Berita Malang Hari Ini

Dua Pelajar SMKN 3 Berbagi Pengalaman Bagaimana Menembus Front Row Paris

SMKN 3 Kota Malang berbagi pengalaman pada media dan SMK di Kota Malang yang memiliki program keahlian Tata Busana

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang/sylvi
Dua pelajar SMKN 3 Kota Malang berbagi pengalaman pada media dan SMK di Kota Malang yang memiliki program keahlian Tata Busana, Senin (12/9/2022). Hal ini karena dua siswanya baru saja pulang dari Prancis karena mengikuti event Front Row Paris baru-baru ini. Mereka adalah Wang Sinley Viriya Jecynta, kelas 12 Desain Fashion dan Nadiah Atha Syakirah Ibrahim, kelas 11 Desain Fashion. 

SURYAMALANG.COM|MALANG-SMKN 3 Kota Malang berbagi pengalaman pada media dan SMK di Kota Malang yang memiliki program keahlian Tata Busana, Senin (12/9/2022).

Hal ini karena dua siswanya baru saja pulang dari Prancis karena mengikuti event Front Row Paris baru-baru ini.

Mereka adalah Wang Sinley Viriya Jecynta, kelas 12 Desain Fashion dan Nadiah Atha Syakirah Ibrahim, kelas 11 Desain Fashion.

"Kami berdua membuat lima busana untuk musim dingin," jelas Jecy dan Nadiah pada Suryamalang.com.

Tema yang diangkat soal terasiring dan kampung warna warni. Saat mereka kesana adalah musim panas. Maka yang disajikan ada model busana untuk musim  dingin mendatang.

"Alhamdullilah kami bisa mengharumkan vokasi Kota Malang. Kami mengundang SMK lain agar juga bisa menembus internasional," kata Lilik Sulistyowati, Kepala SMKN 3 Kota Malang.

Kegiatan mereka dibiayai oleh Balai Besar Pengembangajln Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis dan Pariwisata Kemendikbudristek.

Agus Sunandar, desainer perwakilan dari dunia industri merasa bangga dengan kedua desainer muda ini.

Dikatakan, Asosiasi Fashion Desainer Indonesia memiliki program kerjasama dengan Asosiasi Fashion Desainer di Paris.

Di mana disana ada acara rutin Front Row Paris. "Perasaan saya sampai saat ini masih tidak percaya ikut event disana," ujar Jecy. Begitu juga dengan Nadiah.

"Ndredeg banget sampai sekarang kalau ingat. Taoi juga senang karena bisa jalan-jalan kesana," kata Nadiah.

Perjalanan ke Prancis cukup lama sehingga memang melelahkan.

Tapi terbayar dengan kesuksesan yang ada. Diceritakan mereka, busana musim dinginnya banyak diminati.

Tapi karena masih dibuat show, maka tidak dijual. Bahkan modelnya ingin membelinya sebab sudah sesuai buat badannya.

Dikatakan, respons penonton saat show juga bagus. Apalagi yang muncul adalah bocil-bocil desainer. 

"Mungkin kalau desainer terkenal sudah biasa. Saat show, yang muncul bocil-bocil," komentar  Agus Sunandar.

Dari event itu mereka jadi bisa mengetahui karya desainer lain yang bisa makin menambah literasi mereka.

Agus juga berpesan meski sudah pernah show ke Prancis, tapi kegiatan-kegiatan di lokal atau nasional harus tetap diikuti. Ini untuk makin menambah jam terbang kemampuan mereka.

Sedang kasek berusaha akan mencarikan mereka beasiswa agar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi sebagai dedikasi sekolah pada mereka.

"Kalau bisa ya kuliah di jurusan yang sama," kata Lilik.

Keduanya juga sepakat ingin meneruskan kuliah setelah lulus SMK. Dari kegiatan sharing itu bisa diperoleh pelajaran bahwa perlu persiapan fisik dan mental.

Kedua siswa itu juga dilihat kasek sangat sigap saat show untuk mempersiapkan model tampil. Padahal sepatunya saja sudah ribet.

"Luar biasa. Saya saja kapok di belakang panggung yang luar biasa," kata kasek yang kebagian tugas melakukan pemotretan dan syuting video.

Saat di sana mereka juga diwawancarai wartawan seperti apakah busana mereka diproduksi massal.

"Saya jawab belum. Ini masih baju prototipe," kata Nadiah.

Memang di event itu juga mempertemukan desainer dengan buyer.

Dalam pandangan Agus Sunandar, sebenarnya karya-karya desainer dari SMK bagus. Namun juga perlu serta pendanaan.

Ia mencontohkan, SMK yang kerap mendapatkan CSR dari perusahan rokok sehingga bisa mendatangkan desainer-desainer untuk sharing ilmu.

"Ini yang tidak selalu bisa dilakukan SMK lainnya. Tapi kreatifitas harus tetap berjalan. Jika lewat jalur normatif seperti LKS SMK. Tapi banyak peluang yang bisa digarap," kata dosej UM ini.

Dikatakan, sekarang yang beruntung mungkin dua siswa ini, tapi anak lain bisa juga mendapatkan kesempatan yang sama.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved