Berita Malang Hari Ini

Pengakuan Orang Tua Bagus Prasetya Lazuardi, Mahasiswa Kedokteran UB Malang Korban Pembunuhan

Ayah korban, dr Tutit Lazuardi, Sp.OG (K) meski merasa sedih menyatakan mengiklaskan kepergian anaknya.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
KOLASE - SURYAMALANG.COM/David Yohanes/ Instagram
Deretan ucapan duka cita memenuhi rumah duka di Jalan Letjen Suprapto Tulungagung, Rabu (13/4/2022) dan foto korban BPL semasa hidup 

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Orang tua Bagus Prasetya Lazuardi (25), mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) yang diduga meninggal karena pembunuhan angkat bicara.

Ayah korban, dr Tutit Lazuardi, Sp.OG (K) meski merasa sedih menyatakan mengiklaskan kepergian anaknya.

Dokter kandungan yang terkenal di Tulungagung ini berharap putranya mendapatkan jalan yang baik, apalagi meninggal  saat puasa.

"Orang hidup, ada 3 hal yang sudah dipastikan: jodoh, rezeki dan ajal. Saya sudah menerima," ucap dr Tutit, Rabu (13/4/2022).

Baca juga: Sosok Bagus Prasetya Lazuardi, Mahasiswa FK UB yang Ditemukan di Purwodadi Diduga Korban Pembunuhan

Dr Tutit menyebut, agar jalannya dimudahkan, maka orang tuanya harus mengampuni dosanya serta mengikhlaskan kepergiannya.

Sebagai ayah, dr Tutit mengaku berat namun tetap menerima kenyataan ini.

Bahkan ayah empat anak ini menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada polisi.

"Apapun hasilnya, anak saya tidak kembali. Saya harus mengkhilasnya supaya dia dapat jalan di akhirat," ucapnya.

Bahkan dengan penuh ketabahan, dr Tutit tidak mau membenani kepolisian dengan menuntut harus terungkap.

Sebab jika dirinya masih bersikap tidak terima dengan kenyataan ini, justru akan memberatkan Bagus.

Dr Tutit juga mengungkap pertemuan terakhir dengan putranya hingga kronologis anak keduanya itu 'menghilang' sejak Kamis (7/4/2022).

Baca juga: Keberadaan TS, Cewek dari Mahasiswa Kedokteran UB Korban Pembunuhan Diperiksa Polisi di Malang

Dr Tutit mengaku bertemu terakhir dengan Bagus pada Minggu (3/4/2022) lalu.

Saat itu Bagus akan balik ke Malang, lalu dr Tutit mengantarkannya sampai di Blitar.

Pada Kamis (7/4/2022) Bagus diketahui buka puasa bersama dengan temannya, berangkat  16.00 WIB dan pulang pukul 21.00 WIB.

Setelah itu tidak ada kabar dari Bagus.

"Tahunya hari Jumat besoknya kan harus jemput ibunya, tapi kok tidak datang. Dihubungi tidak bisa," ungkap dr Tutit.

Bagus adalah anak ke-2 dari empat bersaudara, dan satu-satunya anak laki-laki.

Sosoknya selama ini dikenal baik dan pediam.

Selama ini dr Tutit mengaku tidak pernah mendengar masalah dari anaknya

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved