Gunung Semeru Meletus
Ada Erupsi Semeru, Penerbangan Pesawat di Bandara Juanda Tidak Terdampak
Yuristo mengatakan, tidak terganggunya penerbangan dari dan ke Bandara Juanda karena erupsi mengarah ke arah laut selatan.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|SURABAYA - Angkasa Pura I menyataan operasional Bandara Juanda di Surabaya, Jawa Timur, tetap dalam kondisi normal pasca terjadinya erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur, Sabtu (4/12/21).
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Communication Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Juanda, Yuristo Ardhi Hanggoro.
"Penerbangan hingga saat ini masih normal," kata Yuristo kepada TribunJatim melalui via Chat WA.
Yuristo mengatakan, tidak terganggunya penerbangan dari dan ke Bandara Juanda karena erupsi mengarah ke arah laut selatan.
"Sudah dilakukan pengecekkan, semuanya masih normal karena erupsi ke arah laut selatan," jelasnya.
Sebelumnya, TribunJatim.com juga telah memberitakan perihal Bandara Juanda telah mewaspadai cuaca ekstrem.
*Jelang Akhir Tahun, Bandara Juanda Siaga Cuaca Ekstrim: Pengalihan Penerbangan Disiapkan*
Memasuki akhir tahun, kondisi cuaca akan memasuki musim penghujan dimana tentunya akan berpengaruh pada penerbangan.
Guna mengantisipasi hal tersebut, Bandar Udara Internasional Juanda telah mempersiapkan langkah-langkah untuk menjaga keamanan dan keselamatan penerbangan terutama pada saat cuaca ekstrim.
“Kami terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait seperti Otban Wilayah III, Lanudal Juanda, BMKG, Airnav, seluruh maskapai dan ground handling mengenai langkah-langkah antisipasi yang akan dilakukan.
Dimana, sesuai prediksi BMKG, intensitas hujan hingga bulan Desember akan cukup tinggi dan akan memasuki puncak pada bulan Januari Hingga Februari 2022,” ujar General Manager Bandar Udara Internasional Juanda, Sisyani Jaffar. Jumat (19/11/21).
Sisyani menambahkan, rencana kontigensi telah disiapkan bersama stakeholder terkait. Satu diantaranya terkait pengalihan penerbangan.
“Kami Bandara Juanda siap menerima pengalihan penerbangan dari bandara lain apabila terjadi cuaca buruk di bandara tujuan. Pengalihan pendaratan merupakan hal yang lazin ketika terjadi cuaca buruk musim hujan dikarenakan jarak pandang visual yang berkurang akibat tingginya curah hujan, kabut, atau kondisi lainnya. Ini dilakukan guna menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan,“ sambung dia.
Menurut Sisyani, pihaknya sebagai pengelola bandara tidak hanya berkoordinasi dengan eksternal, namun juga mempersiapkan langkah-langkah antisipasi bersama tim internal perusahaan.
“Dari sisi internal kami telah memastikan pengawasan dan pemeliharaan pekerjaan, baik di area landside maupun airside berjalan sesuai prosedur keamanan dan keselamatan penerbangan.
Kemudian kami juga mempersiapkan pengaturan ruang tunggu apabila dalam waktu berdekatan ada beberapa pesawat penerbangan yang mengalami keterlambatan karena cuaca buruk, tentu dengan tetap menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19,” pungkasnya.
(SURYA.CO.ID/ Fikri Firmansyah)