Sejarah Hari Lahir Pancasila Diperingati Hari Ini 1 Juni 2022, Berawal dari Pidato Presiden Soekarno

Berikut ini sejarah Hari Lahir Pancasila yang diperingati pada hari ini tanggal 1 Juni 2022.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
Tribunnews
Sejarah Hari Lahir Pancasila Diperingati Hari Ini 1 Juni 2022, Berawal dari Pidato Presiden Soekarno 

SURYAMALANG.COM - Berikut ini sejarah Hari Lahir Pancasila yang diperingati pada hari ini Rabu 1 Juni 2022.

Simak juga sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati pada tanggal 1 Oktober.

Momen bersejarah pada tanggal tersebut tak lepas dari peran dua tokoh besar Indonesia, yakni Soekarno dan Soeharto.

Sementara itu, mungkin banyak yang belum tahu perbedaan Hari Lahir Pancasila dengan Hari Kesaktian Pancasila.

Karena sama-sama berkaitan dengan dasar negara Indonesia yakni Pancasila.

Agar bisa membedakannya, anda perlu tahu momen bersejarah apa yang terjadi di kedua tanggal tersebut.

Ulasan di bawah ini akan memberikan gambaran tentang momen bersejarah tersebut.

1. Sejarah Hari Lahir Pancasila

Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni.

Lahirnya Pancasila merupakan judul pidato yang disampaikan Soekarno.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Sejarah Hari Lahir Pancasila'.

Disadur dari buku Sejarah dan Budaya Politik (2002) karya Satya, Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mengadakan sidang pertama dari 29 Mei hingga 1 Juni 1945.

Soekarno
Soekarno (IST)

Rapat tersebut dilakukan di gedung Chuo Sangi In yang sekarang dikenal debgan sebutan Gedung Pancasila.

Pada zaman Belanda, gedung itu digunakan sebagai gedung Volksraaf atau Perwakilan Rakyat.

Rapat tersebut tidak menemukan titik terang. Sukarno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasan pada 1 Juni 1945.

Gagasan yang disampaikan Soekarno tentang dasar negara Indonesia merdeka, dinamakan Pancasila.

Pidato Sukarno tersebut berisi Lahirnya Pancasila.

Pada 1 Juni 2006, Presiden Joko Wudodo menandatangani Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2016 di mana menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila.

Mulai tahun 2007, setiap 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.

2. Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Mengenang 7 Jenderal TNI yang Diculik hingga Dibantai oleh PKI (IST/Tribun Batam)

Kesaktian Pancasila diperingati setiap 1 Oktober.

Diberitakan Harian Kompas, 27 September 1966, peringatan Hari Kesaktian Pancasila bermula dari Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto pada 17 September 1966.

Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila harus dilakukan oleh seluruh slagorde (pasukan) Angkatan Darat dengan mengikutsertakan angkatan lainnya serta masyarakat.

Wakil Panglima TNI Angkatan Darat saat itu, Letjen Maraden Panggabean, mengatakan, Pancasila merupakan jalan hidup bangsa Indonesia yang pernah mendapat ancaman yang luar biasa.

Menurut Panggabean, peringatan Hari Kesaktian Pancasila bertujuan agar bangsa Indonesia mengingat kembali peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI).

Soeharto
Soeharto (Tribunnews)

Selain itu, untuk mencegah terulangnya kembali peristiwa tersebut.

Pada 1 Oktober 1966, peringatan Hari Kesaktian Pancasila pertama kali dilakukan di Lubang Buaya, Jakarta.

Diketahui, Gerakan 30 September merupakan bagian dari sejarah kelam bangsa Indonesia.

Dalam peristiwa tersebut, enam jenderal serta satu perwira pertama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang menjadi korban.

Mereka adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.

PKI beralasan, para jenderal itu akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno melalui Dewan Jenderal.

Ketujuh korban dibunuh oleh PKI lalu dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur.

Pada 4 Oktober 1965, jenazah enam jenderal dan seorang perwira pertama yang kini ditetapkan sebagai pahlawan revolusi itu, diangkat dari sumur Lubang Buaya.

Diberitakan Harian Kompas, 25 September 2016, ditemukannya korban peristiwa G30S tidak lepas dari peran Sukitman, seorang anggota kepolisian.

Pada 1 Oktober 1965, ia sempat dibawa paksa ke Lubang Buaya oleh kelompok G30S, tetapi berhasil meloloskan diri.

Lokasi jenazah ditemukan oleh satuan Resimen Para Anggota Komando Angkatan Darat (RPKAD) di kawasan hutan karet Lubang Buaya. Jenazah ditemukan di sumur tua dengan kedalaman kurang lebih 12 meter.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved