TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Bahaya Gas Air Mata di Tragedi Arema VS Persebaya Langgar Aturan FIFA: Bisa Sebabkan Sulit Bernapas
Penggunaan gas air mata saat tragedi Arema Vs Persebaya ternyata langgar aturan FIFA. Bahaya gas air mata bisa buat sesak napas, mual hingga muntah.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Kerusuhan di tragedi Arema Vs Persebaya Sabtu (1/10/2022) malam diselimuti dengan penggunaan gas air mata untuk mengendalikan suporter yang anarkis.
Namun, ternyata penggunaan gas air mata dalam sebuah laga pertandingan sepak bola tidak sesuai aturan Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA.
Penggunaan gas air mata oleh aparat yang bertujuan untuk menertipkan masa di laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya semalam sudah jelas langgar aturan FIFA.
Bukan tanpa alasan FIFA melarang, pasalnya bahaya gas air mata ternyata tidak main-main yang bisa sebabkan sulit bernapas, batuk, mual, muntah hingga iritasi.
Seperti yang diketahui, laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di ajang Liga 1 2022-2023 memakan korban jiwa. Suporter turun ke lapangan setelah laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022), berakhir.
Baca juga: Keunggulan Mobil Barracuda Dinaiki Tim Persebaya dari Malang ke Surabaya: Bisa Tahan Pecahan Granat
Baca juga: Perintah Jokowi Setelah Tragedi Arema Vs Persebaya, Liga 1 2022 Dihentikan Sampai Diusut Tuntas
Kemudian, tembakan gas air mata dilontarkan guna mengurai massa yang turun ke lapangan. Akan tetapi, lontaran gas air mata tersebut harus dibayar mahal.
Suporter mengalami sesak napas dan tak sedikit dari mereka jatuh pingsan. Lebih buruk lagi, gas air mata tersebut memakan korban yang hingga artikel ini ditayangkan masih terus dikonfirmasi jumlahnya.
Dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Saferty dan Security Regulations), penggunaan gas air mata nyatanya tidak diperbolehkan.
Lebih tepatnya tertulis di pasal 19 b soal pengaman di pinggir lapangan. "No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," tulis aturan FIFA.
Jika mengacu pasal 19 b tersebut, pihak keamanan laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan melanggar aturan FIFA.
Mengutip Kompas.com "Penggunaan Gas Air Mata di Kanjuruhan, Melanggar Aturan FIFA"
Bahaya Gas Air Mata

Baca juga: Detik-detik Kerusuhan Arema: Pemain Persebaya Lari, Tembakan Gas Air Mata, Aremania Pingsan
Baca juga: UPDATE Tragedi Arema Vs Persebaya, Keluarga Berdatangan ke RS Wava Husada, Kepanjen
Penggunaan gas air mata saat menangani kerusuhan Arema vs Persebaya Surabaya di ajang Liga 1 2022-2023 di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) dipertanyakan banyak orang.
Lantas, apa itu Gas Air Mata? dan Bahaya Air Mata?
Wartawan SURYA MALANG telah mewawanarai Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dede Nasrullah SKep Ns MKep.
Ia mengungkapkan gas air mata mengandung 3 kumpulan bahan kimia salah satunya yang sering digunakan adalah chloroacetophenone yang disingkat dengan CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau yang disingkat CS.
Paparan bahan kimia tersebut secara langsung dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit.
"Senyawa CS ini biasanya diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa.
Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang dapat menyebabkan rasa nyeri, ketika gas air mata terpapar di kulit terutama pada bagian wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih dan pedih," urainya.
Selain itu mengalami beberapa nyeri gas air mata dapat juga menimbulkan rasa gatal pada kulit, panas, dan penglihatan kabur.
Gejala lainnya yaitu terkait dengan pernapasan dapat dialami, seperti sulit bernapas, batuk, mual dan muntah.
"Yang bisa kita lakukan pertama ketika terkena gas air mata siram dengan air bersih yang mengalir karena air ini dapat menurunkan konsentrasi senyawa CS dalam formulasi," lanjutnya.
Kedua, tutup dengan rapat hidung, mata dan mulut bisa dengan menggunakan masker untuk meminimalisir terhirupnya gas tersebut.
Ketiga segera ganti pakaian yang sudah terkontaminasi dan jangan sampai terkena/menyentuh anggota tubuh.
"Keempat segera menjauh dari area yang terdampak gas air mata. Dan terakhir carilah pertolongan medis, jika masih ada efek akibat gas air mata 20 menit setelahnya atau jika mengalami sesak segera minta pertolongan medis," pungkasnya.
Terkait penggunaan gas air mata dalam pertandingan sepak bola, Dede menilai pengamanan dengan menggunakan gas air mata tersebut merupakan pelanggaran kode etik keamanan FIFA
Apalagi dampak dari akibat gas air mata tersebut dengan kondisi stadion yang sangat penuh sesak dan tidak kondusif seharusnya pihak berwajib dapat melakukan tindakan pengamanan yang lainnya.
"Semoga dengan kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semuanya sehingga sepakbola di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan tidak ada kejadian kejadian yang serupa karena pada hakikatnya nyawa harus lebih dipentingkan dari segala-galanya," tegasnya (SURYAMALANG.COM/Sulvi Sofiana)
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com