TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Tendangan Kungfu Hingga Gas Air Mata dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan, Ini Penjelasan Komnas HAM
Tendangan Kungfu Hingga Gas Air Mata dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan, Ini Penjelasan Komnas HAM
Penulis: Dya Ayu | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM - Komnas HAM menemukan indikasi adanya pelanggaran HAM yang dialami Aremania dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022), yang menewaskan ratusan Aremania.
Ditambah lagi adanya video yang beredar di media sosial ketika oknum TNI menendang Aremania hingga tersungkur.
Terkait hal itu, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menuturkan indikasi pelanggaran HAM memang terlihat dalam insiden itu.
"Kami akan telusuri objektivitasnya seperti apa."
"Kalau di video yang tersebar di berbagai kalangan memang juga ada tindak kekerasan."
"Untuk itu kami berharap beberapa hari ke depan seluruh pihak bisa tranparan ke kami termasuk polisi dan TNI," kata Choirul Anam di Malang, Senin (3/10/2022).
"Kekerasan memang terjadi melakui video yang tersebar, ada yang ditendang ada yang kena kungfu. Tentu semua juga melihat," tambahnya.
Baca juga: Andie Peci Pentolan Bonek Ingin ke Malang untuk Ucapkan Duka, Minta Izin ke Aremania Sebelum Datang
Baca juga: Polisi Naikkan Status Penyidikan Kasus Tragedi Arema vs Persebaya, 28 Anggota Polri akan Diperiksa
Selain itu soal gas air mata yang ditembakkan petugas kepolisian ke arah tribun, pihak Komnas HAM mengaku masih akan melakukan penelusuran lebih dalam.
Namun Choirul Anam tak menampik jika adanya gas air mata membuat situasi semakin genting.
"Soal penggunaan gas air mata kami sedang telusuri."
"Kami lihat anatomi stadion pasca pertandingan seperti apa."
"Agar melihat secara objektif."
"Seandainya tidak ada gas air mata maka tidak ada hiruk pikuk."
"Kami juga sedang telusuri karakter lukanya."
"Agar bisa melihat peristiwa kemarin seperti apa," ujarnya.
Selain itu Komnas HAM juga tengah mendalami dugaan penggunaan gas air mata yang telah kedaluwarsa.
Bahkan itu menjadi kunci pernyataan pihaknya ke petugas medis.
"Gas pasti punya kedaluwarsa itu akan menjadi kunci kami tanya ke medis."
"Apakah ini karena sesak nafas, kadar oksigen dan lainnya seperti apa."
"Makanya saat kami ingin mendapatkan info itu kami ingin mendapatkan anatomi dari Stadion Kanjuruhan ketika terjadinya peristiwa itu."
"Bagaimana exit starteginya, Konsentrasi massa di mana."
"Termasuk korban ini paling banyak jatuhnya di mana itu sedang kami dalami," jelasnya.

Diduga Jual Tiket Melebihi Kapasitas Stadion
Dugaan menjual tiket pertandingan melebihi kapasitas stadion saat Derby Jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, dibantah Manajemen Arema FC.
Media Officer Arema FC, Sudarmaji, memastikan pihaknya tidak menjual tiket melebihi kapasitas Stadion Kanjuruhan.
"Tiket itu tidak melebihi batas kuota."
"Bisa disaksikan saat pertandingan tidak ada satu pun luberan penonton di area shuttle ban."
"Silakan dalam video pertandingan yang disiarkan langsung," kata Sudarmaji, Senin (3/10/2022).
"Kami bicara fakta dan memang tidak ada yang meluber ke shuttle ban," tambahnya.
Perlu diketahui, dalam laga lawan Persebaya Surabaya, Panpel Arema FC menjual tiket sebanyak 42 ribu lembar.
Sementara itu soal penuturan korban yang mengaku sejumlah pintu keluar stadion tertutup saat kerusuhan, hingga membuat suporter kesulitan menyelamatkan diri dari gas air mata, Sudarmaji mengatakan hal itu masuk dalam investigasi pihak berwenang.
"Tunggu saja investigasinya, apa benar ditutup atau tidak."
"Saat ini manajemen Arema fokus untuk tanggap darurat sesuai arahan pak Menko PMK," jelasnya.
Update Google News SURYAMALANG.COM