Berita Batu Hari Ini
Pintu Parkir akan Dipasang di Alun-Alun Batu
Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Perhubungan berencana memasang pintu otomatis untuk parkir kendaraan di kawasan Alun-Alun Batu.
Penulis: Benni Indo | Editor: isy
Berita Batu Hari Ini
Reporter: Benni Indo
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | BATU - Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Perhubungan berencana memasang pintu otomatis untuk parkir kendaraan di kawasan Alun-Alun Batu.
Kendaraan yang akan masuk harus melewati pintu dan memencet tombol.
Nanti akan keluar karcis sebagai hak pengguna.
Ada empat pintu yang rencananya dipasang.
Keempat pintu tersebut terdiri atas dua pintu masuk dan dua pintu keluar.
Kepala Dinas Perhubungan, Imam Suryono, mengatakan pintu masuk ada di Jl Munif dan Jl Sudiro. Sedangkan pintu keluar ada di depan Masjid An-Nur serta Jl Kartini.
"Hanya saja di Jl Kartini ini perlu ada kajian lebih lanjut karena jangan sampai mengganggu kegiatan kuliner di sana," kata Imam dalam presentasinya di acara Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Hotel Aster, Selasa (28/9/2021).
Rencana pemasangan itu untuk menutupi kebocoran potensi retribusi di kawasan Alun-alun Batu.
Suryono mengakui, Dishub belum pernah mencapai target pendapatan retribusi parkir di Alun-alun Batu, padahal potensinya sangat tinggi.
"Masalah perpakiran di kawasan Alun-alun merupakan potensi tinggi, setiap tahun terus terang Dishub tidak bisa memenuhi target karena kurangnya sarana dan prasarana, kedua terjadinya pandemi," ujarnya.
Dengan adanya pintu parkir tersebut, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi parkir bisa dicapai, khususnya pemasukan dari kawasan Alun-Alun Batu.
Dari target Rp 8 miliar, hingga September ini, yang didapat belum sampai mencapai Rp 1 miliar.
"Dengan adanya pintu ini, diharapkan PAD bisa lebih meningkat karena untuk mengawasi jukir sulit sekali. Tenaga kami di pembinaan dan pengawasan hanya enam orang," ungkapnya.
Totok Abdul Muntholib dari Organda Batu menyarankan agar ada pihak ketiga yang mengurus parkir, atau dilakukan parkir langganan.
Sebagai pelaku transportasi, Totok juga menyadari bahwa saat ini banyak jukir yang tidak memberikan karcis kepada pelanggan.
"Kami memyarankan bagaimana kalau parkir, sementara satu atau dua tahun, dikontrakan ke pihak ketiga atau ke parkir langganan. Hampir 90 persen parkir itu tidak pakai karcis, jika keliling Kota Batu, kondisinya seperti itu," katanya.
Ia juga meminta agar Dishub merancang rencana tempat parkir seiring rencana relokasi pedagang Pasar Besar Batu ke kawasan Stadion Brantas.
Jika tidak didesain, dikhawatirkan akan terjadi kekacauan arus lalu lintas.
"Saya harap ada parkir angkutan juga yang disediakan ketika relokasi pedagang pasar dilakukan," katanya.
Sujarwanto, seorang koordinator parkir mengaku masih belum mendengar terkait rencana pemasangan pintu parkir itu.
Ia berpendapat, menolak rencana pemasangan pintu parkir itu, kecuali jika memang bisa memenuhi kebutuhan para jukir di daerah alun-alun.
Saat ini, ada 17 orang anggota yang berada di bawah koordinatornya.
Sujarwanto harus memenuhi kebutuhan mereka semua yakni seperti makan, minum dan rokok.
"Saya tidak setuju. Soalnya ada biaya operasional. Kalau tidak dapat ya kasihan. Tidak menjadi masalah kalau nanti bisa mencukupi kebutuhan anggota," ujarnya.
Saat ini, jumlah kendaraan yang parkir mulai ramai.
Selama pandemi, jumlah kendaraan yang parkir menurun.
Hal itu pun berdampak pada pemasukan.
"Yang bisa diandalkan ya malam minggu. Kalau seperti hari biasa tidak bisa," ujar Kijan, sapaan akrabnya.
Ketua DPRD Batu, Asmadi, ikut menyoroti rendahnya pendapatan retribusi parkir.
Dari target Rp 8 miliar, realisasinya saat ini belum memyentuh di angka Rp 1 miliar.
Ia meminta agar Dishub bisa berinovasi karena pendapatan daerah salah satunya berasal dari retribusi parkir.
"Perda telah kami buatkan. Kini saatnya memaksimalkan. Laporan yang saya terima, realiasasinya masih jauh dari target," paparnya.