Gema Ramadhan
Aryani Widagdo Bagikan Ilmu Slow Stitching, Teknik Menjahit Busana dengan Ketenangan
Acara Gema Ramadhan yang digelar oleh Harian Surya dan Tribun Jatim tersebut diikuti oleh para Pelajar SMA Dharma Wanita Surabaya,
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|SURABAYA - Para peserta Workshop Gema Ramadhan tengah mendengarkan langsung pemaparan materi tentang Slow Stitching dari Aryani Widagdo, Founder Aryani Widagdo Creativity Nest, Mall Grand City Surabaya, Kamis (28/4/2022).
Acara Gema Ramadhan yang digelar oleh Harian Surya dan Tribun Jatim tersebut diikuti para Pelajar SMA Dharma Wanita Surabaya,
Menurut Aryani, Slow Stitching adalah mempergunakan kembali hadiah terindah dari Tuhan, yaitu kedua tangan manusia untuk menghasilkan sesuatu yang cantik
"Slow Stitching sebuah gerakan yang tidak mempunyai target. Dalam arti mengerjakan jahitan dengan senang untuk mencari keseimbangan dalam hidup. Bukan untuk mencari nafkah dari penjahit itu lain," ujarnya.
Dikatakan Aryani, berbeda dengan pekerjaan menjahit atau menerima order usaha garmen, pasti ada tenggat waktu kapan harus selesai. Slow stitching harus dinikmati di tengah-tengah dunia yang penuh tekanan
"Kita butuh keseimbangan. Keseimbangan itu dalam gerakan tersebut tentu dalam bentuk menjahit, kebanyakan dengan tangan. Boleh saja dengan mesin tapi kebanyakan dengan tangan, jadi dinikmati, tidak ada batas waktu dan tidak ada yang salah," paparnya.
"Setelah membuat sebuah desain, kita bisa menambahkan atau mengubahnya, bisa mengerjakannya selama berbulan-bulan atau berminggu-minggu tanpa rasa bersalah, artinya benar-benar untuk kesenangan kita,untuk menenangkan jiwa," lanjut Aryani.
Bagi dia, Slow Stitching mengembalikan diri supaya hidup menjadi lebih damai, mengerjakan dengan gembira serta pola desain kembali berdasarkan individunya masing masing. Karena semata-mata untuk kedamaian, bukan untuk bisnis.
"Tentu saja kalau tekniknya dipakai di baju yang mau dijual boleh-boleh saja. Tetapi konsepnya adalah untuk mencari ketenangan. Ada sebuah kata yang mengatakan menjahit harus senang, jadi jangan karena terpaksa," tegasnya.
"Sebagai contoh media kali ini yang paling sederhana memakai kerudung, para peserta hanya membuat hiasan atau ditambah dengan kain kain berbentuk lingkaran kemudian di tepi kainnya diserut," tuntasnya.
Sedang salah satu peserta sekaligus Siswa SMA Dharma Wanita Surabaya, Bagus Pramana, menilai, Ilmu menjahit yang disampaikan sangat menarik.
"Menjahit bisa dilakukan oleh semua orang. Tidak hanya dilakukan perempuan saja. Menjahit ini juga tidak diajarkan di sekolah," tandasnya.