerasan dalam hidupnya.
