Berita Gresik Hari Ini
Area Petirtaan Era Majapahit di Wringinanom Gresik Akan Dijadikan Wisata Desa, Tunggu BPCB Jatim
Penemuan padusan era kerajaan Majapahit ditemukan tidak sengaja oleh warga yang ingin menggali sumber mata air yang tidak pernah kering itu.
Penemuan padusan era kerajaan Majapahit ditemukan tidak sengaja oleh warga yang ingin menggali sumber mata air yang tidak pernah kering itu.
Penggalian dilakukan untuk membuat kolam waduk berukuran 12 X 8 meter.
Setelah menggali sedalam 2 meter lebih, alat berat tiba-tiba membentur benda keras.
Setelah diperiksa ternyata ditemukan batu bata kuno dengan ciri-ciri saat era Majapahit.
Bebatuan era kerajaan memiliki ciri khas tertentu. Dari ketebalan beda dengan batu bata biasanya.
Batu bata ini ditemukan terpisah tidak tersusun rapi. Bentuknya pun bervariatif, ada yang memiliki tebal 9 centi meter dan lebar 32 centi hingga 40 centi meter.
Batu berwarna merah itu diyakini merupakan buatan era Majapahit.

“Pertama kena alat berat, posisinya tertimbun tanah dan tidak beraturan. Sedangkan yang masih di bawah ini bentuknya batu bata tersusun memanjang seperti tempat padusan. Saya injak, dasarnya juga batu bata,” terangnya.
Selain ditemukan bebatuan kuno, warga juga menemukan lumpang berbentuk batu, tempat zaman dahulu menumbuk padi.
Kata Nur Silam, lumpang biasanya dijadikan simbol yang dipajang di dekat petirtaan.
"Lumpang ini tertanam di dalam tanah, saya mengira mungkin bebatuan biasa, setelah digali ternyata lumpang," jelasnya.
Disebutkan Nur Silam, di daerahnya tersebut memang banyak ditemukan barang peninggalan kuno.
Konon warga pernah menemukan perhiasan berupa rantai emas sepanjang 2 meter.
Penemuan itu terjadi pada tahun 1975 silam.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Sejarah dan Purbakala Disparbud Gresik, Khairil Anwar menyebut berdasarkan bentuk dan ukuran bata merahnya mengindikasikan dari periode Majapahit.