Berita Tulungagung Hari Ini
Temuan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jatim Mulai Pengaruhi Perdagangan Sapi di Tulungagung
Temuan penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah daerah di Jatim mulai mempengaruhi perdagangan sapi di Tulungagung.
Penulis: David Yohanes | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Temuan penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah daerah di Jatim mulai mempengaruhi perdagangan sapi di Tulungagung.
Harga sapi mulai menurun dan putaran perdagangan juga berkurang.
Pedagang di Pasar Hewan Kaliwungu, H Yusuf mengatakan rata-rata setiap ekor bisa turun sampai Rp 1 juta," ujar Yusuf kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (12/5/2022).
Bahkan untuk sapi ukuran besar, pengurangan harga per ekor juga lebih besar.
Selain itu para pedagang besar juga tidak datang ke pasar hewan di wilayah timur Kabupaten Tulungagung ini.
Sebab kebanyakan para pedagang besar berasal dari daerah terdampak dan suspect, seperti Malang, Gresik, dan Mojokerto.
"Kalau bosnya tidak datang, otomatis penjualannya juga turun. Tidak seperti biasanya," ucap Yusuf.
Namun Yusuf tidak memaparkan, berapa prosesntase penurunan penjualan selama marak isu PMK ini.
Menurut Kades Kaliwungu, Kecamatan Tulungagung, Undiyono, pasar hewan ini beroperasi setiap pasaran wage.
Setiap kali pasaran jumlah transaksi sapi yang diperjualbelikan rata-rata 200 ekor.
"Kalau sekarang turun. Petani saat ini takut untuk membeli sapi," ungkap Undiyono.
Hari ini adalah hari pasaran terakhir sebelum Pasar Hewan Kaliwungu tutup.
Kebijakan ini sesuai edaran Pemkab Tulungagung, terhitung pada Senin (16/5/2022) hingga Minggu (29/5/2022).
Kesempatan itu akan dimaksimalkan untuk memasang perangkat desinfeksi di gerbang pasar.
"Nanti kita pasang kolam desinfektan untuk sterilisasi roda. Lalu ada bagian penyemprotnya juga di bagian atas," terang Undiyono.
Untuk antisipasi PMK, pengelola pasar juga melarang ternak dari luar daerah.
Selain itu juga dilakukan disinfeksi oleh petugas secara manual di pintu masuk.
Undiyono berharap, selama tutup bisa dimaksimalkan untuk memutus mata rantai PMK di Jawa Timur.
"Harapannya pemerintah bisa membantu vaksinasi. Karena selama ini belum ada," terangnya.