Berita Jember Hari Ini

Belajar dan Mengenal Tembakau di Museum Tembakau Jember

Museum Tembakau yang beradai di Jalan Kalimantan no 1 Sumbersari, Jember ini menjadi destinasi acara Festival Jember Kota Cerutu Indonesia (JKCI) ke-4

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: rahadian bagus priambodo
surya.co.id/sri wahyuni
Tembakau Na-Oogst, tembakau andalan Kabupaten Jember bahan utama cerutu dipajang di Museum Tembakau Jember 

SURYAMALANG.COM|JEMBER - Di Kabupaten Jember terdapat Museum Tembaku yang dibuka untuk wisatawan umum.

Museum Tembakau yang beradai di Jalan Kalimantan no 1 Sumbersari, Jember ini menjadi destinasi acara Festival Jember Kota Cerutu Indonesia (JKCI) ke-4.

Festival Jember Kota Cerutu Indonesia ke-4, digelar dua hari 23 Juli hingga 24 Juli 2022.

Museum Tembakau termasuk di antara tempat yang dikunjungi peserta Festival JKCI.

Di museum ini, pengunjung bisa mengetahui lebih jauh mengenai beragam jenis tembakau, mulai dari penanaman hingga proses pengolahan.

Pengunjung museum juga bisa melihat aneka jenis tembakau yang ada di Jember, juga diversifikasi produk berbahan daun tembakau.

Masuk ke Museum Tembakau, pengunjung  akan melihat daun tembakau kering yang digantung di pintu masuk, dengan tulisan Museum Tembakau di bagian atas.

Gerbang masuk ini terbuat dari bambu, mirip pintu masuk gudang atag, atau gudang pengeringan tembakau khas Jember.

Setelah pintu masuk, wisatawan langsung bisa melihat aneka jenis daun tembakau, baik lembaran maupun tembakau yang sudah dirajang.

Di bagian dalam museum, pengunjung bisa membaca sejarah tembakau di Indonesia, sejarah tembakau di Jember, juga aneka jenis tembakau.

Selain itu, juga terdapat peta tembakau di Indonesia, termasuk proses penanaman dan pengolahan tembakau di Jember, tanpa perlu ke ladang tembakau atau gudang pengolahan.

Di museum tersebut juga ada gudang tembakau ikonik Jember yakni gudang atag.

Gudang atag yang berdinding bambu dan beratap anyaman daun tebu bisa ditemukan di sejumlah kecamatan sentra tembakau di Jember.

Misalnya di Kecamatan Ajung, Jenggawah, Wuluhan, Ambulu, juga Tempurejo, dan Mumbulsari.

Gudang ini menjadi tempat pengeringan daun tembakau usai dipanen dan dipilah.

Setelah dikeringkan, barulah daun tembakau dikirimkan ke pembeli.

Peserta Festival JKCI yang berasal dari Prancis dan Spanyol, tampak  terpesona melihat miniatur gudang atag yang terpajang di Museum Tembakau.

Di samping miniatur gudang atag itu, terpajang Tembakau Na-Oogst. Daun Tembakau Na-Oogst kering digantung, seperti pemasangan di dalam gudang atag.

"Tembakau Na-Oogst ini merupakan bahan utama cerutu. Dialah nasi di cerutu," terang Sunito, pegawai Lembaga Tembakau Jember yang bertugas sebagai pemandu museum, Sabtu (23/7/2022).

Di akhir kunjungan museum, wisatawan diajak berkenalan dengan produk turunan hasil daun tembakau.

"Karena memang tembakau bukan hanya bahan utama cerutu atau kretek saja, namun juga ada diversifikasinya. Ada briket, minyak atsiri yang bisa dipakai untuk parfum, juga sabun," ujar Kepala UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang (PSMB) dan Lembaga Tembakau Jember Abdiel Popang kepada Surya.

Produk olahan tembakau antara lain biochar yakni asam cair berbahan tembakau.

Asam cair tembakau ini bisa digunakan sebagai pembenah tanah, memperbaiki kesuburan tanah, juga meningkatkan kandungan N di dalam tanah, serta meningkatkan daya ikat air.

Daun tembakau juga bisa dibuat sebagai briket. Briket ini merupakan hasil samping dari pembuatan asap cair berbahan tembakau.

Fungsi briket tentu untuk bahan bakar yang ramah lingkungan.

Juga ada produk berupa pestisida nabati ekstrak tembakau, bahkan juga ada contoh balsem tembakau.

Tidak ketinggalan pula, tembakau menginspirasi perajin batik di Jember untuk dijadikan motif.

Sebab, sudah menjadi rahasia umum motif batik terkenal dari Jember adalah tembakau.

"Jadi siapapun bisa belajar dan mengenal tentang tembakau di Museum Tembakau ini," tegas Popang.

Museum Tembakau berada satu kompleks dengan UPT PSMB dan Lembaga Tembakau Jember, karena memang museum ini dikelola oleh UPT tersebut.

Dia berada di sisi belakang bangunan area pelayanan.

Masyarakat bisa berkunjung ke museum tersebut, meskipun saat ini masih dibuka untuk hari kerja saja yakni Senin - Jumat.

"Karena hari ini ada tamu Festival JKCI, sehingga kami layani. Kami ingin memeriahkan festival ini juga," imbuh Popang.

Popang menambahkan, selama ini hampir setiap hari selalu ada kunjungan (kecuali saat museum ditutup ketika pandemi).

Pengunjung  Museum didominasi mahasiswa dan pelajar.

Tamu dari Spanyol yang menjadi peserta Festival JKCI ke-4, Norberto Rodriguez mengaku senang bisa berkunjung ke Museum Tembakau Jember.

Bahkan dia menyarankan bagi para pecinta cerutu dan tembakau untuk mendatangi tempat tersebut.

"Saya baru tahu ada tempat ini, dan ini menarik. Suatu tempat yang memaparkan perihal cerutu. Bagi anda 'cigar lover' sebaiknya mengunjungi tempat ini," ujar Norberto.

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved