Berita Arema Hari Ini

Dokter Gadungan Elwizan Aminuddin Bikin Geger Liga 1, Dokter Arema FC Blak-blakan Tawarkan Solusi

Dokter Gadungan Elwizan Aminuddin Bikin Geger Liga 1, Dokter Arema FC Blak-blakan Tawarkan Solusi

Editor: Eko Darmoko
KOMPAS.com/Suci Rahayu
Dokter Arema FC dr. Nanang Tri Wahyudi SpKO berkomunikasi dengan kiper Adilson Maringa saat pertandingan pekan 14 Liga 1 2021 di Stadion Maguwoharjo Sleman, Minggu (28/11/2021) malam. 

Dia mengungkapkan jumlah dokter spesialis olahraga tidak mungkin memenuhi kebutuhan yang ada.

Baginya, yang terpenting saat ini adalah membangun sebuah sistem yang bisa memvalidasi dan memverifikasi.

"Tidak ada masalah, dokter umum kan bisa dilatih dengan workshop-workshop oleh PSSI."

"Pokoknya yang utama harus ada ijazah dokter ya. Sebagai bukti kalau dia benar-benar dokter," pungkasnya.

Lebih lanjut, Nanang Tri Wahyudi membeberkan fakta baru mengenai kegaduhan yang terjadi karena terbongkarnya kedok Elwizan Aminuddin sebagai dokter gadungan.

Dunia sepak bola Indonesia tengah ramai diguncang kabar mengenai terbongkarnya kedok dokter gadungan PSS Sleman, Elwizan Aminuddin.

Setelah dilakukan penelusuran oleh PT LIB, didapati bahwa Elwizan Aminuddin memang tidak memiliki ijazah kedokteran yang terdaftar.

Dengan kata lain, ia adalah dokter gadungan. Selama ini, memang banyak klub yang tidak tahu standar perekrutan dokter tim.

Alhasil, dr. Nanang Tri Wahyudi SpKO tidak begitu kaget dengan temuan tentang dokter tim gadungan ini.

Nanang Tri Wahyudi mengatakan, berdasarkan sepengetahuannya, proses perekrutan dokter tim tidak ubahnya seperti karyawan biasa.

Dimulai dari proses pengajuan lamaran dilanjutkan dengan seleksi wawancara, tidak ada proses lainnya yang berhubungan dengan kompetensi dokter.

"Prosedur administrasinya mengumpulkan Ijazah dokter, kebetulan si Amin (Elwizan Aminuddin) ini bikin ijazah palsu," tutur dr. Nanang Tri Wahyudi SpKO kepada Kompas.com.

"Untuk tesnya, wawancara saja dan (melengkapi) berkas administrasi."

"Kalau manajemen yakin, ya tinggal direkrut. Kadang ada juga yang harus presentasi program, tergantung manajemen tim masing-masing," katanya menambahkan.

Dengan adanya kasus ini, dr. Nanang berharap semua tim bisa mengambil pelajaran.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved