Bus Ardiansyah Tabrak Tiang Tol Sumo
Fakta Terbaru Kecelakaan Maut Tol Sumo: Sopir Diduga Isap Sabu-sabu dan Tak Punya SIM, Nasib Korban
Simak rangkuman fakta terbaru kecelakaan maut Tol Sumo yang merupakan rombongan warga Benowo Krajan Surabaya, Senin (16/5/2022) pagi.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM - Simak rangkuman fakta terbaru kecelakaan maut Tol Sumo yang merupakan rombongan warga Benowo Krajan Surabaya, Senin (16/5/2022) pagi.
Kecelakaan tunggal Bus Ardiansyah yang membawa rombongan warga tersebut terjadi di Tol Surabaya - Mojokerto (Tol Sumo).
Dalam insiden kecelakaan maut Tol Sumo, diduga sopir Bus Ardiansyah isap sabu-sabu dalam perjalanan dari Wonosobo menuju Surabaya.
Selain itu, sopir pengganti yang mengakibatkan kecelakaan maut Tol Sumo tersebut diketahui juga tidak memiliki Surat Izin Mengemudi alias SIM.
Selengkapnya simak rangkuman fakta kecelakaan rombongan warga Benowo Krajan Surabay yang berhasil tim SURYAMALANG.COM rangkum dari berbagai sumber:
1. Sopir Bus dalam Kecelakaan Maut di Tol Sumo Diduga Isap Sabu-sabu saat Perjalanan Wonosobo-Surabaya
Ade Firmansyah (28) sopir cadangan bus pariwisata yang terlibat kecelakaan tunggal di Tol Surabaya-Mojokerto, KM 712.400/A, hingga menewaskan 14 orang, diduga terindikasi mengonsumsi sabu-sabu.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman, saat ditemui awak media di depan Gedung Ditlantas Mapolda Jatim.

Temuan tersebut, diperoleh penyidik dari hasil tes urine awal yang dilakukan terhadap sopir cadangan tersebut.
Guna memastikannya, Selasa (17/5/2022), penyidik sedang melakukan pengambilan sampel darah terhadap sopir cadangan itu, untuk dilakukan pengujian laboratorium forensik (Labfor).
"Pengemudi ini menggunakan sejenis sabu. Hari ini, kami mengambil darah untuk kita kirim ke Labfor, untuk memastikan kandungan apa yang ada di pengemudi ini," ujar Kombes Pol Latif.
Latif menambahkan, pihaknya juga akan melibatkan pihak Satresnarkoba Polres Mojokerto Kota untuk mendalami temuan dugaan sopir cadangan dalam laka tersebut, yang terindikasi mengonsumsi sabu.
Mulai dari, sejak kapan sopir cadangan itu mulai memiliki kebiasaan mengonsumsi sabu tersebut. Dari mana memperoleh serbuk kristal sabu tersebut.
Namun, untuk konteks kasus insiden kecelakaan tunggal tersebut. Latif menegaskan, pihaknya masih mendalami lebih lanjut, mengenai kapan terakhir kali si sopir cadangan tersebut mengudap sabu, sebelum terjadinya kecelakaan.
Pasalnya, terdapat temuan kronologi, bahwa selama perjalanan menuju Wonosobo; Dieng, sopir cadangan tersebut diketahui tidak ikut kegiatan liburan di destinasi wisata yang dikunjungi bersama warga atau para penumpang.
"Kan ada waktu waktu selama perjalanan di Surabaya, di Wonosobo sampai Jogya ini, ada sempat dia berhenti, dan ada satu jam dia tidak ikut acara di Dieng, yaitu satu jam di tempat makan. Apakah itu. Nanti kita akan dalami dari resnarkoba yang akan dalami untuk penggunaan narkobanya," pungkasnya.
2. Sopir Cadangan Bus dalam Kecelakaan Maut di Tol Surabaya-Mojokerto Tidak Punya SIM
Selain terindikasi mengonsumsi sabu-sabu, Ade Firmansyah (28) sopir cadangan bus pariwisata yang terlibat kecelakaan tunggal di Tol Surabaya-Mojokerto, KM 712.400/A, hingga menewaskan 14 orang, ternyata tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman mengatakan, atas dasar temuan awal tersebut, penyidik Satlantas Polres Mojokerto Kota, masih terus melakukan pendalaman dan pengembangan.
Pasalnya, muncul keraguan, apakah Ade Firmansyah tersebut, memang merupakan sopir cadangan yang telah disiagakan sejak awal untuk melakukan pergantian sopir selama perjalanan.

Ataukah, hanya sebagian operator bus yang bertindak sebagai kernet, namun memiliki kemampuan menyetir kendaraan roda empat, sehingga begitu dengan mudah didapuk menjadi sopir cadangan secara serampangan.
"Sopir ini ternyata, yang nyetir ini, tidak memiliki SIM. Makanya kita akan cari tahu statusnya, apakah dia ini sopir cadangan atau hanya kernet," katanya di depan Gedung Ditlantas Mapolda Jatim, Selasa (17/5/2022).
Sejauh ini, lanjut Latif, proses penyelidikan secara resmi masih belum dilakukan.
Namun proses penggalian informasi awal mengenai kronologi kejadian dan beberapa hal yang mendasarinya, sudah dilakukan dalam tahap awal.
"Sejauh ini kami belum melakukan pemeriksaan resmi, kami hanya menggali saksi yang ada. Nanti kami akan melakukan secara resmi apabila sudah ada rekomendasi dari dokter," pungkasnya.
Hingga saat ini, status hukum apapun belum disematkan terhadap sopir cadangan tersebut.
Mengingat, kondisi Ade Firmansyah masih menjalani observasi perawatan medis di RS Citra Medika Sidoarjo.
"Iya sementara belum," pungkasnya.
3. Nasib Korban Kecelakaan Maut Tol Surabaya-Mojokerto, Hidup Sebatang Kara, Orangtua dan Adiknya Tewas
Nasib korban kecelakaan maut rombongan warga Benowo Krajan Surabaya yang terjadi pada Senin (16/5/2022) pagi.
Seperti diwartakan sebelumnya, terdapat 14 korban meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal bua Ardiansyah di Tol Surabaya - Mojokerto KM 712.
Hingga Senin (16/5/2022) malam kemarin, tangisan haru mewarnai pemakaman yang digelar di sejumlah tempat di Surabaya dan Gresik.

Untuk diketahui, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim telah mengidentifikasi seluruh korban kecelakaan bus yang meninggal.
Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Rofiq Ripto Himawan menjelaskan jumlah total korban kecelakaan yang meninggal sudah terindentifikasi.
"Identifikasi dari Tim DVI Polda Jatim total korban kecelakaan yang meninggal 14 orang dan 19 orang luka-luka," jelasnya saat ditemui di RSUD Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto, Senin (16/5).
Rofiq menjelaskan jumlah penumpang bus sebanyak 31 orang ditambah satu sopir utama dan satu supir cadangan.
"Jadi total seluruh yang yang ada di bus 33 orang yaitu 31 penumpang, dua Driver utama dan cadangan," ungkapnya.
Joko Muslim (51) paman salah satu korban bernama Sony Suprayitno mengatakan, jika dari keluarga keponakannya hanya tersisa satu orang yang masih hidup dan dirawat intensif di RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo Mojokerto.
"Bawa lima orang piknik. Empat meninggal dunia, satu dirawat di rumah sakit," kata Joko Muslim.
Menurut Joko, ia mengaku tidak ada firasat keluarganya akan mengalami kejadian nahas seperti itu.
Namun, Joko ingat betul, terakhir bertemu dengan keponakannya sekeluarga saat Lebaran Idul Fitri.
"Saat itu kumpul semua. Bercanda. Tidak ada firasat aneh-aneh," kata Joko.
Kerabat Sony, Benni juga menceritakan hal lain dari kejadian itu.
Stella anak pertama dari pasangan Sony dan Titis itu berhasil selamat dari kecelakaan maut itu.
"Sekitar pukul 9 Stella telepon saya. Mengabarkan kalau dia selamat, kakinya patah tulang dan dirawat," kata Benni.
Saat itu, Stella mengaku sudah tahu kondisi orang tua dan adiknya dalam kondisi meninggal dunia.
"Dia bilang kalau orang tua dan adiknya meninggal dunia," tandasnya.
Empat keluarga Sony Suprayitno dimakamkan dalam satu liang lahat selepas saalat Maghrib di TPU Benowo Surabaya.
Ikuti artikel terkait kecelakaan dan lainnya.
>>> ikuti updatenya di Google News SURYAMALANG.COM