Berita Batu Hari Ini
Mengisi Libur Sekolah dengan Wisata Petik Stroberi di Kota Batu
wisata Petik stroberi di Lumbung Stroberi, Dusun Pandan, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji menjadi destinasi pilihan wisatawan yang datang ke Batu
Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|BATU - Liburan sekolah telah tiba. Saatnya berlibur ke tempat-tempat yang menyenangkan. Pilihannya bisa ke Kota Batu.
Sebagai tujuan wisata, banyak pilihan tempat wisata di Kota berhawa sejuk ini. Kota Batu Tidak hanya tentang wisata Petik apel, tapi juga ada Petik stroberi.
Lokasinya ada di wisata Petik stroberi di Lumbung Stroberi, Dusun Pandan, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji. Di sini, wisatawan bisa menikmati keindahan alam dengan latar belakang pegunungan dan tentunya memetik stroberi.
Kehadiran Lumbung Stroberi ini menjadi alternatif pilihan lain bagi wisatawan. Liburan ke Kota Batu tidak harus ke tempat wisata buatan, wisata alam pun punya keseruannya tersendiri.
Harga tiket masuk ke Lumbung Stroberi yakni Rp 25 ribu per orang. Jika sedang musim kemarau, pengunjung dapat bonus lima buah stroberi, namun di musim penghujan, pengunjung mendapat bonus tiga buah.
Koordinator Stroberi Fresh, bagian yang menampung stroberi hasil panen, Yudistira Dwi Kurniawan menjelaskan, saat kemarau, kondisi panen lebih baik daripada penghujan.
Hal itulah yang menyebabkan bonus di musim penghujan lebih sedikit daripada kemarau. Selain dapat kesempatan memetik stroberi, wisatawan juga bisa mendapatkan edukasi mengenai proses penanaman stroberi.
Sebaiknya, untuk mendapatkan kesempatan edukasi stroberi, pengunjung melakukan pemesanan terlebih dahulu atau reservasi. Dengan begitu, pengelola bisa menyiapkan media pembelajarannya. Termasuk lahan stroberi yang akan dijadikan tempat memetik buah.
"Pengunjung akan ditemani pendamping ke ladang stroberi. Di luar harga tiket masuk, buah yang dipetik dihargai Rp 6000 per ons," ujar Yudistira, Selasa (5/7/2022).
Lahan Lumbung Stroberi berada di atas lahan kas desa seluar 2.3 hektar. 1 hektar di antaranya merupakan ladang stroberi. Lumbung ini diresmikan pada 26 Desember 2018.
"Ini salah atu unit usaha Bumdes di bidang pariwisata. Sebelum ada lumbung, sudah ada petani stroberi di sini. Ini memang potensi yang ada di Dusun Pandan," ujarnya.
Pertanian stroberi sudah dilakukan warga setempat sejak era kolonial. Sebelum ada Lumbung Stroberi, petani stroberi di tempat ini memasarkan hasil panenannya secara mandiri.
Kini, petani bisa memasarkan langsung ke wisatawan hasil panenannya. Tempat ini pun menjadi alternatif jika wisatawan tidak ingin wisata petik apel di Kota Batu.
Berwisata ke Lumbung Stroberi pada Juli hingga Agustus bisa menjadi pilihan yang tepat, karena menjadi puncak panen rayanya.
Liburan bersama keluargapun semakin asyik karena ada fasilitas pendopo yang bisa menjadi tempat berkumpul keluarga. Pun taman yang bisa dijadikan tempat outbond.
"Ada lahan parkir mobil, sepeda motor, taman, toilet, gazibu dan tempat berkumpul keluarga. Semisal ada tamu outbond, bisa dilakukan. Belakangan memang banyak tamu keluarga yang datang," ujar Yudis.
Yudistira menyarankan wisatawan datang ke Lumbung Stroberi pada pagi hari. Pada pagi hari, pemandangan di tempat ini bagus sekali. Jika cuaca cerah, pemandangan Gunung Arjuna yang menjulang tinggi sangat elok dillilhat.
Sangat ideal untuk berfoto-foto ketikga kegiatan petik stroberi dengan latar belakang Gunung Arjuna. Selain Gunung Arjuna, pengunjung juga bisa memilih latar belakang Gunung Panderman.
Sudah menjadi Karakteristik Kota Batu yang dikelilingi pegunungan.
"Kalau datang sore hari, khawatirnya buahnya sudah banyak yang habis karena dipetik pada pagi hari," ungkap Yudistira.
Pada hari-hari biasa, pengunjung yang petik stroberi bisa mencapai 60 orang. Sedangkan pada akhir pekan, jumlahnya bisa mencapai 100 orang.
Dalam hari tertentu, misal libur besar, jumlahnya bisa menampung 200 pengunjung yang petik stroberi.
Di lokasi juga ada kafe yang menyediakan pilihan minuman olahan stroberi. Jika ingin makanan berat, di depan Lumbung Stroberi ada warung makan yang dikelola oleh warga sekitar.
Kepala Desa Pandanrejo, Abdul Manan mengatakan, aktivitas pariwisata di Lumbung Stroberi sempat mengalami paceklik karena pandemi.
Kini, kondisinya berangsur membaik. Ketika masih pandemi, sangat sulit mendatangkan wisatawan dan memasarkan produk.
"Bahkan untuk membayar listrik saja susah saat itu. Kami betul-betul terpuruk karena pademi," ujarnya.
Dengan kondisi yang kian membaik, Manan berharap keberadaan Lumbung Stroberi bisa memberikan dampak positif bagi wisatawan dan masyarakat, khususnya para petani itu sendiri.