Berita Lumajang Hari Ini
2 Desa di Lumajang Dikepung Banjir 3 Hari, 409 Rumah Warga Terendam Air
Desa Rowokangkung dan Desa Sidorejo di Kecamatan Rowokangkung Lumajang sudah tiga hari terendam banjir.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: isy
Berita Lumajang Hari Ini
SURYAMALANG.COM | LUMAJANG - Desa Rowokangkung dan Desa Sidorejo di Kecamatan Rowokangkung Lumajang sudah tiga hari terendam banjir.
Itu diakibatkan Sungai Jatiroto tidak bisa menampung air hujan.
Luapan air ini mengakibatkan 409 rumah terendam.
Banjir ini menyulitkan masyarakat beraktivitas.
Anak-anak tak bisa sekolah, bapak-bapak tak bisa berangkat kerja.
Sebab ketinggian air rata-rata mencapai 30-50 centimeter.
Apalagi, kampung-kampung yang letaknya dekat bantaran Sungai Jatiroto ketinggian airnya bisa sampai sepinggang orang dewasa.
Meski begitu, sebagaian besar warga masih tetap bertahan di rumah.
Mereka enggan untuk mengungsi karena lebih memilih menjaga barang-barang berharga seperti elektronik yang sebelumnya diselematkan dengan cara disusun di atas meja-meja.
"Kalau malam ya tidur di rumah saudara, atau rumah tetangga yang sudah mulai surut," kata Nita salah seorang warga, Rabu (16/3/2022).
Teguh seorang warga lain mengatakan, penduduk sudah biasa dengan kondisi seperti ini.
Banjir rutin selalu datang setiap kali musim penghujan.
Saking seringnya banjir warga sudah paham mitigasi bencana.
Ketika banjir sudah datang, biasanya warga lebih dulu menyelamatkan orang-orang lansia, hewan-hewan ternak, dan barang berharga.
"Setiap tahun selalu dapat kiriman air. Sebelum-sebelumnya yang paling parah tahun 2022, banjir itu sampai hampir menyentuh atap-atap rumah," ujarnya.
Banjir ini harus dicarikan solusi. Sebab penyebab banjir bukan hanya karena faktor alam, melainkan juga ulah masyarakat yang sembrono.
Membuang sampah di sungai membuat pendangkalan sungai semakin tebal.
Apalagi, secara letak geografis kawasan Rowokangkung bisa disebut menjadi wilayah pertemuan tiga sungai besar.
"Normalisasi Sungai Bondoyudo yang mengarah ke laut memang diperlukan. Tapi secara teknis pengairan provinsi yang lebih tahu assesment bagaiamana bentuk normalisasinya," pungkas Kalaksa BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi.