TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Biodata Valentino Jebret Komentator Liga 1 yang Mundur Setelah Tragedi Arema, Semangat Sudah Hilang
Sosok dan biodata Valentino Jebret atau Valentino Simanjutak komentator Liga 1 yang mundur setelah tragedi Arema, kata-katanya fenomenal
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Eko Darmoko
Meriahnya laga itu tak luput dari peran Valentino Simanjuntak sebagai komentator.
Dari awal hingga akhir pertandingan berlangsung, Valentino kerap berseru jebret.
Aksi jebret Valentino pun mengundang reaksi positif dan negatif.
Meski demikian, kata jebret pun jadi populer di Twitter dan Instagram.
Mengutip Wikipedia, Valentino Simanjuntak menceritakan asal pengunaan kata jebret tersebut.
Awalnya, Valentino Simanjuntak kerap membawakan acara play by play yang lebih mengarah ke Inggris.
Biasanya, Valentino Simanjuntak menyampaikan data-data sambil menyebutkan nama pemain bola tapi, saat menjadi komentator AFF, ada permintaan khusus.
Valentino Simanjuntak diminta membawakan gaya Amerika Latin dan Italia.
Dari permintaan itulah, Valentino pun mencoba gaya komentator ala Radio Republik Indonesia dan gaya di kampung-kampung.
Valentino mencari kata yang lebih sesuai dan lebih untuk menggambarkan serunya detik-detik tendangan gol.
Valentino Simanjuntak lalu menjajal kata jebret pada waktu timnas U-19 Indonesia melawan Malaysia.

Inspirasi kata jebret itu berdasarkan pengalaman Valentino waktu kecil main bola di kampungnya.
Kata jebret kerap terucap waktu bermain bola pada masa kanak-kanaknya di tempat masa kecilnya, Srengseng Sawah.
Sementara kata oow-oow-oow digunakan Valentino Simanjuntak pada pertandingan pertama sampai pertandingan ketiga AFF.
Ketika mengucapkan oow-oow-oow, Valentino Simanjuntak merasa kurang cocok karena terlalu panjang dan kurang sesuai.