Berita Malang Hari Ini

UB Akui Mahasiswanya yang Ditangkap Densus 88 Mahasiswa yang Cerdas

Universitas Brawijaya (UB) mengadakan konferensi pers terkait penangkapan mahasiswanya AI, mahasiswa angkatan 2019 oleh Densus 88

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
Wakil Rektor III Universitas Brawijaya Prof. Dr. Drs. Abdul Hakim, M.Si memberikan keterangan Konferensi Pers merespon atas tertangkapnya mahasiswa dengan inisial IA oleh Densus 88, Senin (23/5) Kemarin. Universitas Brawijaya (UB) berkomitmen membantu pemerintah untuk menanggulangi radikalisme. 

SURYAMALANG.COM|MALANG- Universitas Brawijaya (UB) mengadakan konferensi pers terkait penangkapan mahasiswanya AI, mahasiswa angkatan 2019 oleh Densus 88, Rabu (22/5/2022). AI disebut kepolisian sebagai simpatisan ISIS dengan tugas seperti melakukan penggalangan dana dan mengelola medsos. 

Ia ditangkap di rumah kosnya di kawasan perumahan di Dinoyo pada Senin (23/5/2022) siang. Wakil Rektor III UB Prof Dr Drs Abdul Hakim MSi mengakui jika AI adalah mahasiswanya. 

"Anaknya cerdas. Dia mahasiswa angkatan 2019. Disayangkan ya karena yang bersangkutan sudah semester 6. IPK-nya juga selalu di atas 3," kata Abdul Hakim pada wartawan di ruang lantai 8 Gedung Rektorat UB. Kampus juga sedang menelusuri jejak AI untuk pengumpulan data.

Misalkan berjejaring dengan kelompok siapa dan ikut UKM mana. Dikatakan, Rektor UB Prof Dr Ir Nuhfil Hanani MS serta para dekan dan rektor terpilih mengadakan rapat membahas ini. Untuk melakukan pendampingan atau bentuk lain, UB masih menunggu. Sebab kepolisian sedang memproses kasusnya.

"Untuk sanksinya ya menunggu keputusan inkrah dulu untuk kepastian hukumannya. Maka rektor akan memberi sanksi sesuai regulasinya," jawabnya. Tentang komunikasi dengan keluarganya, ia menyebut masih belum bisa terkoneksi berdasarkan nomer telepon yang diperoleh UB. 

Menurut WR 3, UB sangat tidak mungkin mengawasi semua kegiatan mahasiswanya. Apalagi jumlah mahasiswa UB lebih dari 60.000 orang. Maka yang bisa dilakukan adalah jika melakukan kegiatan kemahasiswaan harus ada izin dari dekan. "Itu sebagai upaya pencegahan," kata dia.

Dengan adanya kasus ini, maka UB akan berkoordinasi dengan pihak keamanan, militer juga kepolisian  agar bisa tukar menukar informasi baik di dalam dan luar kampus. Sehingga bisa mencegah sedini mungkin. "Dengan adanya ini, kami prihatin karena mempengaruhi image UB baik nasional dan internasional," katanya.

Bekali Pendidikan Deradikalisasi

Menurut Prof Abdul Hakim, UB berkomitmen membantu pemerintah untuk menanggulangi radikalisme. Untuk mahasiswa baru dibekali pendidikan agama, pancasila dan kewarganegaraan. Untuk itu ada pendidikan kebangsaan saat maba. Baik di tingkat universitas dan fakultas. 

"Ini dimulai pada 2020. AI kan angkatan 2019. Saat itu sudah ada kegiatan pembinaan mental kebangsaan atau bela negara. Tapi ada kegiataan yang relevan," jawabnya. Program bela negara dari kementrian mulai 2020. Menurutnya UB akan terbuka pada informasi jika ada dosen atau mahasiswa yang terlibat deradikalisasi. 

Ia berjanji akan memberi keterangan pada wartawan lagi jika ada progres pada AI.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved