Berita Malang Hari Ini

Pembangunan Tol Kepanjen Belum Jelas, PUPR Masih Fokus Sambungkan Ruas Jalan Tol Trans Jawa

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PUPR Ir Mohammad Zainal Fatah mengatakan pembangunan Tol Kepanjen masih belum jelas.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
Rektor UMM Dr Fauzan MPd (kiri) bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) PUPR Ir Mohammad Zainal Fatah di Dome UMM, Senin (20/6/2022) untuk memberikan kuliah umum. 

SURYAMALANG.COM|MALANG - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PUPR Ir Mohammad Zainal Fatah mengatakan pembangunan Tol Kepanjen masih belum jelas. Sebab, tol ke arah timur belum selesai.

"Tol Kepanjen kayaknya belum. Karena tol ke arah timur saja di Jawa Timur belum selesai. Rencana kan menyambungkan Probolinggo ke Banyuwangi," jelas Zainal pada wartawan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (20/6/2022). 

Kehadirannya untuk mengisi kuliah umum yang dilangsungkan di Dome UMM.

Saat ini pembangunan tol masih difokuskan pada pembangunan ruas Jalan Tol Trans Jawa, termasuk menyambungkan Probolinggo-Banyuwangi.

"Jadi masih fokus pada back bone. Sumatera juga begitu. Kalau proyek tol masih ke kota-kota utama dan kota-kota di bawahnya baru berikutnya," papar dia.

Dijelaskan, pada kabinet sekarang tidak ingin meninggalkan proyek mangkrak. Jika membangun, maka 2023 harus selesai atau paling lambat pada 2024. Dikatakan, proyek mangkrak hanya akan membebani negara.

"Intinya itu. Jadi memang ada beberapa ruang yang ditahan," kata dia. Sebagaimana diberitakan memang ada wacara meneruskan Tol Malang hingga ke Kepanjen, Kabupaten Malang. 

Sementara itu dalam kuliah umum di UMM, ia mengangkat tentang dunia internasional sedang menghadapi tantangan perubahan iklim, termasuk krisis air bersih dan krisis pangan.

Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah mulai melakukan mitigasi. Krisis air akan terjadi pada daerah yang relatif berkembang, termasuk di Jawa Timur.

"Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah membuat tambahan penggunaan air. Kalau tidak diikuti dengan penyediaan air yang  cukup, maka akan menjadi daerah yang merah," jelasnya pada wartawan usai acara.

Menurutnya, hujan banyak juga bisa jadi bencana jika air tidak digunakan. Maka perlu tampungan-tampungan agar ada manajemen yang baik.

"Mungkin nanti jika IKN dipakai dimanfaatkan, maka kebutuhan airnya tinggi. Solusinya adalah bendungan untuk memenuhi kebutuhan air," jelasnya.

Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan kebutuhan air tersebut, seperti perubahan sistem pertanian, tata kelola kota, dan juga gaya hidup.

“Meskipun kebutuhan air meningkat, ketersediaan air bersih semakin menipis," katanya.

Banyak sungai dan danau yang sudah tercemari. Secara keseluruhan Indonesia masih pada tahap aman yang dilambangkan dengan warna hijau.

Namun untuk beberapa daerah seperti pulau Jawa dan Sulawesi sudah menjadi daerah berwarna kuning.

Untuk menanggulangi krisis air yang akan terjadi, Zainal mengatakan bahwa PUPR telah membangun bendungan.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved