Breaking News

Jendela Dunia

Ilmuwan Temukan Virus Corona Varian Omicron 'Siluman' yang Susah Dideteksi Keberadaannya

Para ilmuwan kini dibikin pusing oleh versi varian omicron yang disebut sebagai 'siluman', dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com.

Editor: Eko Darmoko
SHUTTERSTOCK/natatravel
Ilustrasi varian Omicron (B.1.1.529). 

SURYAMALANG.COM - Ada ancaman lain di luar munculnya virus corona varian baru, omicron, di tengah-tengah pandemi yang masih berkecamuk.

Para ilmuwan kini dibikin pusing oleh versi varian omicron yang disebut sebagai 'siluman', dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com.

Versi baru dari varian omicron yang disebut 'siluman' itu sulit untuk diidentifikasi menggunakan tes PCR standar.

Pasalnya, setelah dilakukan pengujian dengan PCR standar, versi varian omicron yang disebut peneliti sebagai 'siluman' ini tidak dapat dibedakan dari varian Covid-19 sebelumnya.

Dilansir dari The Guardian, Selasa (8/12/2021), temuan tersebut muncul ketika jumlah kasus varian virus baru terdeteksi di Inggris naik dari 101 orang menjadi 437 orang dalam satu hari.

Versi baru dari varian omicron ini disebutkan ilmuwan memiliki banyak mutasi yang serupa dengan varian virus omicron biasa.

Akan tetapi, alat tes PCR tidak dapat mendeteksi perubahan genetik tertentu pada versi baru varian tersebut.

Menurut mereka, versi siluman dari varian virus omicron masih terdeteksi sebagai virus corona.

Selain itu, mereka juga mengidentifikasikannya sebagai varian omicron melalui pengujian genomik.

Di sisi lain, para ahli mengatakan, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah bentuk baru varian virus omicron akan menyebar dengan cara yang sama seperti varian biasa.

Sebab, secara genetik keduanya berbeda dan mungkin memiliki perilaku yang berbeda juga.

Varian baru dari omicron pertama kali terlihat di antara genom virus Covid-19 yang dikirimkan dalam beberapa hari terakhir dari Afrika Selatan, Australia, serta Kanada.

Namun, varian versi siluman varian omicron ini mungkin telah menyebar lebih luas.

Sementara itu, setelah ditemukannya versi baru ini, para peneliti membagi garis keturunan varian B.1.1.529 menjadi varian Omicron sebagai BA.1 dan varian yang baru sebagai BA.2 untuk membedakan keduanya.

“Ada dua garis keturunan dalam Omicron, BA.1 dan BA.2, yang cukup berbeda secara genetik. Kedua garis keturunan mungkin berperilaku berbeda," jelas Direktur Institut Genetika University College London, Prof Francois Balloux.

Penemuan versi siluman dari varian omicron itu muncul saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyampaikan kepada kabinetnya bahwa tampaknya varian omicron lebih mudah menular.

Selanjutnya, para pejabat Inggris menyebut akan ada konsekuensi atau dampak dari munculnya varian virus baru sehingga diperlukan pembatasan lebih lanjut.

Sementara itu, melalui rapat kabinet yang dihadiri oleh kepala penasihat ilmiah pemerintah Inggris Patrick Vallance, dan kepala petugas medis Inggris, Chris Whitty, PM Johnson mengatakan kepada para menteri bahwa indikasi awal adalah omicron lebih mudah menular dibandingkan varian Delta.

Di samping itu, para ilmuwan menggunakan analisis dari semua genom untuk mengonfirmasi varian mana yang menyebabkan infeksi Covid, meski tes PCR terkadang dapat memberikan indikasi.

Hal utama yang masih tidak diketahui oleh peneliti adalah bagaimana varian baru Omicron muncul.

Meski termasuk ke dalam varian Omicron, versi baru ini dinilai sangat berbeda secara genetik sehingga dapat memenuhi syarat sebagai variant of concern atau VoC jika menyebar dengan cepat.

Ilustrasi varian Omicron membawa banyak mutasi virus corona. Bukti awal menunjukkan bahwa varian Omicron dari virus corona kemungkinan memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi tetapi tidak membuat gejala terlalu parah.
Ilustrasi varian Omicron membawa banyak mutasi virus corona. Bukti awal menunjukkan bahwa varian Omicron dari virus corona kemungkinan memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi tetapi tidak membuat gejala terlalu parah. (SHUTTERSTOCK/Corona Borealis Studio via Kompas.com)

4 Hal yang Harus Diwaspadai Terkait Virus Corona Varian Omicron

Masyarakat dunia kini dilanda kecemasan di tengah pandemi virus corona yang belum tuntas, yakni dengan munculnya varian baru virus corona B.1.1.529 atau omicron.

Sejumlah negara di dunia dilaporkan sudah terpapar kasus ini, bahkan sudah ada langkah-langkah pengetatan demi mencegah penyebaran omicron.

Varian baru virus corona omicron dideteksi pertama kali muncul di Afrika Selatan sebagai variant of concern (VoC), demikian yang diklarifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Varian omicron tidak hanya menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat, bahkan para para ilmuwan di dunia juga menyampaikan kekhawatirannya.

Apa alasan para peneliti merasa khawatir dengan keberadaan varian baru omicron ini?

Berikut empat alasannya yang dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com :

1. Lonjakan kasus Covid-19

Mengutip dari MedicalNewsToday, sejumlah ilmuwan dari Center of Epidemic Response and Innovation (CERI) Afrika Selatan merasa khawatir dengan keberadaan varian baru ini.

Diduga, varian ini menyebabkan kenaikan kasus Covid-19 di Gauteng Afrika Selatan.

Pada 16 November 2021, Afrika Selatan mencatat 136 kasus harian, tetapi pada 25 November 2021 jumlah kasus meningkat menjadi lebih dari 1.200.

Sebanyak 80 persen dari jumlah tersebut berada di Provinsi Gauteng.

Para peneliti menduga, kasus tersebut karena adanya varian baru ini.

Dikarenakan, lonjakan kasus bertepatan dengan deteksi pertama omicron oleh para ilmuwan.

2. Varian mengandung mutasi yang tidak biasa

Direktur CERI Prof Tulio de Oliveria PhD mengatakan, genom dari varian baru omicron mengandung konstelasi mutasi yang sangat tidak biasa.

Mutasi-mutasi inilah yang dikhawatirkan akan membantu virus untuk menghindari sistem kekebalan atau meningkatkan penularannya.

Oliveria menyampaikan, ada sekitar 50 mutasi di seluruh genom virus Omicron.

Lebih dari 30 di antaranya merupakan bagian yang berperan mengkode protein lonjakan virus.

Dia juga mengatakan, varian ini memiliki 15 mutasi di bagian RBD genom.

Padahal pada varian Delta, hanya ada dua, dan varian Beta hanya ada 3 mutasi.

Hal ini membuat para ilmuwan khawatir varian baru bisa mencegah antibodi vaksin tak efektif.

3. Kemampuan masuk sel inang lebih mudah

Varian Omicron juga dikhawatirkan peneliti memiliki mutasi yang membuatnya semakin mudah masuk ke dalam sel inang, sehingga meningkatkan risiko penularan.

Selain itu, Omicron memiliki mutasi dalam tubuhnya yang membuat dia memiliki kekebalan bawaan terhadap patogen yang dia temui.

"Semua hal inilah yang membuat kami khawatir bahwa varian ini mungkin tidak hanya meningkatkan penularan, untuk menyebar lebih efisien, tetapi mungkin juga dapat mengatasi bagian-bagian dari sistem kekebalan dan perlindungan yang kita miliki dalam sistem kekebalan kita," kata Pusat Studi Kesehatan dan Kependudukan Afrika Richard Lessells PhD.

4. Cakupan vaksinasi dunia belum merata

Ahli virologi dari Universitas Columbia Dr Daniel Griffin berspekulasi bahwa virus mungkin telah berevolusi pada orang-orang yang tidak divaksinasi dan dengan sistem kekebalan terganggu.

Padahal, masih banyak negara dengan cakupan vaksin rendah.

Sehingga, menurut dia, kesenjangan vaksin dalam waktu lama akan membuat virus corona terus beradaptasi terhadap sistem kekebalan manusia.

"Sungguh tidak mengherankan bahwa varian ini sekarang sedang dijelaskan, karena kita terus memiliki begitu banyak bagian dunia dengan cakupan vaksinasi yang rendah, memberi virus jutaan peluang untuk mereplikasi dan memilih varian yang lebih cocok," kata Dr Griffin.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved