Berita Surabaya Hari Ini

Polisi Tangkap Sindikat Joki SBMTN, Hasilkan Rp 6 Miliar Setahun, Begini Modusnya

Satreskrim Polrestabes Surabaya membongkar kejahatan sindikat joki Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) beromset miliaran rupiah

Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: rahadian bagus priambodo
surya.co.id/firman
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan menunjukkan barang bukti dan komplotan sindikat joki SBMPTN di Mapolrestabes Surabaya. 

SURYAMALANG.COM|SURABAYA - Satreskrim Polrestabes Surabaya membongkar kejahatan sindikat joki Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Delapan orang ditetapkan sebagai tersangka, satu di antaranya seorang wanita.

Tersangka masing-masing adalah MJ (40),asal Surabaya, RHB (23) asal Surabaya, MSN (34) asal Surabaya, ASP (38) asal Surabaya, MBBS, (29) asal Surabaya, IB (31) asal Surabaya, MSME (26) asal Sulawesi dan seorang perempuan berinisial RF (20) asal Kalimantan.

Mereka ditangkap polisi karena melanggar atau mentransfer informasi elektronik dan atau dokumen elektronik kepada system elektronik orang lain yang tidak berhak, dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) Sub. Pasal 48 ayat (2) UU No. 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo. 55 KUHP.

Penangkapan terhadap mereka berawal, Jum'at 20 Mei 2022 di universitas di Surabaya.

Awalnya, polisi mendapat laporan adanya peserta Ujian UTBK SBM PTN yang membawa peralatan perekam, mikrofon, dan HP yang diduga digunakan dalam praktek Joki.

Modusnya dengan menggantikan peserta yang telah memakai jasa mereka dengan joki pada saat ujian.

Joki tersebut akan mengerjakan ujian menggantikan peserta.

Gunakan peralatan canggih

Sindika ini memiliki tim khusus dan menggunakan peralatan khusus dalam operasi mereka.

Ada pembuat alat atau perangkai alat, team briefing, team operator dan team master yang bertugas sebagai pencari data soal.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan mengatakan, adapun tugas pembuat alat atau perangkai alat adalah merangkai kabel di baju yang digunakan peserta, merangkai camera di kancing lengan baju para peserta hingga perangkat komunikasi microfon yang di pasang di telinga peserta maupun modem yang dipasang di kaki para peserta.

Hal itu dilakukan dengan hati-hati dan rapi agar tak terpergok oleh pengawas ujian.

Adapula team briefing yang memberikan arahan kepada para peserta tentang penggunaan alat yang digunakan serta memasang perangkat di hotel yang disiapkan sebelum berangkat ke lokasi ujian.

"Sementara, tugas operator adalah menscreenshot soal yang diperlihatkan oleh camera yang dibawa oleh peserta, kemudian diserahkan ke Master untuk dikerjakan melalui aplikasi Whizaz, dan setelah di jawab di beritahukan jawabannya ke para peserta ujian dengan melalui microfon yang di pakai peserta," jelas Yusep, Jumat (15/7/2022).

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved