5 Level Gejala Omicron dan Akses Obat Gratis untuk Pasien Covid-19, Jika Gejala Ringan Cukup Isoman

Berikut ini adlaah lima level gejala Omicron yang perlu diketahui dan diwaspadai oleh semua orang. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
Instagram
5 Level Gejala Omicron dan Akses Obat Gratis untuk Pasien Covid-19, Jika Gelaja Ringan Cukup Isoman 

SURYAMALANG.COM - Berikut ini adalah lima level gejala Omicron yang perlu diketahui dan diwaspadai oleh semua orang. 

Selain itu, ada gejala-gejala khusus bagi pasien Covid-19 varian Omicron yang cukup dengan isolasi mandiri atau isoman di rumah. 

Saat melakukan isoman di rumah, pemerintah juga sudah menyiapkan akses obat gratis untuk pasien Covid-19

Dilansir kemkes.go.id, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menyatakan, virus COVID-19 varian Omicron memiliki karakteristik tingkat penularan yang sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Alpha, Betha, dan Delta.

Namun, jika dilihat dari gejala lebih ringan dan tingkat kesembuhan juga sangat tinggi.

Ilustrasi Omicron
Ilustrasi Omicron (Tribunnews)

Dengan demikian, Pasien positif Omicron tanpa gejala atau gejala ringan diimbau isolasi mandiri (Isoman) di rumah.

“Pasien yang masuk rumah sakit, 85% sudah sembuh, sedangkan yang kasusnya berat, kritis hingga membutuhkan oksigen sekitar 8%,” ucapnya di kantor Kemenkes, Jumat (4/2/2022).

Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui gejala dan ciri-ciri Omicron supaya bisa mencegahnya.

Gejala Omicron

Bagi pasien Isoman selama saturasi di atas 95% ke atas tidak perlu khawatir.

Apabila terdapat gejala seperti batuk, flu, demam segera konsultasi melalui telemedisin atau puskesmas setempat.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina dan Isolasi dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 terdapat 5 derajat gejala COVID-19, antara lain:

1.Tanpa gejala/asimtomatis yaitu tidak ditemukan gejala klinis.

2. Gejala Ringan yaitu Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen >95%.

Gejala umum yang muncul seperti demam, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, napas pendek, mialgia dan nyeri tulang.

Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia).

3. Gejala Sedang dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat tanpa tanda pneumonia berat, dengan saturasi oksigen 93% .

4. Gejala Berat dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat, dan ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau saturasi oksigen <93% .

5. Kritis yaitu Pasien dengan gejala gagal nafas, komplikasi infeksi, atau kegagalan multiorgan Dalam penanganan varian Omicron, rumah sakit diprioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, kritis, dan membutuhkan oksigen.

Sementara itu, dr.Nadia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Melihat kasus Omicron yang kian bertambah, masyarakat tetap waspada jangan sampai lengah."

Tetap disiplin protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, hindari kerumunan, dan kurangi mobilitas," ucap dr. Nadia.

Akses Obat Gratis untuk Pasien Covid-19

Telemedecine bisa jadi alternatif bagi pasien covid-19 yang isolasi mandiri di rumah dan  butuh obat. 

Bahkan pasien covid-19 bisa memperoleh obat gratis.

 
Demikian dikatakan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, melalui siaran Radio RRI, Selasa (8/2/2022).

"Apalagi sudah tahu ternyata varian Omicron, bisa mendapatkan pelayanan dan obat gratis. Jadi bisa dicek saja, buat yang tidak mengerti caranya, bisa diakses melalui isoman.kemkes.go.id,"papar Reisa.

Saat ini Kementerian Kesehatan sudah bekerjasama dengan 17 platform telemedecine.

Baca juga: Di Tengah Melonjaknya Omicron, Airlangga Masih Optimistis Ekonomi Tumbuh hingga 5,6 Persen di 2022

Awalnya baru bisa diakses di Jabodetabek, namun per 3 Februari kemarin bisa diakses di kota-kota besar Jawa dan Bali.

Syaratnya, pasien telah melakukan tes PCR di laboratorium yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan RI.

Jika hasil tesnya positif dan laboratorium melaporkan hasilnya ke database kasus positif COVID-19 di Kemenkes (NAR), maka pasien akan menerima Whatsapp dari Kemenkes RI. Ditandai dengan centang hijau secara otomatis.

 
"Bisa diklik linknya, diisi datanya dan ikuti panduannya. Tapi kalau gak dapet sms atau WhatsApp, cek lagi ke link isoman.kemkes.go.id masukkan NIK secara mandiri di sana," pungkas Reisa.

Pemerintah hingga saat ini sudah melakukan beberapa penguatan dalam menghadapi tren kenaikan kasus Covid-19. Termasuk dari sisi testing, tracing dan treatment.

Selain itu pemerintah juga sedang melakukan percepatan vaksinasi Covid-19. Begitu pun dengan dosis tambahan atau booster.

Di sisi lain, pemerintah sudah menyiapkan fasilitas isolasi terpusat, terpadu di beberapa daerah.

Reisa mengatakan saat ini pemerintah telah menyiapkan obat dengan jumlah yang cukup banyak.

"Kemudian rumah sakit sudah disiapkan dengan jumlah yang banyak, SDM kesehatan pun juga sampai pelayanan telemedecine diperkuat," tandasnya. 

(Tribunnews/Devi Rahma/Aisyah Nursyamsi)

Ikuti berita terkait Covid-19 dan Omicron lainnya. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved