Berita Tulungagung Hari Ini
Ikan Koki Ini Seharga Rp 50.000 di Tulungagung, Tapi Capai Rp 500.000 di Luar Negeri
Ikan hias asal Tulungagung, khususnya ikan koki telah menembus pasar ekspor. Namun nama ikan ini diklaim oleh daerah lain.
Penulis: David Yohanes | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Ikan hias asal Tulungagung, khususnya ikan koki telah menembus pasar ekspor.
Namun nama ikan ini diklaim oleh daerah lain, karena proses ekspor yang harus lewat raiser luar kota.
Dinas Perikanan berharap pada keberadaan Bandara Kediri, bisa mendorong munculnya raiser di Tulungagung.
"Kami coba kerja sama dengan Bea Cukai dan Balai Karantina Surabaya untuk membuat raiser baru," terang Lugu Tri Handoko, Kepala Dinas Perikanan Tulungagung kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (10/8/2022).
Selama ini para eksportir ikan hias Tulungagung menggunakan jasa raiser dari Bogor.
Sehingga nama Tulungagung tidak pernah muncul, meski kualitasnya diakui pasar ekspor.
Dengan adanya raiser sendiri, nama Tulungagung yang akan dikenal.
"Jadi selama ini yang dikenal adalah ikan dari Bogor. Padahal budidayanya dari Tulungagung," ungkap Lugu.
Pembentukan raiser bari ini tidak harus dilakukan oleh Dinas Perikanan.
Raiser bisa didirikan oleh pihak swasta, dari pembudidaya hingga supplier ikan hias.
Lugu yakin raiser sendiri akan mengangkat nama ikan hias Tulungagung dan mendongkrak penjualannya.
"Kami akan melakukan studi banding, aturan apa saja yang harus dipenuhi. Fasilitas standar apa saja yang harus disiapkan," ucapnya.
Kendala utama pembentukan raiser ini adalah masalah lahan yang disiapkan.
Jika memang tidak ada pihak swasta yang mampu, pengadaan nantinya bisa dilakukan Dinas Perikanan.
Menurut Lugu, ada sejumlah pelaku bisnis ikan hias di Tulungagung yang biasa melakukan ekspor.
"Jumlahnya tidak banyak, sekitar 2-3 orang saja. Sedangkan potensi ekspor kami sangat besar," ujarnya.
Ikan yang masuk kualitas ekspor mempunyai nilai tambah yang sangat tinggi.
Lugu mencontohkan, seekor koki dibeli dengan harga Rp 50.000 di tingkat pembudidaya.
Padahal nilainya di luar negeri bisa mencapai Rp 500.000 per ekor.
"Jika kami punya raiser sendiri akan menaikkan nama Tulungagung di kancah dunia," terang Lugu.