Hidup Bocah Yatim Piatu Diadopsi Bule, 38 Tahun Kemudian Berubah Jadi Sosok Penting di Jerman

Hidup bocah yatim piatu diadopsi bule, 38 tahun kemudian nasibnya berubah jadi sosok penting di Jerman

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Eko Darmoko
Eva.vn
Philipp Roesler saat masih kecil diadopsi bula Jerman 

Mengungkap alasan mengejar karir, Philipp pernah mengatakan dia sangat terinspirasi ayah angkatnya.

Philipp Roesler menceritakan bagaimana sang ayah membantunya menghadapi kenyataan bernama adops.

“Ketika saya berusia empat atau lima tahun, ayah saya menempatkan saya di depan cermin bersamanya"

"Dia berkata: 'Lihat dirimu, lalu lihat aku, kamu dan aku berbeda. Tapi apa pun yang terjadi, atau apa yang orang katakan, aku akan selalu menjadi ayahmu'," ungkap Philipp Roesler.

Dalam kehidupan sehari-hari yang penuh materi dari orang tuanya Philipp juga diajarkan ayahnya tiga prinsip hidup yang berharga: kebebasan, keterbukaan dan toleransi.

Kemudian ketika Philipp menikah dan memiliki 2 anak perempuan, dia juga membawa 3 prinsip ini untuk membesarkan anak-anaknya.

Philipp kemudian berhasil meraih sederet pencapaian yang membanggakan dalam hidupnya.

Philipp menjadi Menteri Kesehatan Jerman termuda (2009), Menteri Ekonomi dan Teknologi Jerman termuda (2010).

Philipp juga menjadi Presiden Partai termuda di Jerman, Wakil Perdana Menteri Jerman termuda (2011) dan orang asing pertama di Jerman yang menduduki posisi tersebut.

Setelah pensiun sebagai Wakil Perdana Menteri Jerman pada tahun 2013, Philipp Roesler terpilih sebagai Direktur Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF); Berikutnya adalah General Manager HCCF Charity Foundation di New York City.

Mengutip TribunTrends.com 'Anak Yatim Piatu Ini Diadopsi Bule Jerman, 38 Tahun Kemudian Jadi Wakil Perdana Menteri Jerman'.

Philipp Roesler bersama istri dan dua anak kembarnya
Philipp Roesler bersama istri dan dua anak kembarnya (Eva.vn)

Diketahui, Philipp kembali untuk pertama kali mengunjungi Vietnam saat berusia di atas 30 tahun. 

Berbicara tentang alasan kembali, Philipp mengatakan dia dan istri ingin belajar tentang Vietnam, orang-orangnya, dan negara yang melahirkannya.

Kemudian mereka akan memberitahu anak-anak mereka bersama sebagai pengingat untuk selalu mengingat asal usul tempat ayah mereka dilahirkan.

Juga selama kunjungan, Philipp berinteraksi dengan generasi muda Vietnam dan membantu mereka untuk memiliki citra yang lebih baik dalam visi membawa ekonomi Vietnam di masa depan.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved