Batas Waktu Puasa Syawal 1443 H yang Bisa Diamalkan, Ini Penjelasan Lengkap Ustadz Adi Hidayat

Berikut ini adalah batas waktu melaksanakan puasa Syawal lengkap dengan penjelasan Ustadz Adi Hidayat.

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Shutterstock via Tribunnews
ILUSTRASI dalam artikel batas waktu puasa Syawal 1443 H? 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut ini adalah batas waktu melaksanakan puasa Syawal lengkap dengan penjelasan Ustadz Adi Hidayat.

Anda juga dapat menyimak tata cara puasa Syawal dan bacaan niat puasa Syawal dalam tulisan bahasa latin lengkap terjemahannya.

Seperti diketahui saat ini umat muslim memasuki satu bulan istimewa yaitu bulan Syawal 1443 H setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Bahkan pada bulan ini umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak melakukan ibadah dan amalan yang dianjurkan, salah satunya adalah puasa Syawal.

Lantas, sampai kapan batas waktu puasa Syawal 1443 H?

Baca juga: Hukum Puasa Syawal Jika Tidak Dilakukan 6 Hari Berturut-turut, Simak Penjelasan Lengkapnya

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan umat Islam yang ingin menjalankan ibadah puasa Syawal diberikan kelonggaran waktu yang cukup panjang.

"Nabi memberikan kelonggaran dimulai dari awal Syawal sampai akhir bulan Syawal," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip dari kanal youtube

Meski demikian, Ustadz Adi Hidayat menegaskan haram hukumnya untuk menjalankan puasa pada 1 Syawal.

Hal ini lantaran pada tanggal itu umat Muslim dianjurkan melaksanakan salat Idul Fitri dan diharamkan untuk berpuasa.

"Tidak dibenarkan puasa Syawal di hari pertama bulan Syawal, itu hukumnya haram," jelas Ustadz Adi Hidayat.

Seperti dilansir dari Banjarmasin Post: Batas Waktu Mengerjakan Puasa Syawal, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Boleh Tak Berurutan

Dijabarkannya, Rasulullah SAW sudah memberikan waktu yang cukup panjang untuk melaksanakan puasa Syawal, yakni dari 2 bulan Syawal hingga tanggal 29 Syawal.

Keutamaan melaksanakan puasa Syawal sangatlah besar bagi umat Islam.

"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh", (HR Muslim).

Meski demikian, Ustadz Adi Hidayat, berurutan atau tidak berurutan bukanlah syarat untuk meraih pahala dan keutamaan dari puasa Syawal.

Jika melaksanakannya secara terpisah, Ustadz Adi Hidayat menilai, tidak ada masalah. Hal serupa juga jika melaksanakan secara berurutan.

Meski demikian, kata Ustadz Adi Hidayat, Semakin cepat melakukan puasa sunah Syawal, maka akan semakin baik.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Al-Maidah ayat 48 dan QS Al Imran ayat 133:

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

“Berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah: 48)

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

Ustadz Adi Hidayat menuturkan, bulan Syawal merupakan bulan untuk mempertahankan keimanan setelah menjalankan puasa selama hampir 30 selama Ramadhan.

Karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan puasa di bulan Syawal.

Niat Puasa Syawal

Bagi yang niat puasa Syawal saja, bisa membaca niat sebagai berikut dilansir dari Surya.co.id:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَي

(Nawaitu shauma ghadin ‘an sittatin min syawwaalinn sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Terjemahannya, "Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunnah karena Allah Ta’ala."

Niat ganti puasa Ramadan di bulan Syawal

Niat puasa qadha ramadan di bulan Syawal

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

"Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."

(Niat harus dibaca sebelum fajar, sebagaiamana Puasa Ramadan)

Keutamaan puasa syawal

Adapun keutamaan yang patut diketahui juga adalah bahwa mengerjakan puasa sunnah ini bernilai pahala bak setahun penuh.

Hal ini didasarkan pada hadis Ibnu Majah yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pernah bersabda,

“Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.” (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Disebutkan bahwa setiap kebaikan akan dibalas minimal dengan sepuluh kebaikan yang semisal.

Ini menunjukkan bahwa puasa Ramadhan sebulan penuh akan dibalas dengan 10 bulan kebaikan puasa.

Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal akan dibalas minimal dengan 60 hari (2 bulan) kebaikan puasa.

Jika dijumlah, seseorang sama saja melaksanakan puasa 10 bulan + 2 bulan sama dengan 12 bulan.

Melansir Pustaka Sunni Salafiyah - KTB, isi hadist Muslim sebagai berikut:

Baca juga: Bacaan Doa Nabi Muhammad Saat Salat Dhuha Lengkap Terjemahan, Pahalanya Setara Ibadah Haji dan Umrah

"Nabi Muhammad SAW bersabda "Barangsiapa berpuasa penuh di Bulan Ramadan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka Pahalanya seperti berpuasa selama satu tahun" (HR. Muslim)

Dalil ini jadi pijakan kuat Mazhab Syafii, Ahmad bin Hanbal dan Abu Daud tentang kesunahan menjalankan puasa enam hari di bulan Syawal.

Sedangkan Abu Hanifah memakruhkan menjalaninya dengan pendapat agar tidak memberi prasangka akan wajibnya puasa tersebut.

Demikian inilah mengapa orang yang melakukan puasa Syawal bisa mendapatkan ganjaran puasa setahun penuh.

Ikuti artikel terkait Lebaran 2022 lainnya.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved