Berita Batu Hari Ini
Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu dan Tempe di Batu Kurangi Ukuran
Untuk mengatasi persoalan kenaikan harga bahan dasar itu, pengrajin olahan kedelai menyesuaikan dengan ukuran produknya.
Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM, BATU - Para produsen makanan dengan bahan dasar kedelai di Kota Batu harus menyesuaikan diri dengan kenaikan harga kedelai saat ini. Utamanya produsen tahu dan tempe.
Harga kedelai naik, dari yang biasanya Rp 10 ribu menjadi Rp 13 ribu per kilogram.
Untuk mengatasi persoalan kenaikan harga bahan dasar itu, pengrajin olahan kedelai menyesuaikan dengan ukuran produknya.
Pengrajin tahu di Kelurahan Temas, Suwarno mengatakan, meski harga bahan baku kedelai naik, namun ia tetap menjual dengan harga normal.
Hanya saja ia mengurangi ketebalan tahu agar tak rugi.
Ia merasakan kenaikan harga kedelai berimbas pada tipisnya keuntungan. Tempenya tetap dijual Rp 2 ribu per kotak.
"Per kotak ukuran 10x10 centimeter. Kalau dinaikkan Rp 3 ribu pelanggan bisa-bisa beralih ke lainnya," kata dia.
Ia mengatakan, dirinya tetap memilih memproduksi tahu di tengah lonjakan harga kedelai karena memjadi mata pencaharian utama.
Biasanya, dalam sehari bisa memproduksi 1 ton olahan kedelai, kini hanya berkisar 7-8 kuintal saja.
"Komposisinya juga dikurangi. Biasanya per adonan ukuran ember 20 liter menghabiskan 14 kilogram, sekarang dikurangi jadi 13 kilogram kedelai," tuturnya.
Agus Rohman, pengrajin dari Desa Beji juga melakukan hal serupa. Tidak ada cara lain bagi Agus kecuali mengecilkan ukuran.
Katanya, jika biasanya satu tempe yang ia produksi bisa dipotong lima bagian, setelah dikecilkan bisa menjadi empat bagian.
“Pengrajin tempe seperti saya menjaga kualitas rasa. Maka dari itu harganya tetap, kecuali ukurannya saja yang berubah,” ungkapnya.
Dalam sehari, Agus bisa memproduksi hingga 2.5 Kwintal tempt namun sekarang hanya 2 Kwintal.
Selama ini, dia membeli kedelai yang impor.
Kedelai dari luar negeri itu turun di Surabaya, lalu dilanjutkan ke Pandaan sebelum dikirim ke Kota Batu.
Agus mendistribusikan produknya ke Pujon, Ngantang, Karangploso dan sebagian kecil Wilayah Dau.
Ia berharap, kondisi seperti saat ini segera berlalu dan kembali normal.
Pasalnya, para pengusaha tempe juga harus berjibaku dengan kondisi pandemi Covid-19. (Benni Indo)